7.🐻

17.5K 1.1K 17
                                    

.
.

Iruka mengabaikan Stevan yang tengah memandangnya dengan memelas. Ia lebih memilih pergi ke dapur untuk memasak sarapan. Para pelayan sudah mengerjakan tugasnya masing-masing. Mereka juga sudah berkenalan dengan Skyler.

" Jangan lupa bangunkan Sehan dan Sky. " Ucap Iruka sebelum berlalu dari ruang tamu.

Stevan hanya mengangguk.

Pri itu tidak tega sebenarnya, terlihat sekali keduanya tertidur dengan pulas dan nyaman. Tapi, jika tidak di bangunkan mereka akan melewati sarapan.

Pertama-tama Stevan akan membangunkan Sehan terlebih dahulu, ia mengelus rambut Sehan dengan kaku.

" Bang, bangun bang. " Ucap Stevan tepat di telingan anaknnya.

Stevan yang mlihat anaknya tidak terganggu sama sekali membuatnya kesal.

Dengan tidak sabaran Stevan mengguncang bahu Sehan. " Bangun, Sehan cepet bangun sebelum singa mengamuk. "

Sebenarnya Sehan sudah terbangun ketika mamanya menyuruh sang papa untuk membangunkan dirinya dan Sky. Ia hanya ingin melihat seberapa sabar papanya itu.

Dan ternyata kesabaran papanya sangat tipis.

Sehan membuka kedua matanya, ia menatap sinis ke arah papanya, " Aku bilangin mama kalau papa bilang mama mirip singa. "

Kedua mata Stevan membulat sempurna, akan sangat bahaya jika istrinya tau dan berakhir ngambek.

" Jangan, kamu mau apa? Cepet papa itung sampe lima."

" Satu."



" Lima. " Lanjut Stevan dengan santai seolah ia tidak melakukan kesalahan.

"  Mana bisa begitu, Sehan belum sempet ngomong udah sampe lima aja. " Kesal Sehan. Melihat anaknya cemberut Stevan kembali di buat panik, jangan sampai anaknya itu mengadu yang aneh-aneh pada istrinya.

" Bercanda bang, baperan amat si. " Sehan memandang papanya dengan horor, ayolah! Papanya itu sangat dingin, kaku, dan tidak suka bercanda. Memang setelah Sky datang papanya itu berubah sangat banyak namun, hal itu membuat Sehan merasa takut.

Stevan mengabaikan ekspresi konyol anaknnya, " Bangunin bolu bang, papa mau mandi dulu. Kamu juga mandi sana, bau asem gitu. " Melihat tatapan tajam yang di layangkan oleh anaknnya dengan cepat Stevan berlari ke lantai atas.

Ia juga heran dengan dirinya sendiri, tidak bisanya ia begini. Tapi Stevan sangat  menyukainya, ia jadi bisa lebih dekat dengan anak-anaknya.

...

Sarapan kali ini lebih cerah dari biasanya, dengan ocehan si kecil membuat suasana mansion lebih hidup dan hangat.

" Cekai angun kalena pingin mimi, lalu cekai iat mbang cen macuk. Jadi na cekai inta endong cama Mbang, tlus cekai cama mbang uat mimi beldua. " Jelas si bungsu. Mereka semua hanya menganggukan kepalanya.

" Lain kali jika adek haus, bangunkan mama atau papa, oke? " Balas Iruka sambil mengelap pipi gembil Sky yang terkena noda makanan.

Si kecil mengangguk patuh.

" Ocee mama~ "

Sagan berdehem pelan, ia menatap ke arah adik bungsunya yang duduk di pangkuan Stevan.

" Kecil, mau bermain? " Tanya Sagan dengan gugup, ia sebelumnya tidak pernah dekat dengan anak kecil selain adiknya omong-omong.

Sehan menahan tawanya, apa abangnya itu harus mengikuti kelas anak-anak agar bisa berkomunikasi dengan benar pada anak kecil.

Dunia Skyler! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang