18.🐿

12.9K 1.2K 34
                                    

.
.

" Sayang, mama tadi bicara padaku tentang Sky. Mama bilang kita harus membawa Sky ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, apa kamu setuju? " Tanya Stevan pada istrinya yang tengah berbaring miring dengan tangan yang memegang botol susu milik si kecil.

Sky memandang Iruka dengan sayu, si kecil belum mau memejamkan matanya.

Iruka menoleh ke arah suaminya yang duduk bersandar di tepi ranjang dengan kacamata yang tersemat di hidung mancungnya.

" Aku setuju, lagi pula kita memang belum mengecek kesehatan baby, Mas. Apalagi baby baru aja terserang demam. " Balas Iruka dan Stevan hanya mengangguk setuju.

Setelah mereka membawa Sky pulang untuk pertama kalinya, mereka belum sempat untuk memeriksa kondisi kesehatan si kecil. Mungkin besok setelah Stevan pulang dari kantor mereka akan mampir dulu ke rumah sakit.

Tangan Iruka mengambil botol yang isinya sudah kosong dan menaruhnya di meja samping ranjang.

Mata sayu itu seketika kembali segar, si kecil mengedip-ngedipkan matanya. Tubuh kecilnya berguling ke samping, hal itu membuat Iruka terkekeh gemas.

Sky merangkak ke arah Stevan yang tengah mengetik sesuatu di laptopnya.

Pekerjaan Stevan sedikit ada kendal. Jadi, ia sedang memperbaiki hal itu sambil menemani anak bungsunya tidur.

Namun, saat Stevan sedang fokus dengan laptopnya Stevan merasa ada seseorang yang menepuk lengannya, di susul suara lembut yang tentu Stevan tau siapa pemilik suara tersebut.

" Paa~."

Stevan menoleh dan ia bisa melihat anak bungsunya itu menatap ke arah laptop dengan penasaran.

" Sebentar ya, sayang. " Stevan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi selesai.

Dirinya harus melakukan itu agar bisa menemani anaknya yang tidak ingin tidur.

Iruka mendekatkan tubuhnya pada si kecil, tangannya mengelus belakang kepala anaknya dengan lembut.

Sky yang tengah duduk menghadap Stevan langsung membalikan tubuhnya dan ia bisa melihat mamanya yang saat ini tengah tersenyum manis ke arahnya.

" Baby tidak mengantuk? " Tanya Iruka saat melihat anaknya itu tidak sesayu tadi ketika Sky sedang meminun susunya.

Si kecil menggeleng.

" Nda, Cekai mau cama Papa, Ma. " Balas Sky dengan nada yang lesu, dirinya merasa rindu dengan Papanya itu karena seharian ini bermain dengan para abang dan kakak nya.

Suara tawa seseorang mengalihkan pandangan si kecil, manik polosnya menatap Papanya yang sedang menutup laptop.

" Bolunya Papa rindu, hm? " Senyuman lebar si kecil terbit ketika mendengar pertanyaan Stevan. Dengan heboh Sky bertepuk tangan sambil menggerakan kakinya secara acak.

Setelah Stevan meletakkan laptopnya di meja samping ranjang, tangannya mencopot kacamata yang ia pakai dan menaruhnya di atas laptop. Stevan membenarkan letak tubuhnya, ia berbaring dengan tubuh yang menyamping.

" Sini, peluk Papa. " Stevan merentangkan tangannya.

Secepat kilat Sky merangkak dan langsung menerjang Papanya itu dengan tangan kecilnya yang memeluk erat pinggang sang Papa.

Stevan mengelus rambut anaknya itu dengan di bumbui kecupan kecil di kening Sky beberapa kali.

" Mama tidak di ajak? " Iruka mengerucutkan bibirnya, dirinya merasa di lupakan.

Dunia Skyler! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang