Kenyataan Yang Pahit

30 13 6
                                    

Mulai
Senin, 27 Mei 2024
Jam : 13.45

Halal, lelaki itu kini tengah duduk dibangku taman rumah sakit yang dirinya datangi, dirinya masih terkejut dengan kenyataan pahit yang dirinya terima mengenai kondisinya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halal, lelaki itu kini tengah duduk dibangku taman rumah sakit yang dirinya datangi, dirinya masih terkejut dengan kenyataan pahit yang dirinya terima mengenai kondisinya saat ini.

" Jadi ini alasan Mama, Papa yang selalu manjain gue, karena gue penyakitan," lirihnya.

" Tapi kenapa gue gak tahu, kalau dulu gue pernah operasi jantung," batinnya bertanya-tanya, bukankah dirinya juga pasti sudah mengetahui hal ini, tapi kenapa dirinya tidak tahu sama sekali, jika dirinya pernah melakukan operasi jantung.

" Argght," erang Halal prustasi, karena dirinya tidak mendapatkan jawaban apapun dengan apa yang dirinya pikirkan saat ini.

Drtt

Drtt

Getaran ponsel menyadarkan Halal dari lamunannya, setelahnya anak itu merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya yang sejak tadi bergetar, tanda ada panggilan telpon masuk untuknya.

Getaran ponsel menyadarkan Halal dari lamunannya, setelahnya anak itu merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya yang sejak tadi bergetar, tanda ada panggilan telpon masuk untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Watermark nya abaikan ya teman-teman 🤭

Halal langsung mengernyitkan alisnya bingung, karena yang menelponnya adalah Arjun. Padahal tadinya Halal mengira yang menelponnya adalah sang Mama atau tidak ya Papanya, tapi ternyata bukan, karena tidak ingin membuat Arjun kesal, Halal menggeser ikon hijau dan menerima panggilan dari Arjun.

" Hallo Jun," ujar Halal.

" Lo dimana nyet," Halal langsung menjauhkan ponselnya dari telinganya, karena suara Arjun sangatlah memekakan telinganya, bisa-bisa dirinya harus memeriksakan kesehatan telinganya, apalagi dirinya masih di area rumah sakit.

" Gak usah teriak ya nyet," balas Halal dengan teriakannya juga.

" Lo ada apa sih nelpon gue, gabut Lo," sambung Halal sebelum Arjun mengomelinya.

" Lo dimana, Mama Meri nanyain Lo tadi sama gue," ujar Arjun yang membuat Halal menepuk jidatnya sendiri, karena dirinya baru ingat bahwa sang Mama pasti akan menelepon Arjun, jika dirinya pergi keluar rumah dan memastikan dirinya benar-benar bersama dengan Arjun.

" Terus Lo jawabnya gimana," balas Halal tanpa menghiraukan pertanyaannya Arjun yang membuat lelaki kecil yang disebrang sana ingin sekali menjambak rambutnya sampai botak.

" Sehubung gue baik, gue bilang Lo emang lagi bareng gue, cuma lagi ada dikamar mandi, pas tadi Mama Lo ngomong pengen denger suara Lo," jelas Arjun yang membuat Halal menghelakan napasnya lega.

" Ternyata Lo bisa gue andelin juga, dimasa genting kaya gini," cibir Halal yang lagi-lagi membuat Arjun ingin menjambak rambutnya, sekaligus mengumpatinya dengan kata-kata kebun binatangnya itu.

" Berisik nyet, jadi sekarang Lo ada dimana," tanya Arjun sekali lagi yang membuat Halal termenung, karena bingung harus menjawab seperti apa, karena tidak mungkin dirinya mengatakan kepada Arjun, bahwa dirinya kini ada dirumah sakit, apa gak akan gila Arjun, karena mengkhawatirkan keadaannya.

" Oy ditanya malah gak dijawab," kesal Arjun dari sebrang telponnya itu.

" Gue lagi ngangin dijalan," bohong Halal dan berusaha tenang semaksimal mungkin, agar Arjun tidak mencurigainya sama sekali.

" Cari angin dari jam 7 sampe jam 10, waras Lo," cerocos Arjun.

" Selalu waras gue mah," balas Halal.

" Udah ah gue mau balik rumah dulu," sambung Halal dan langsung memutuskan panggilannya sepihak yang membuat Arjun mencak-mencak disebrang sana.

" Sialan, awas aja besok gue tonjok Lo ya Lal," gerutu Arjun kesal yang membuat sang sepupu menatapnya dengan aneh.

" Lo kenapa marah-marah bang, pms Lo," sahutnya yang membuat Arjun menatapnya dengan tajam, apalagi saat sepupunya itu mengatakan bahwa dirinya pms, yang bener aja diakan cowo bukan cewe yang bisa pms.

" Bukan mau berak gue," balas Arjun asal, sangking kesalnya dia dengan pertanyaan sepupunya itu ditambah panggilannya yang ditutup sepihak oleh Halal. Tapi Arjun jadi penasaran dengan Halal, karena tumben sekali anak itu keluar rumah hanya untuk mencari angin, ini sangat tidak biasa untuk Halal yang notabenenya orang yang suka malas keluar malam-malam dari rumahnya.

" Gue harap, Lo gak lagi nyenbunyiin sesuatu dari gue Lal," batin Arjun. Sedangkan Halal, kini anak itu sudah sampai dikediaman Wijaya tepat jam 11.43 dan keadaan rumah sudah mulai sepi, karena pekerja sudah pasti sudah pulang sejak sore tadi dan kedua Abangnya pasti ada dikamar tengah mengerjakan pr atau gak nonton tv.

Halal memasuki parkiran rumah untuk memarkirkan motornya, setelahnya dia turus dari atas motornya dan melepas helm full face nya dan menyimpannya ditempat penyimpanan helm. Setelah itu Halal melangkahkan kakinya menuju pintu utama dan langsung masuk begitu saja, karena tadi dirinya membawa kunci kadangan, sehingga dirinya tidak perlu khawatir akan berada diluar rumah karena pintu yang dikunci oleh penghuni rumah.

Secara perlahan Halal membuka pintu utama, karena dirinya tidak ingin suara pintu yang didorong terdengar oleh orang rumah, terutama Marvel dan Hendra, kedua orang itu sangat tidak suka mendengar hal yang berisik.

Deg

Langkah kaki Halal sempat terhenti saat dirinya merasakan rasa sakit di jantungnya dan Halal ingat dokter Yoan memberikannya resep obat untuk meredakan rasa sakit didadanya itu, jadi Halal memutuskan untuk pergi kearah dapur dan mengambil segelas air putih untuk dia minum bersamaan dengan obat anti nyeri itu.

Glek

Glek
Glek

Setelah tegukan ketiga, akhirnya obat itu turun dari tenggorokan nya itu, Halal pun mengambil sampah obatnya dan membuangnya ketempat sampah, tidak lupa ia tutupi dengan sampah lain, agar tidak terlihat oleh Mama Meri, jika tidak apa yang dirinya rahasiakan akan terbongkar. Ya Halal memutuskan untuk tidak memberitahukan kedua orang tuanya, perihal sakit jantungnya yang kini kambuh kembali.

" Maaf Ma, Pa, kalau Halal harus merahasiakan ini, Halal cuma tidak ingin, Abang semakin benci sama Halal, jika kalian tahu soal penyakit Halal ," batin Halal.

Halal yang telah selesai menutupi bekas obatnya, memutuskan untuk pergi menuju kearah kamarnya dan hanya beberapa menit bagi dirinya sampai kedalam kamarnya dan tidak lupa dirinya juga sudah mengunci pintu kamarnya, karena bagaimanapun juga dirinya harus bisa menutupi semua hal yang dirinya rasakan.

Halal yang telah selesai menutupi bekas obatnya, memutuskan untuk pergi menuju kearah kamarnya dan hanya beberapa menit bagi dirinya sampai kedalam kamarnya dan tidak lupa dirinya juga sudah mengunci pintu kamarnya, karena bagaimanapun juga diriny...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tobi Continue
Senin, 27 Mei 2024
Jam : 17.06

Dipublikasikan : Senin, 27 Mei 2024
Jam : 17.07

01. Halal dan Arjun ( Completed ✅ ) ( Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang