eighteen

134 17 4
                                    

"Tolong pergilah,aku tidak suka matahari terik sepertimu"
~Glen~


  Seorang gadis yang masi tidur bermalas-malasan dikamar meskipun matahari sudah naik sedari tadi,karena hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang.

  Disaat-saat Cia masi sangat nyaman ditidurnya terdengar ketukkan pintu dikamarnya tetapi cia mengabaikannya dan melanjutkan tidurnya.

Tok tok tok

  Karena tidak mendapat sahutan dari dalam kamar,mama cia pun membuka pintu yang tak terkunci itu dan mulai menarik selimut hangat yang dipakai oleh Cia.

"Cia sayang,bangun yuu,udah jam berapa ini?ayoo turun kita sarapan dulu,papa udah nunggu dibawah." Ucap mama cia.

"Eumm manaa,cia Masi ngantukk,mama sama papa duluan aja ma."Ucap cia dengan mata yang masih nyaman untuk tertutup.

"Ehh gaboleh gitu,meskipun ini hari minggu harus bangun cepat juga dong sayangg,kak Glen aja tadi udah mama liat lari pagi." Mama cia Masi setia mengelus pipi anak kesayangannya.

  Mendengar ucapan mamanya,mata cia yang semula tertutup langsung terbuka lebar saat mendengar nama 'kak Glen' dari bibir mamanya.

"Maa,Cia siap siap dulu yaa."setelah mengatakan itu,dengan kecepatan rata-rata tubuh cia yang semula nyaman di kasur langsung berdiri dan berlari semangat ke kamar mandi.

  Melihat putrinya yang sangat antusias membuat mama cia hanya geleng geleng kepala dan tertawa kecil sembari keluar dari kamar yang bernuansa putih itu.

Cup

"cia pergi lari pagi dulu ya pa,maaaa,dadah mama cantik tapi Masi cantikan ciaa" ucap cia terburu buru setelah mengecup pipi mama dan papanya.

"Ciaa,kamu sarapan dulu sini."ujar papa cia

"Nanti aja pa,makan bubur didepan."

"Dadahhh cinta cinta cia."

Usai berpamitan cia langsung keluar dari pekarangan rumah dan mulai melirik kesana kemari kemana perginya pangerannya.

Setelah 10 menit berlari santai cia tersenyum senang,akhirnya ia menemukan pangerannya yang sedang duduk dibawah pohon,sangat terlihat di wajah pangerannya keringat dan raut kelelahan.Mungkin pangerannya itu sudah sangat lama berlari sebelum ia datang.

"Ehh kak Glenn ,kebetulan sekali ya berjumpa disini."ucap cia berbasa basi sambil duduk di samping Glen.

Tidak ada balasan dari Glen,bahkan Glen hanya melihat Cia sekilas lalu mulai bersiap siap untuk lari lagi.

Melihat tidak ada tanggapan,cia pun jadi kesal sendiri.
"Kak glennn,Cia yang cantik nan imut disini lohh."Ucap cia kesal sembari berlari di samping Glen yang tidak melihat sedikitpun kearah cia.

"Kak Glen ihhh"

"Kak"

"Kak"

"kak ihhh"

"KAKAK GLEN." Teriak cia kesal kepada Glen sambil menarik tangan Glen.

"CK,apaan sih" ucap Glen malas tanpa menghentikan lari santainya.

"Kak Glen kenapa sih?,udah gasayang cia lagi ya?"ucap cia dengan mata yang berkaca kaca.

"Lahh sejak kapan juga saya sayang kamu."

"Ihh kak Glen ngeselin deh."

Sepasang manusia itu terus berlari hingga mereka sampai di sebuah lapangan lebar dan terdapat juga taman-taman kecil disekitarnya,disana terlihat banyak sekali anak muda yang sedang olahraga,ada yang membawa pasangan,dan ada juga yang sendiri.

Langkah kaki cia terus mengikuti Glen kemanapun,disaat cia merasa Glen berhenti di sebuah bangku di tengah taman dan mulai duduk dibangku kayu itu,cia juga mengikuti Glen dengan duduk disebelah lelaki itu.

"Kak,kakak haus ga si?mau cia beliin air minum sekalian kak?"tanya cia sambil melihat wajah Glen yang terlihat kelelahan juga sama sepertinya.

Kesal tidak mendapat balasan,cia pun akhirnya pergi tidak jauh dari tempat semula,dan mulai membeli satu botol air putih,biar saja nanti cia yang minum sendiri salah siapa ga ngerespon orang ngomong pikir Cia kesal.

Cia kembali duduk kesamping Glen dan mulai meminum teh yang dibelinya.

"Kakak haus?makanya kalo ditanya itu jangan kaya patung"ujar cia kesal sambil meletakkan botol minuman itu di bawah bangku mereka.

Tanpa aba-aba,Glen mengambil minuman yang dibeli cia dan meminumnya langsung.

Cia terkejut bukan main,jadii mereka minum dalam botol yang sama?berarti seperti ciuman tidak langsung?,senyuman cia tidak bisa ditahan muka nya sudah seperti kepiting rebus saat ini.

"Ihh kak,ko dari botol yang sama sih?,kan tadi bisa cia beli lagi."ucap cia malu malu.

Glen melihat aneh kepada Cia saat Cia tersenyum-senyum tidak jelas,seperti mendapat uang 1m saja.

Disaat mereka berdua sedang sibuk untuk melihat banyak orang orang yang sedang olahraga,cia merasa seperti ada yang menepuk bahunya dari belakang tubuhnya.

Saat Cia menoleh kebelakang,cia terkejut bukan main.

"Ehh hallo pak Erfan,selamat pagi."Ucap cia ramah sambil berdiri dari duduknya menghadap erfan.

Disaat yang menyenangkan begini kenapa jin ini harus muncul sihh,semoga ga ngingetin tugas mtk pikir Cia.Bohong,semua bohong tentang wajah ramah cia,dia hanya berpura pura agar tidak mendapat tambahan tugas matematikanya.

Glen yang mendengar ucapan cia juga ikut menoleh kearah belakang,ternyata lelaki ini lagi pikir Glen.

"Eh hallo cia,hallo pak Glen." Ucap Erfan ramah terhadap keduanya yang hanya dibalas senyuman singkat oleh Glen.

"Kebetulan sekali kita bertemu disini,saya senang bertemu kalian."ucap Erfan ramah.

"Ehh iya pak iya"ucap cia dengan senyum yang dibuat buat.

"Jika saya bergabung untuk duduk disini apakah kalian keberatan?"tanya pak Erfan.

"Ohh sama sekali tidak pak,"ucap cia sambil memberikan ruang untuk Erfan duduk tepat di samping Glen.

"Disini udaranya segar ya,cocok sekali memang untuk berolahraga,cia kamu sering kesini berolahraga ya?"tanya erfan sambil menoleh kearah cia.

"Ahh engga kok pak,kalau lagi mood aja hehe" ucap cia tertawa terpaksa.

"Hahahah,memang kamu ini"tawa pak Erfan lepas,Erfan heran pada dirinya sendiri,mengapa sangat senang bertemu dengan cia.

Glen yang merasa di abaikan pun kesal sendiri,tiba tiba Glen berdiri dari duduknya

"Cia kamu belum pulang?saya mau pulang,kalau masi mau ngobrol saya duluan."ucap Glen dengan wajah datar.

"Eh cia juga mau pulang kak."jawab cia kearah Glen dan cia mulai melihat ke arah pak Erfan

"Pak,cia duluan pulang ya pak."pamit cia dengan tersenyum ke arah pak Erfan.

"Ohh iya iya,kalian adik kakak ya?"tanya Erfan kepada Glen dan Cia.

"Iya"

Belum sempat cia membalas ucapan Erfan ternyata Glen lebih dulu menjawab pertanyaan itu.

Dengan kesal cia pun berdiri dan mulai berjalan mengikuti Glen dari belakang
"Pak,cia duluan ya,dadahh"ucap cia sambil melambaikan tangannya.

Setelah mereka sudah cukup jauh dari taman tersebut cia selalu menghentakkan kaki nya ke tanah menyatakan sekarang dia sudah sangat kesal.

"Pak!"

"Kenapa bapak bilang kita adik kakak sihh?" Kesal cia melihat kearah Glen .

"Jadi?"tanya Glen singkat.

"Kan aku calon istri kakak."

"Mimpi kamu."

"Ishhh kakk!"

Meskipun dengan kesal tapi cia tetap berjalan di samping Glen dengan kaki yang menghentakkan kakinya dengan sengaja bahkan dengan sengaja sesekali cia menyenggol kaki Glen yang dibalas hanya decakan oleh Glen .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung

FAVORITE TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang