twenty six

116 4 0
                                    

"ayo pacaran."

Cia terdiam terpaku memikirkan apa yang baru saja didengarnya berusaha mencerna dan memastikan apakah ia salah mendengar ucapan lelaki itu.

"hah?bapak bilang apa?" 

"ayo pacaran dengan saya."

Cia mengedipkan matanya berulang kali,ia masi sungguh tak percaya dengan apa yang sedang terjadi.

"bap-bapak nembak saya?" sungguh saat ini sepertinya jantung Cia akan melompat dari tempatnya.

"iya sayangkuu" ucap Glen sembari mencubit pipi gembul yang sudah memerah seperti tomat itu

Jangan ditanyakan lagi bagaimana kondisi kesehatan jantung Cia kecepatannya sudah lebih cepat dari biasanya.Apa katanya tadi?? sayangkuu??? ahh sialann rasanya ia ingin menggulung bumi saja.

"jadi gimana?" mendengar pertayaan itu membuat Cia langsung menatap glen dengan sedikit malu-malu.

"bapak engga lagi prank saya kan?saya masi 2 bulan lagi ulang tahun lho pak"

"yaudah kalo kamu gamau,saya mau balik saja" setelah mengatakan itu Glen berdiri yang sudah mengambil ancang-ancang akan pergi dari tempat itu,melihat itu Cia sangat panik.Dengan cepat Cia menahan tangan Glen ia ingin mengatakan sesuatu namun mengapa rasanya sangat gengsi?

"kalo saya nolak bapak gimana pak?" sungguh setelah bertanya seperti itu hati Cia bersungu-sungut mengapa ia harus menanyakan itu,harusnya ia langsung mengatakan bahwa ia mau,ahh sialannn makan gengsii

"kamu pulang tidak sama saya,kamu pulang jalan kaki saja" mendengar itu mata Cia membola sempurna sedikit takut juga dengan ancaman itu.

"Yauda kalo gitu Cia mau,bapak maksa soalnya" setelah mengatakan itu Cia tersenyum-senyum malu.

"yaudah ga jadi kalo kamu mau karna saya paksa.",rasanya Glen ingin tertawa melihat ekspresi panik gadis itu namun ia berusaha menahan agar aktingnya berjalan dengan lancar.

"eh iya iya bapak,saya mau kok,iklas dari hati mungil saya,saya sungguh-sungguh sangat ingin "  ucap Cia sambil tertawa pelan menutupi kegugupan yang tiba-tiba melandanya.

"heh bapak" Cia memukul pelan pipi lelaki itu,aneh pikirnya  Glen tidak menanggapinya dan terus melihat ke arah danau,Cia yang kesal tidak mendapat respon apa pun langsung mencubit-cibit pelan lengan lelaki itu,namun lagi-lagi tidak mendapat respon.

"bapakk,bapak kenapa sihh?kan Cia bilang iya kok gaada seneng-senengnya sih,malah ngediemin cia"

Cia sungguh bingung ia sedang bertanya-tanya apakah ia melakukan suatu kesalahan namun seingat Cia ia tidak melakukan kesalahan apapun.

"pak,kita pulang yu,udah sore banget ini pak" Tetap tidak mendapat respon apapun dari Glen.

"sayang, kita pulang yuu"

"kenapa sayang?mau balik?ayo-ayo mau jajan sekalian?mau aku beliin mobil?" Cia melongo mendapat respon tersebut,apakah lelaki ini sendari tadi tidak meresponya hanya karena nama panggilan?

Diperjalanan Cia merasa merinding sebadan-badan melihat laki-laki yang sudah resmi menjadi kekasihnya ini,Glen sendari tadi selalu menampilakan senyuman bahkan saat menyetir mobil saja ia selalu tersenyum melihat kearah jalanan.

"mau makan dulu sayang?" Ucapan Glen kembali membuat pipi Cia kembali merona,lagi-lagi panggila yang sangat manis itu.

"iya mau makan dulu pak" setelah Cia mengatakan itu wajah glen kembali datar tidak seperti beberapa menit sebelumnya.

"loh ko mobilnya berhenti pak?" Cia dibuat melongo melihat Glen yang memasang wajah datar kembali,sepertinya ia melupakan sesuatu.

"ekhemm,iya mau makan dulu sayang" sungguh rasanya lidah Cia sangat kaku untuk mengucapkan panggilan itu,mungkin ia belum terbiasa menggunakan panggilan itu.

Dan tiba-tiba mobil itu kembali berjalan dan senyuman lelaki itu kembali menghiasi wajahnya,saat ini pikiran Cia sedang berlari-lari untuk memastikan bahwa kejadian saat ini adalah asli.







Malam ini tidak ada yang ada menetap dipikiran Cia selain laki-laki yang beberapa jam yang lalu resmi menjadi kekasihnya,laki-laki itu selalu melayang-layang dipikirannya.Cia sudah beberapa kali memutar-mutar tubuhnya di tempat tidurnya,namun tetap saja wajah laki-laki itu selalu terbayang dipikirannya saat ini Cia hanya ingin tidur,badannya sudah cukup lelah namun sepertinya mata dan pikirannya tidak mengizinkannya.

Entah pikiran dari mana kini Cia sudah berada di depan jendela kamarnya,ia membukanya dan berharap ia bisa melihat seseorang yang selalu menghantui pikirannya,namun ternyata saat ia membuka jendela terlihat laki-laki itu juga sedang melihatnya dari jendela kamarnya,jendela kamar mereka memang berhadap-hadapan dan ini adalah alasan mengapa Cia meminta mamanya agar ia berada dikamar ini.

Melihat laki-laki itu tersenyum padanya ia juga tersenyum membalas senyuman tersebut namun tidak berapa lama ponsel Cia yang terletak di tempat tidur berbunyi. Cia melihat Glen disebrang sana yang menempelkan benda pipih itu di telinganya membuat Cia buru-buru mengambil ponsel miliknya dan ia tersenyum melihat nama laki-laki tersebut ada dilayar ponselnya.

"kenapa belum tidur sayang?" suara lembut itu menyapa pendengaran Cia membuat ia kembali lagi-lagi tersenyum.

"engga bisa tidur" Setelah Cia menjawab pertanyaan itu terdengar dari ponsel tersebut suara Glen tertawa pelan yang membuat Cia lagi-lagi terpesona pada ciptaan indah Tuhan ini.

"kenapa gitu sayangkuu?"

"badannya engga lelah kah?" lanjutnya sembari melihat Cia yang sedang tersenyum di sebrang.

"Lelah,tapi wajah kamu ganggu pikiran aku" jawaban Cia kembali membuat Glen terkekeh dan melihat wajah Cia yang sedang cemberut,sangat lucu pikirnya.

"yaudahh,aku minta maaf yaa?,kamu tidurr ya?aku juga mau tidur,jangan lupa doa sayangkuu",ucapan Glen dibalas anggukan kepala tanda bahwa Cia setuju.

"babay sayangkuuu" mendengar itu Cia memfokuskan matanya melihat Glen disebrang yang memberikan lambaian tangan kepadanya sembari tersenyum.

"iya"

"babay sayangkuu"

"iya"

"babay sayangku" disebrang glen terus melambaikan tangannya.Melihat itu Cia menarik nafasnya dan menghembuskannya,ia mas isangat gugup akan panggilan tersebut.

"iya,babay juga sayangku" jawaban cia tersebut disambut senyuman dan lambaian tangan tersebut sudah tidak terlihat lagi.

"kamu tutup jendelanya ya,kalo soal callnya, kamu bisa bebas mau matiin atau engga sayang" ucapan Glen dibalas anggukan kaku Cia,lalu Cia mulai menutup jendela tersebut dan mematikan sambungan teleponnya.Ia masi belum terbiasa dengan semua ini,rasanya sangat menyenangkan.Seumur hidupnya ini adalah kala pertamanya ia merasakan hal seperti ini.

.

.

.

.

JANGAN LUPA  VOTE DAN KOMEN!!!

SAYANG BANYAK-BANYAKKK!!!



















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAVORITE TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang