twenty two

163 7 2
                                    

Apakah kita benar-benar tidak akan mungkin?
~Cia~

"Pak,lepasinnn" tangan Cia yang diseret paksa oleh Glen kini terlihat memerah,kaki Glen membawa mereka menuju parkiran.

"PAK!"
Dengan suara yang keras dengan mata cia yang sudah mengeluarkan butiran-butiran air sambil menatap mata Glen yang sekarang sudah terdiam tetapi tidak melepaskan cengkraman  tangannya dari lengan cia yang sudah terlihat memerah.

"Tolong jangan begini pak, tangan saya sakit." berbeda dengan suara keras yang dikeluarkannya sebelumnya, sekarang wajah cia sudah memelas dengan permohonan di setiap kata ucapannya.

Perlahan cengkraman kuat itu berubah menjadi lembut,tetapi Glen tetap enggan melepaskannya,begini lebih baik bukan?

Dengan tarikan yang pelan,Glen menuntun cia untuk naik kedalam mobil kesayangannya yang terparkir rapi.

Perlahan mobil itu melaju dengan kecepatan sedang,membelah kota jakarta yang sore ini terlihat tidak begitu padat.

Mata cia berfokus pada jalanan dari jendela kaca mobil tanpa mengeluarkan suara-suara cemprengnya seperti biasanya.

"Saya minta maaf."
Cia yang mendengar ucapan tiba-tiba itu langsung terkejut dan menatap ke arah Glen yang sedang fokus menyetir.

"Maaf untuk apa?"

Glen menghembuskan nafasnya lelah.

"Saya tau kamu marah."

"Saya tidak marah pak."
Glen yang mendengar ucapan cia itu mengalihkan tatapannya dari jalanan dan menatap kearah cia sebentar lalu kembali fokus pada jalanan didepannya.

"Tidak usah mengelak,saya tau kamu menghindari saya,tidak usah kekanak-kanakan."

Cia yang mendengar perkataan itu merasa marah dihatinya, huh? kekanak-kanakan katanya?

Cia menatap wajah Glen dari samping dengan perasaan jengkel,tetapi ia tidak mau membalas ucapan Glen tersebut ia kembali melihat keramaian jalanan di jendela kaca mobil.

"Saya sedang berbicara."

Mendengar itu kesabaran cia benar- benar terkuras habis.

"Bapak tenang saja,saya tidak akan kekanak-kanakan lagi yang seperti bapak bilang itu,lagian saya juga sudah mulai lupa dengan bapak." Cia tetap tidak melihat kearah Glen,ia hanya tetap berfokus pada kaca jendela yang sepertinya sudah ada banyak berjatuhan butiran-butiran air,hais sialan apakah hujan akan datang lagi?

Glen yang mendengar ucapan cia tersebut merasa tidak terima,mau melupakannya huh?

Mobil tersebut di rem mendadak,cia yang ada didalam mobil tersebut terkejut dan langsung menatap tajam sang pengemudi.

"Pak,kalo mau mati jangan bawa saya,saya belum nikah."

Dengan perasaan dongkol Glen menatap tajam kearah cia.
"Mau menikah dengan siapa kamu jika saya meninggal?"

"Sama pak Erfan lah,kan Ganteng bisa memperbaiki keturunan." Jujur,cia hanya asal mengucapkan nama tersebut karena kekesalannya sudah tidak bisa di bendung.

Glen yang mendengar nama tersebut,merasa geram.

Secara tiba-tiba,Glen mendekatkan wajahnya kearah cia mencium tepat berada di bibirnya. Cia tidak tinggal diam,dengan sekuat tenaganya cia mendorong dada Glen dengan tangannya.Tetapi nihil kekuatan cia tidak sebanding dengan kekuatan Glen.

Dengan terburu-buru Glen mulai melumat rakus bibir cia yang sedang memukul-mukul dadanya kuat meminta untuk menyudahi kegiatan tersebut,namun Glen enggan melepaskannya.

Lima menit kemudian tangan Cia mencubit perut kotak-kotak tersebut dengan kuat,sehingga aktivitas Glen terganggu,ciuman itu pun terlepas yang terdengar hanya suara nafas yang beradu untuk menghirup udara sekitar dengan rakus.

"Saya mau keluar." Dengan mata yang sudah basah dengan air mata,Cia membuka pintu mobil tersebut namun tidak bisa,sepertinya Glen sengaja mengurungnya berada disini.

"Mau kemana sayang?"
Tatapan Glen sekarang terlihat sangat menakutkan,matanya yang penuh emosi namun ucapannya yang terdengar manis dan jangan lupakan senyuman smirk nya terlihat mengerikan secara bersamaan.

"Mau kabur hm?,sepertinya dahulu kamu bilang ingin mencium saya sampai pingsan?"

Cia yang mendengar itu merutuki kebodohannya ketika sedang dalam mode bruntal mengejar cinta seorang Glen hingga selalu saja saat Glen tidak ingin menemaninya belanja cia akan menggunakan ancaman 'kalo kakak gamau temenin aku ke Alfamart. Aku cium bibir kakak dengan bibir seksoy aku ini sampai kakak pingsan.' tentu saja ancaman itu sangat ampuh untuk Glen ,sehingga ia akan menuruti kemauan gadis itu.

Cia tersadar akan lamunannya ketika Glen kembali mendekatkan badannya kearah cia.

"Sudah ingat sayang?"

Cia terdiam  membeku dengan keadaan yang dialaminya saat ini,mengapa semuanya menjadi rumit seperti ini?apakah Glen ini tidak memikirkan calon istrinya?begitulah pertanyaan-pertanyaan yang berada di kepala cia.

Kepala Glen yang kembali mendekat mencoba mendekat untuk mencapai kembali bibir gadis itu,namun dengan gerakan cepat Cia langsung menolehkan kepalanya ke kiri hingga bibir lelaki itu mengenai pipinya.

Tidak menyerah,Glen kembali ingin menggapai bibir itu namun Cia selalu berhasil menggagalkan bibir Glen yang ingin menggapainya.

Dengan perlahan Glen mendekatkan bibirnya kearah telinga gadis itu.
"Sayang hm?kamu sudah tidak sayang aku?"

Tubuh cia membeku merasa geli di telinganya mendengar suara berat itu yang berada tepat di telinganya.

"Saya sudah tidak menyukaimu pak."
Dengan penuh keberanian cia mengatakan itu dan mendorong tubuh kuat hingga membuat  jarak diantara mereka.

Tanpa bicara Glen melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

Setelah sampai di depan rumah cia,gadis itu langsung memasuki rumahnya tanpa mengucapkan terimakasih,penampilan cia saat ini benar benar kacau.Rambut yang berantakan,dasi nya yang tidak terpasang lagi di kerah bajunya dan jangan lupakan wajahnya juga terlihat sangat kacau.

Cia menaiki tangga untuk menuju kearah kamarnya,mama nya tidak terlihat sore ini,mungkin mamanya sedang bergosip ria dengan tetangga tetangga lainnya.

Setelah sampai di kamarnya,cia langsung memasuki kamar mandi dan mulai membersihkan badannya.

Setelah sekitar lima belas menit,sekarang Cia sudah selesai melakukan ritual mandinya dan kini sedang berkaca melihat bibirnya yang terlihat membengkak dan jangan lupakan sedikit luka juga di sudut bibirnya.Ah sialan pak Glen benar-benar mengerikan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote + komen!!!

FAVORITE TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang