two three

139 10 4
                                    

     Bunga indah itu sudah layu,tersisa hanya daunnya yang berjatuhan
~Febi~

"Cia buruuu,lama banget si Lo,padahal cuma mandi doang." Sekarang Erin sudah menekuk wajahnya kesal akibat temannya ini yang janjinya pergi ke mall jam 10 pagi. Namun pada saat Erin datang ke kamar sahabatnya ini terlihat sahabatnya Masi berada di alam mimpi.


"Cii,buru lahhh,udah mau siang inii"
Erin berteriak di depan pintu kamar mandi sambil memberikan pukulan-pukulan di pintu kamar mandi sahabatnya.

Ternyata usaha Erin tidak sia-sia,terlihat sahabatnya keluar dari kamar mandi dengan keadaan jauh lebih segar.

Setelah sekitar 15 menit Erin menunggu lagi untuk sahabatnya itu mempersiapkan dirinya,dan pamit kepada mama dan papanya,akhirnya sekarang mereka berada di dalam mobil milik Erin.

"Gaada yang tinggal kan ci?nanti muter balik lagi,Erin sangat tidak like."

"Iya udah sayangkuu,gaada lagi yang tinggal,sekarang ayo pergi."

Setelah mengatakan itu Erin mulai menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah cia dengan kecepatan sedang.

Di dalam mobil mereka sangat berisik,terdengar lagu tulus  yang terputar dengan volume yang terbilang cukup kuat diikuti juga dengan suara mereka yang ikut bernyanyi.

Setelah sampai di sana,terlihat bangunan besar dan lebar bertingkat 4 yang ramai sekali pengunjungnya mungkin karena hari ini adalah hari  weekend.

Dua manusia itu mulai memasuki area mall.

"Ci, beli tas couple yuu,yang warna pink,kemarin aku liat diskon 30% lohh"

"Haah?seriusan?,ayolah gass"

Waktu mereka habis berjam-jam untuk kesana kemari untuk melihat dan membeli barang-barang  yang mereka sukai.

"Cape banget astaga,makan dulu yu ci,lapar banget udah mau malam juga ini,kelewatan makan siang kita."

Mendengar ucapan sahabatnya dengan cepat Cia menolehkan kepalanya kearah jam tangan yang melingkar cantik di tangan kirinya.

"Wamjerr udah jam 6?" ujar cia dengan mata yang membola terkejut.

"Makanya ayo,makan duluu,dedek lapaarr"

Mendengar rengekan sahabatnya mau tak mau cia mengikuti kemauan sahabatnya jujur perutnya juga sudah berisik akibat cacing cacingnya yang kelaparan.

Dengan langkah cepat,mereka berjalan di restoran yang ada di mall  tersebut dan mulai memakan hidangan yang sangat enak.

"Erin kayanya gua ke kamar mandi dulu deh,udah di ujung banget ini."

"Mau gua temenin ga?" Ujar Erin mulai ancang ancang berdiri,namun ada tangan yang menahannya ternyata sahabatnya sendiri.

"Udahh gausa,lo lanjutin makan aja sekalian jagain makanan gua."

Setelah mengatakan itu dengan sedikit berlari,cia mulai mendekati toilet yang sedikit jauh dari tempat semula mereka.

Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi cia dengan segera berjalan menuju ke tempat ia dan sahabatnya tadi makan.

Masi sekitar 5 langkah kaki cia melangkah,tetapi langkahnya berhenti akibat tangannya yang tiba-tiba di tahan oleh tangan yang jauh lebih besar dari tangannya.

Kepala cia menoleh kebelakang melihat siapa yang berani memegang tangan mulusnya,dan Cia cukup terkejut melihat sang pelaku.Dengan tenaga cia yang tak seberapa cia menghempaskan tangan yang memegangnya.

"Cia saya mau bicara."

"Ini bapak bicara bukan?"

"Saya serius cia."

Cia mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti lalu kembali melihat ke arah Glen dengan mata yang bertanya.

"Mau dimana ngomongnya pak?"

"Di teman depan boleh?"

Tanpa menjawab cia mulai berjalan ke arah taman tempat yang dikatakan pak Glen tadi dan Glen juga mengikutinya dari belakang,terkesan sangat tidak sopan sebetulnya tapi cia Masi sangat kecewa pada lelaki itu.

Sesampainya mereka ke tempat tujuan,dua sepasang manusia itu duduk di bangku kayu dengan bunga yang sedikit di sekitarnya.

"Ada apa pak?" ujar cia tetapi tidak melihat ke arah Glen.Ia hanya melihat ke arah depan.

Glen sedikit memutar tubuhnya supaya ia bisa melihat wajah cia.
"Kamu marah sama saya?"

"Saya tidak punya hak untuk marah."

"Bukan masalah itu." Jawab Glen cepat.

"Malam kemarin."

Haisss sialan, bisa-bisanya pipi cia merona mendengar ucapan itu,ia kembali mengingat kejadian malam lalu,jika gadis lain yang dibuat demikian,mungkin akan sangat marah.namun jujur cia hanya 'sedikit' marah. Mungkin karena cia masi sangat mencintai lelaki di sampingnya ini.

"Oh,i-tu iya saya marah pak."

Cia tidak dapat melihat wajah lelaki ini sekarang,wajahnya benar benar sudah seperti tomat matang.

"Saya juga mau menjelaskan tentang kesalah pahaman yang terjadi." Glen berbicara dengan mimik wajah yang sangat serius,ia sungguh tidak ingin kesalah pahaman ini berlanjut.

Cia mulai melihat kearah Glen melihat wajah Glen sedekat ini membuat jantungnya kembali memompa dengan cepat,ah sialan apakah cia lagi-lagi jatuh kepada lelaki ini?

"Kamu salah paham cia."

"Salah paham tentang apa pak?"

Glen terdiam cukup lama,ia bingung menjelaskan mulai dari mana.

"Tentang ibu Febi."

Nama itu kembali menohok hatinya,bukan kah cia hampir melupakan masalah itu? Namun lelaki ini kembali mengingatkannya tentang itu.

"Saya tidak ingin menikahinya." lanjut Glen dengan terus menatap kearah cia.

Cia terdiam sejenak berfikir apa maksud lelaki ini?apakah  ia memberikan cia harapan kembali?

"Pak maksu-"

"Glen,kamu kemana aja,aku sama bunda udah cape cariin kamu dari tadi."

Ucapan cia terpotong akibat suara perempuan lain terdengar memanggil Glen dari belakang tubuh mereka.

Sepasang manusia itu sama-sama terkejut dan langsung memutarkan kepala mereka ke sumber suara.

Cia benar-benar terkejut melihat siapa yang memanggil Glen. Begitupun dengan  perempuan itu terlihat terkejut.

"Eh nak cia,masi mau ngomong??lanjut-lanjut,maaf ya ibu motong tadi." Ucapan ibu Febi mendapat senyuman tulus dari cia.

"Eh engga Bu,ini udah mau pulang,saya duluan ya pak,bu."

Saat hendak beranjak dari duduknya cia kembali terkejut ketika tangan besar kembali memegang lengannya menahannya pergi.

"Saya belum selesai bicara cia." Ucapan Glen dan tatapan mata Glen kembali menggores hatinya.

Belum selesai bicara katanya? Heh apakah Glen ini mau kembali menorehkan pisau kecil pada hatinya dengan memberikan undangan pernikahan padanya?

"Jangan begitu pak,saya sekarang sudah seperti selingkuhan bapak,itu calon istri bapak nunggu,permisi"

Dengan hati yang sakit,cia melangkahkan kakinya menuju ke dalam mall bertemu sahabatnya,cia sadar Glen terus menatap kearahnya hingga ia masuk kedalam mall.








Jangan lupa vote+komen!!!!!!



FAVORITE TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang