twenty five

77 1 0
                                    


Seorang gadis berjalan di sepinya sore ini.Tidak,cia tidak menyukai hal seperti ini,ia sangat membenci suasana seperti ini sepi dan sunyi hanya ada sesekali orang yang berpapasan dengannya dilorong sekolah saat ini,ini sudah jauh dari waktu pulang sekolah,wajar saja jika orang-orang sudah kembali pulang kerumahnya.

Dengan langkah yang tidak semangat Cia menggendong tasnya berjalan sendiri di lorong sekolah menuju kearah gerbang sekolah,sungguh badannya saat ini sangat lelah rasanya ia sekarang ingin tidur dikasurnya,salahkan saja guru matemtika yang menyebalkan itu yang selalu menambah pekerjaannya.

Cia duduk di kursi kayu panjang yang ada di depan gerbang sekolah menunggu supir yang katanya sekarang sedang menuju ke tempat ia berada.

Cia memilih untuk melihat kesana-kemari untuk mengusir kebosanannya,namun mungkin kesialan sedang ada pada dirinya sekarang ia melihat sepasang manusia itu kembali namun sepertinya mereka tidak melihat keberadaan Cia.Cia menundukkan kepalanya berusaha agar ia tidak lagi melihat sepasang manusia tersebut,sepertinya ada rasa nyeri kembali saat ia melihat pemandangan itu.

Namun belum beberapa menit telinga cia sepertinya menangkap suara yang kuat.Mendengar itu Cia coba mencari sumber suara,namun ternyata suaara tersebut berasal dari Glen.

Dengan langkah yang cepat dan hati-hati cia berjalan ke arah sumber suara,menguping pembicaraan sedikit tidak apa-apa kan?Cia bersembunyi di balik mobil yang berhenti dan tidak jauh dari mereka.

"GILA KAMU" Glen menunjuk tepat di depan wajah perempuan itu,Cia yang melihat itu melebarkan matanya terkejut.

"saya tidak ada salah apa-apa,mengapa harus saya?"

"bajingan itu lari len,aku udah bingung dan hilang arah,lagian bajingan itu teman kamu kan?" dengan air mata yang berjatuhan perempuan itu menatap glen dengan tatapan frustasi.

"SAYA TIDAK MAU!!!" suara membentak itu cukup mengejutkan cia,meskipun selama ini ia selalu menggangu glen belum pernah ia melihat glen bisa semarah ini.

Belum selesai dengan keterkejutannya Cia kembali dibuat terkejut melihat perempuan itu berlutut memohon dikaki glen,dengan cepat Cia keluar dari persembunyiannya dan langsung memeluk perempuan yang sedang memangis histeris itu.

Glen juga sama terkejutnya melihat Cia yang tiba-tiba berada disana

"BAPAK GLEN YANG TERHORMAT,kalau ada masalah itu dibicarain baik-baik pak,bapak juga punya bunda kan?bunda juga perempuan.", mata cia menatap tajam dan air mata yang sudah bergenang disana jika matanya berkedip sekali air itu dipastikan akan tumpah.

"Ayo kita antar dia,dan saya ada perlu dengan kamu setelah ini." mendengar ucapan laki-laki tersebut,cia menggelangkan kepalanya tanda ia sangat kecewa dan tidak percaya dengan glen,bukankah seharusnya ia meminta maaf kepada ibu Febi?begitulah pikirnya.

Dengan perasaan yang sangat kesal kepada glen namun cia tetap mengikuti perintah glen,ia mulai membantu perempuan itu berdiri lalu membawa perempuan itu masuk kedalam mobil dan duduk dibagian depan,tepat di samping Glen.Melihat itu glen berdecak kesal dan mobil itu melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.Cia yang duduk dibelakang sudah merapalkan doa-doa agar diberikan keselamatan.

Tidak menunggu waktu lama akhirnya mereka telah sampai dirumah sederhana bercat biru,dan Febi mulai turun dari mobil itu dan memberikan ucapan terimakasih kepada Glen dan Cia.

"pak, kenapa berhenti?maju"

"kamu kedepan dulu baru mobilnya maju.",mendengar itu Cia mendengus kesal lalu keluar dari mobil dan duduk tepat disamping Glen dan mobil itu melaju dengan kecepatan sedang.

"kita mau kemana pak?"

"nanti kamu juga tau."

Tak lama mobil itu pun berhenti di tepi danau kecil  yang sangat indah,banyak pepohonan yang tidak terlalu tinggi disana,menambah nilai keindahannya.

Cia turun dari mobil dan tersenyum melihat danau dan berputar-putar seperti anak kecil sepertinya Cia dapat melupakan kekesalannya beberapa jam yang lalu.Glen yang melihat itu terkekeh  pelan sungguh ia sangat rindu melihat gadis itu sepeti ini.

"bapak tau dari mana ada tempat seperti ini?" Cia berlari kecil mendekati laki-laki itu bertanya sambil tersenyum manis.

"kemarin saya liat di google,oh iya kita duduk disana saja,kaki saya pegal.",ucap glen sambil menunjuk sebuah pohon yang tepat berada di pinggir danau.Cia menganggukkan kepalanya lalu berlari kecil meninggalkan glen yang mengikutinya dibelakang.

Sepasang manusia itu duduk tenang dibawah pohon beralaskan rumput-rumput kecil yang tumbuh di bawah pohon tersebut.

"Cia saya mau bicara tapi saya minta kamu jangan memotong pembicaraan saya,saya minta kamu hanya mendengarkan." Cia menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujui ucapan pria itu,melihat itu glen tersenyum.

"saya dan Febi hanya teman sewaktu SMA"

"beberapa bulan lalu ia meminta saya untuk mencarikan pekerjaan untuknya,dan saya merekomendasikan tempat dimana saya kerja."

"Febi memiliki kekasih sejak ia duduk dibangku sma,dan kekasihnya adalah sahabat saya" Glen menundukkan kepalanya lalu menghembuskan nafasnya lelah.

"Febi bercerita bahwa  dia hamil dan yang menghamilinya adalah sahabat saya."

"namun beberapa minggu yang lalu tidak ada kabar dari sahabat saya,bahkan nomor saya sudah di blokir"  mendengar hal tersebut Cia melototkan matanya terkejut ingin menanggapi, namun ia teringat bahwa ia tidak diberi izin untuk membuka suara.

"Febi meminta dan memaksa saya untuk bertanggung jawab ci,saya sudah menolak bekali-kali" lagi lagi pernyataan dari glen membuat Cia benar-benar merasa bersalah sudah berpikir jahat tentang lelaki ini.Namun hati cia kembali bergetar saat sesuatu tiba-tiba bersandar di bahunya.

"saya bingung harus bagaimana lagi,jadi kamu tolong jangan marah kepada saya lagi,saya mohon"

"saya janji saya akan menyelesaikan masalah ini." setelah mengatakan itu Glen melihat kearah cia dan mengusap pipi berisi yang sudah memerah itu.

"kamu dengar saya kan?"

"umm?dengar kok pak dengar hehehe"

"ayo pacaran?"

.

.

.

.

.

.

.

HALLO TEMAN-TEMAN JANGAN LUPA VOTE+KOMEN!!!

#lengahdikitbernadyalagubaru:(








FAVORITE TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang