fifteen

118 23 8
                                    

     Seorang gadis berjalan sendiri di koridor sekolah menuju ruang guru.Sungguh dia sangat tidak bersemangat menuju ruangan yang sangat mengerikan baginya.

Gadis itu terus berjalan hingga sampai tepat didepan pintu coklat dan cia mulai mengetuk pintu tersebut .

Tok
Tok
Tok

"Masuk."

Suara berat itu seketika membuat gadis itu merinding di tempat.

"Kenapa kamu tidak masuk?silahkan,"ucap lelaki itu sambil membuka pintu dan melihat gadis itu membeku ditempat.

"O-ohh iya pak."

Cia mulai memasuki ruangan tersebut,ada banyak sekali buku buku yang sepertinya banyak Debu diatasnya.

Cia menduduki kursi yang langsung berhadapan dengan pak Erfan.

"Sekarang kita mulai dari awal ya,kita mulai dari akarnya dulu supaya kamu bisa mengerti selanjutnya pembelajaran ini."

"Baik pak."

Saat ini cia hanya seperti anjing yang sangat patuh terhadap tuannya.Erfan mulai memberikan pengertian pengertian dan cara cara pengerjaan matematika dari mudah sampai ke hal yang sangat sulit menurut pak Erfan.

Berbeda dengan Cia,gadis itu merasa bahwa semua yang diajarkan lelaki tampan didepannya ini sangat sulit untuk dimengerti dengan manusia sejenis dirinya.

1 jam berlalu

"Gimana cia?jika kamu tau cara pengerjaan nya sangat gampang tidak?,"Tanya Erfan sambil menatap gadis itu.

"Tidak pak."Cia menjawab pertanyaan Erfan dengan wajah yang tak berdosanya.Cia tidak bohong Cia sama sekali tidak mengerti apa yang dijelaskan lelaki itu.

Erfan melihat cia dengan tatapan datar dan cia hanya membalas dengan senyuman bodohnya.

'saya mengerti mengapa pak Rolan menitipkan gadis itu kepada saya,'bafin Erfan.

"Oke jika kamu belum mengerti,saya akan memberikan  tugas setiap kamu ada les tambahan dengan saya,saya akan memberikan 20 soal matematika dan dikumpulkan besok harinya." Ucap Erfan yang mendapatkan tatapan membunuh dari Cia tetapi Erfan tetap meletakkan selembar kertas soal yang sama sekali tidak disentuh Cia.

Sekarang Cia benar benar tidak akan memuji ketampanan lelaki didepannya ini.

"Lohh gabisa gitu dong pakk,itu urusan saya jika saya tidak mengerti matematika,jangan seenaknya begini."ucap cia dengan menggebu gebu cukup sudah kesabarannya dengan fakta yang diterimanya.

"Lohh kamu tidak mau?"

"SAYA TIDAK MAU PAK ERFAN YANG TERHORMAT." Teriak cia didepan Erfan dengan matanya yang menatap Erfan penuh amarah.

"Ohh kamu tidak mau??oke kamu tidak akan naik ke kelas 12." ucap Erfan santai lalu membereskan buku bukunya dan mulai berjalan kearah pintu keluar.

Mata cia tertutup merendam kesalahannya,setelah itu cia memutar tubuhnya melihat Erfan yang membelakanginya hendak keluar dari ruangan.

"Oke pakk,saya terima."Ucap cia pelan tetapi masi bisa didengar oleh Erfan yang tersenyum sangat tipis.

Saat Erfan sudah keluar dari ruangan tersebut,Cia mengambil lembar kertas tersebut dan pergi keluar dari ruangan terkutuk itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote teman teman🌻❤️❤️

FAVORITE TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang