nineteen

131 11 0
                                    

Hari ini adalah hari yang paling mengesalkan dan mengapa selalu terulang kembali,matahari yang terik,pembina yang selalu semangat berbicara tanpa memperhatikan murid-muridnya yang kepanasan.Dan bahkan pembina memberikan kata kata menyindir anak muridnya dengan kata 'kalian masi muda mengapa hanya sekitar 15 menit di bawah matahari sudah tidak tahan??' heii ya wajarlah guru-guru terlihat semangat karena mereka tidak langsung berhadapan dengan matahari.
  

"Pstt psttt ci,ci" panggil  Erin sembari menggoyang goyangkan tangan cia disamping badannya yang sedang fokus mendengarkan amanat pembina upacara.

"Erinn apaansihh? Jangan ganggu aku dulu mashh" ucap Cia alay kepada temannya ini,ia cukup terganggu akibat tangan Erin yang menggangunya.

Erin yang melihat respon sahabatnya itu membalas dengan tatapan sinis ingin  membuang sahabatnya itu kedasar lautan.Tetapi tak lupa juga Erin mengucapkan yang ingin disampaikannya.

"Kan sekarang udah panas banget nihh,"
Erin menjeda perkataannya dan melihat respon sahabatnya yang mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Nanti habis uupara ayo bolos yuu" ajak Erin semangat.

"Wahhh"Cia tersenyum semangat dan  minat kepada ajakan sahabatnya dan seperkian detik wajahnya berubah menjadi datar.

"Wahh,gua gabisa maksudnya."ucap cia datar dan melanjutkan kefokusannya mendengarkan pembina.

"Nanti aku mau les belajar emteka gratis sayangkuuu"lanjut cia dengan nada yang mengalay melihat sahabatnya yang sedikit kesal itu.

"Kabor aja sekalian kaborr"kesal Erin sambil memperagakan gerakan lari kepada Cia.

Cia yang melihat itu sedikit terhibur dan tertawa kecil.Tidak salah pilih dia untuk memilih teman,mereka memiliki kemiripan yang sangat bisa lebih mengakrabkan mereka yaitu kebodohan.

Menit demi menit berlalu dan disini lah Cia berada di ruangan terkutuk yang sayangnya ditempati oleh lelaki tampan yang tidak disukainya.

"Kamu sudah paham cia?"suara berat itu seakan-akan menyadarkan cia dari pikirannya yang sedang membayangkan seberapa bahagia sahabatnya yang sedang bolos,apakah dia minus es teh dikantin? Atau apakah dia sedang memakan bakso? Ah sial ingin sekali ia pergi dari tempat ini.

"Ehh iya,dengar dong pakkk,pastii,amannn"ucap cia yakin tak lupa juga jempol tangannya yang mengacung di samping pipinya.

"Coba jelas kan ulang" kalimat itu adalah kalimat yang sangat mengutuk,badan cia seakan kaku jurus andalannya sekarang hanya lah cengengesan.

"Duhh,gimana ya pak,bingung saya dari mana jelasinnya"

"Jelasin sekarang apa yang sudah saya ajarkan dari tadi."

Cia pura-pura berpikir dan memegang kepalanya seakan akan fokus membaca buku didepannya.

"Gausa pura-pura mikir."

"Sabar atuh pakk,otak saya lagi merangkum ini."ujar cia sembari menunjuk buku yang di pegangnya

"Emang punya?"

Pertanyaan itu membuat cia bingung

"Punya apa pak?"

"Otak."

'Ahh sialannn kau wahai guru jahanammm' ingin sekali cia meneriaki kalimat itu di depan wajah sang guru ini,tetapi apalah daya kalimat itu harus ia telan dalam-dalam.

Dilain tempat

  "Ahh nikmat apa yang kau dustakan,kasian cia cuma nelan emteka doang,kaya gua dong nelan bakso and teh manis dinginnn,perpaduan yang sangat sempurna."

Brak

"Uhuk"
Erin yang sedang memakan bakso pedas itu terkejut dan mengakibatkan sekarang tenggorakannya
benar-benar sangat sangat sakit"

"Ahh mama,pedas,pedas"

Erin mencari-cari minuman disekitarnya namun tidak ada yang terlihat yang terlihat hanya pemandangan teh manisnya yang sudah tumpah akibat pukulan tadi.

"Uhuk"
"Sakit banget anjengggg" teriak cia kesal.

"Nih"suara berat itu seperti sudah dikenal baik oleh telinga Erin ,tetapi masa bodo yang terpenting tenggorokannya dulu diselamatkan.

Dengan sekali teguk air minum yang didalam botol Aqua itu habis membuat rasa lega yang ada di tenggorokan Erin.

Setelah tenggorokannya benar benar pulih,Erin melihat wajah-wajah manusia setan yang sudah menggangu makannya dan sedikit bantuan memberinya minum.Ingat 'sedikit' mwhehehe.

"Bolos?"suara berat itu terdengar sangat menakutkan dengan raut wajah lelaki itu marah.Bukan satu dua kali ia memergoki gadis itu kedapatan bolos hingga sungguh sangat menguras kesabaran.

"E-hh kak yogaa,ganteng banget hari ini??mau aku traktir?sini-sini duduk" ucap Erin dengan wajah yang tidak berdosa sembari menepuk-nepuk kursi di sebelahnya.

"Tidak usah mengalihkan pembicaraan,sekarang lari keliling lapangan futsal 10 putaran."

"Ehh,gabisa gitu dong kak aku ka-"

"Oke 20." ujar yoga memotong ucapan Erin

"Kak mana bisa gi-"

"Oke fiks 30."

Erin menutup matanya sejenak menelan emosinya dalam-dalam manarik nafasnya perlahan lalu menghembuskannya.

"Oke kak,okee" ucap Erin sambil berlari ke arah lapangan futsal.

Yoga yang melihat gadis itu berjalan ke arah lapangan futsal membuat lelaki itu sedikit tertawa,setidaknya hari ini ia mempunyai hiburan.

"Mending tadi gua ngikut si cianjingg arghhh,cia masi mending dimarahin tapi muka yang marahin diatas rata- rata lah kak yoga ihhhh seremm" gerutu cia yang sedang berlari sambil menyumpah serapahi yoga sang ketua OSIS yang sangat menyebalkan itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote+komen semuaa!!!!


FAVORITE TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang