#prolog

1K 134 8
                                    

"Semoga kita nggak ketemu lagi, ya, Gladys …."

Semoga kita nggak ketemu lagi.

Semoga kita nggak ketemu lagi.

Semoga kita nggak ketemu lagi.

Gladys mengulang kalimat itu berulang kali sampai ia masuk ke dalam mobil bersama sang mama. Kalimat yang sebenarnya memang baik jika yang mengatakan adalah seorang dokter kejiwaan, karena pasti dengan tidak bertemu lagi, menandakan bahwa sang dokter berhasil membuat pasiennya sembuh, membuat pasiennya keluar dari zona mencekam penyakit mental.

Tapi Gladys membenci kalimat itu.

Semoga kita nggak ketemu lagi.

Karena ia berharap bisa bertemu lagi dengan seseorang yang ia rindukan, yang sudah pergi meninggalkannya, yang membuatnya harus rutin pergi bertemu dokter kejiwaan untuk bantu menegaskan bahwa Gladys tak akan lagi bertemu dengan orang itu, dan kepergian orang tersebut bukan salahnya.

"Bentar, gantungan tas aku ilang!" serunya ketika sang mama baru akan menyalakan mesin mobil.

Gladys panik. Mencari ke seluruh sisinya, ke dalam sling bag yang dibawanya. Tapi tak menemukan gantungan tas berbentuk bulan sakit dengan hiasan bintang kecil di bagian tengahnya. Hanya tersisa gantungan bulat yang menempel di tasnya, menandakan bahwa bandul bulan dan bintang itu jatuh entah di mana.

"Ah, itu gantungan yang dikasih Bulan!"

Sang mama ikut panik mendengar nama orang yang memberikannya. Ikut mencari.

"Mama tunggu sini, aku balik lagi ke dalem buat cari." Tak menunggu balasan, Gladys langsung turun dari mobil dan bergegas kembali ke lantai poli jiwa berada untuk mencari gandul gantungan tas tersebut.

Ia menelusuri setiap jejak yang ia pijak selama ada di sana. Mulai dari ruang tunggu, toilet, sampai ia menerobos masuk tanpa permisi ke ruang pemeriksaan, membuat sang dokter bingung dan bertanya, tapi tak menemukan bandul tersebut.

Ia hampir menangis, tapi sudah janji pada diri sendiri untuk tak pernah menangis lagi. Ia kembali ke mobil dengan keadaan lemas, agak panik, tapi tetap berusaha terlihat baik.

"Ketemu nggak?" tanya sang mama.

Gladys menggeleng lemah.

"Ya udah, nggak apa-apa. Bukannya kamu punya dua yang kayak gitu. Nggak apa-apa. Bulan nggak bakal marah, kan nggak sengaja." Mamanya berusaha memeluk untuk menenangkan. Ia tahu gantungan tas itu seperti apa, karena selalu ada di setiap tas yang Gladys pakai. Ia juga tahu kalau Gladys punya dua gantungan tas seperti itu, sama persis dengan yang baru saja hilang.

Tapi ia tak tahu kalau satunya adalah milik Bulan yang Gladys ambil dari tas perempuan itu semasa mereka masih sekolah untuk mengerjai di hari ulang tahun sebelum memberinya kejutan, yang kemudian rencana itu tak pernah terjadi karena Bulan memilih pergi.

-

udah siap membucin bersama couple gila ini????

semoga betah-betah ngikutin sampai akhir yaaaaaaa

23/05/24

Ruang TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang