Bad Plan

349 18 0
                                    

Seorang wanita paruh baya terlihat berada di ruangannya sambil membaca sebuah selembaran di tangannya dengan tenang. Wanita paruh baya itu menyandarkan tubuhnya di kursi dan menyeruput teh nya dengan tatapan yang masih tertuju pada selembaran itu.

Setelah ia meletakkan kembali teh nya, ekspresi wanita paruh baya itu seketika berubah keras. Tangannya mencengkram kertas selembaran itu dan meremukkan kertas itu di kepalan tangannya dengan kuat.

Lalu, tiba-tiba pintu ruangan nya terbuka,

CKLEK!!

Seorang pria masuk ke dalam ruangan wanita paruh baya itu dengan tergesa-gesa dan nafas yang memburu menahan amarah,

"Ibu!!! Apa ibu sudah tau apa yang sedang terjadi di istana??" tanya pria itu cepat.

Wanita paruh baya yang tengah duduk itu menghela nafasnya dan mencoba untuk tenang,

"Kecilkan suaramu George, aku sudah tau" jawabnya.

Pria bernama George itu duduk di sofa dan menghela nafasnya kasar,

"Cih!!! Aku yakin dengan diadakannya sayembara itu, untuk mempercepat si brengsek Devon naik tahta sebagai penerus kerajaan!!!" geramnya.

"Jika hal itu sampai terjadi, maka.. maka aku yakin rencana kita untuk merebut kerajaan ini akan sirna!!!" lanjutnya kesal.

Ibu George terlihat mengepalkan tangannya dan menutup matanya sejenak,

"Jangan dulu pesimis George" balasnya mencoba tenang.

George membuang wajahnya dan berdecak keras,

"Ck!!! Aku akan selamanya berada di bawah si brengsek itu!!! Devon pasti semakin besar kepala karena dia akan menjadi penguasa di istana ini!!!" marahnya.

"Aku tidak akan memiliki tahta apapun!!!" kesalnya lagi.

Ibu George menyentuh keningnya mendengar kekesalan sang putra,

"Berhenti mengeluh George! Kau membuat ibu semakin pusing" ucapnya mencoba menahan amarah.

George menatap sang ibu dan berdiri diri duduknya,

"Ibu selalu berkata bahwa kita akan memiliki kekuasaan di istana ini sejak dulu!!! Tapi buktinya apa?? Sampai sekarang hal itu tidak pernah terjadi!! Bahkan.. untuk merebut Paman Charles dari Bibi Rebecca saja ibu tidak bisa!!" ucapnya mendelik.

Seketika ibu George menatap putranya dengan tajam dan berdiri dari duduknya dengan tatapan yang berapi,

"Apa kau bilang!! Berani sekali kau berbicara seperti itu pada ibu yang melahirkan mu!!!" balasnya cukup keras.

George langsung memalingkan wajahnya dan kembali duduk sambil menyentuh keningnya,

"Aku kesal bu!! Aku kesal karena Devon selalu merendahkan ku!! Dia bersikap sombong dan merendahkan ku di hadapan para bawahan!! Aku tidak terima!! Aku ingin membalasnya dan membuatnya terpuruk untuk selama-lamanya!!" ucap George penuh emosi.

Ibu George kembali duduk dan menutup matanya sambil mencoba untuk menenangkan pikirannya,

"Jika sudah selesai mengeluh maka kau boleh keluar sekarang. Aku butuh otak yang dingin untuk berpikir, jadi.. sekarang keluarlah!!" ucapnya pada sang putra.

George menatap sang ibu dan mendengus kesal, setelah itu ia pun berdiri dari duduknya dan berlalu pergi meninggalkan kamar sang ibu.

Selena, nama wanita paruh baya itu. Dia adalah saudara  tiri dari ibu Devon. Dahulu, ayahnya dan ibu Rebecca menikah. Keluarga Rebecca berasal dari kerajaan yang cukup terpandang dan kaya, sedangkan keluarga Selena saat itu berada dalam keterpurukan.

Permaisuri Palsu Tawanan Sang PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang