Malam ini, Mery terlihat sedikit gundah di atas tempat tidurnya. Hari sudah menunjukkan pukul 11 malam, tetapi gadis itu tidak bisa tidur. Entah mengapa, hatinya merasakan sesuatu firasat yang tidak enak sejak tadi.
Mery membalikkan tubuhnya ke samping dengan gelisah. Pikirannya seketika teringat dengan sang ibu, apa.. ada sesuatu yang terjadi pada ibunya? pikir Mery resah dalam hatinya.
Mery pun memutuskan untuk bangkit dari tidurnya dan duduk. Ia mengusap wajahnya pelan dan mencoba untuk menenangkan diri. Besok, adalah hari dimana Pangeran Devon akan memilih calon istrinya.
Mery merasa belum siap dan takut jika dirinya benar-benar dipilih menjadi calon istri Devon. Jika.. sampai hal itu terjadi, maka.. Ia benar-benar harus menjalankan rencana Selena. Tapi, disisi lain.. gadis itu juga takut jika dirinya tidak dipilih, karena itu berarti dia akan gagal membawa sang ibu keluar dari istana ini dan membuat Selena marah.
Mery menghela nafasnya dalam dan terlihat tertekan,
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" lirihnya dengan sedih.
"Ya Tuhan.. Tolong bantu aku" bisiknya lagi penuh harap.
Lalu, tiba-tiba pintu kamar Mery pun terbuka dan memperlihatkan Christy yang masuk ke dalam kamar dengan terburu-buru,
"Nona!" sahut Christy dengan nada yang terdengar panik.
Mery mengernyitkan keningnya mendengar nada suara Christy,
"Ada apa? Mengapa kau terlihat panik?" tanya Mery.
Christy berdiri di depan Mery dengan wajah cemasnya,
"Nona! Salah satu pelayan mengatakan padaku bahwa.. Bahwa ibu Nona sedang di bawa ke ruang bawah tanah untuk mendapatkan hukuman" ujar Christy yang membuat Mery terbelalak.
Mery seketika berdiri dengan perasaan panik yang memenuhi kepalanya,
"Apa????? Kenapa???? Bagaimana bisa???" tanya Mery panik.
"Aku harus menemui ibuku dan menyelamatkannya!!!" lanjutnya tergesa-gesa dengan nafas yang memburu dan mencoba untuk berlari keluar kamarnya.
Namun Christy dengan cepat menahan tangan gadis itu,
"Jangan Nona! Jangan gegabah! Aku juga belum tau pasti apakah berita ini benar atau tidak!" cegah Christy.
Namun Mery menarik kuat tangannya dan menggeleng dengan mata yang berkaca-kaca,
"Tidak! Aku harus menemui ibuku! Sejak tadi perasaanku sudah gelisah! Aku takut terjadi sesuatu pada ibuku, aku harus menemuinya sekarang!" tegas Mery yang langsung berlari keluar kamar.
"Nona! NONA!" teriak Christy yang tidak di dengar oleh Mery.
Christy pun akhirnya mencoba mengikuti Mery yang telah berlari lebih dulu. Namun ia kehilangan jejak Mery yang telah berlari dengan kencang,
"Ya Tuhan! Dia terlalu gegabah" umpat Christy yang ikut panik.
Disisi lain,
Mery terus berlari keluar istana dan menelusuri koridor yang terlihat sudah sepi dan redup. Gadis itu bahkan tidak memikirkan gaun putih polos tidurnya dan rambutnya yang sedikit berantakan.
Mery berlari dengan nafas memburu dan seketika berhenti melangkah saat melihat beberapa penjaga yang sedang berjaga. Gadis itu pun memilih berbelok ke koridor lain dan terus berlari mencari jalan lain,
"Ibu... tunggu aku.." lirih Mery.
Namun dalam langkah cepatnya, Mery mulai kebingungan karena ia tidak mengetahui dimana penjara bawah tanah berada. Tetapi gadis itu tak mau menyerah dan terus mencari..

KAMU SEDANG MEMBACA
Permaisuri Palsu Tawanan Sang Pangeran
RomanceMery, gadis berusia 17 tahun yang mempunyai tekad kuat untuk pergi dan masuk ke dalam istana Pearland, untuk menemukan ibunya yang di culik oleh para penjaga istana 2 tahun yang lalu. Mery pun rela mengorbankan dirinya dibawa oleh penjaga istana unt...