The Wedding

317 24 4
                                    

Devon menatap lurus pada mata Mery dan berdiri tepat dihadapan gadis itu,

"Kuharap.. Kau bisa memegang kata-katamu" ucap pria itu dingin.

"Aku tidak mau ada hal yang tidak diinginkan pada acara besok, jadi.. cepat makan makanan mu dan jangan membuat pelayan disini kerepotan" lanjutnya.

Mery terdiam untuk beberapa saat dan hanya menghela nafasnya dalam. Devon pun berbalik dan hendak meninggalkan kamar Mery, namun.. pria itu terhenti sejenak dan melirik kearah Mery,

"Jika kau tidak membuat masalah esok hari, maka aku akan memikirkan sedikit hadiah kecil untukmu" ucap Devon tiba-tiba yang membuat Mery menatap punggung pria tersebut.

Devon perlahan berbalik dan kembali menatap Mery dengan tatapan datarnya,

"Jika acara besok berjalan dengan lancar, maka aku akan memberikan kesempatan untukmu untuk bertemu dengan ibumu" ucap pria itu lagi yang membuat Mery terbelalak tak percaya.

"Be.. Benarkah?" tanyanya.

Devon seketika melihat tatapan mata Mery yang sedikit lebih berbinar dari sebelumnya. Pria itu pun memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan menatap Mery dengan serius,

"Dan satu lagi.. Aku ingin kau terlihat bahagia seperti orang yang akan menikah pada umumnya. Jadi, berpura-pura lah bahagia" lanjut Devon dingin.

"Jika kau berhasil melakukannya, maka aku akan memberimu kesempatan untuk bertemu dengan ibumu" ucapnya lagi.

Setelah itu Devon kembali berbalik dan melangkah meninggalkan kamar Mery. Mery terlihat menghela nafasnya dengan mata yang berkaca-kaca, setidaknya.. dia memiliki kesempatan untuk bertemu dengan ibunya, pikirnya.

Berpura-pura bahagia? apakah Mery bisa melakukannya? pikir Mery sedih..

~~

Hari besar yang di tunggu-tunggu pun tiba. Pagi ini, istana terlihat begitu indah dengan berbagai hiasan bunga dan segala macam dekorasi pernikahan yang terlihat megah,

Walaupun pernikahan dilaksanakan secara tertutup, tetapi Rebecca tetap menghias seluruh istana untuk menyambut hari bahagia putranya itu..

Para tamu dan kerabat dekat dari keluarga kerajaan terlihat sudah masuk ke dalam istana untuk menyaksikan janji suci Pangeran bersama calon istrinya.

Disisi lain, di ruangan ganti pribadinya, Devon terlihat telah rapih dan tampan memakai tuxedo pernikahannya,

Pria itu menatap penampilannya di depan cermin dengan tatapan datarnya. Seketika pintu ruangannya terbuka dan memperlihatkan sang ayah yang masuk dan tersenyum lembut menatap penampilan Devon.

Devon yang melihat kedatangan ayahnya dari cermin hanya diam dan menatap sang ayah dengan tatapan yang dingin. Charles menghampiri Devon dan tersenyum menatap pantulan sang putra,

"Waktu berjalan begitu cepat.. Putraku sudah dewasa dan akan menikah dalam beberapa menit lagi" ucapnya dengan suara yang sedikit bergetar.

Devon tidak menanggapi ucapan sang ayah dan memilih merapihkan dasinya. Charles terdiam beberapa saat dan menghela nafasnya pelan,

"Sampai kapan kau akan mendiami ayah?" tanyanya tiba-tiba dengan nada rendahnya.

Devon masih tidak bergeming dan menatap pantulan dirinya di cermin,

"Apa ini masih tentang kejadian waktu itu?" tanya Charles lagi.

Pria paruh baya itu menghela nafasnya pelan,

Permaisuri Palsu Tawanan Sang PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang