Espoir

387 18 0
                                    

John tersenyum dan menggeleng pelan,

"Tidak juga.. Itu hak pribadimu. Tapi.. aku baru mendengar ada seorang gadis yang tidak mengetahui tentang Pangeran Devon, padahal.. Pangeran Devon bisa di katakan sangat populer di kalangan para wanita karena ketampanan dan kecerdasannya" ucap John.

Mery hanya diam dan tidak tertarik dengan ucapan John. Memangnya semua wanita harus mengetahui tentang si Pangeran itu?? pikir Mery.

Mery menghela nafasnya pelan dan menatap kearah John dengan sedikit ragu. Apakah.. dia bisa mendapatkan informasi tentang istana dari pria ini?? pikir Mery ragu.

Gadis itu berdehem pelan dan mencoba memberanikan dirinya,

"Kau.. tinggal di istana??" tanya Mery yang membuat John menatap kearahnya.

John terdiam sejenak dan mengangguk pelan,

"Iya, aku tinggal di istana" jawab John yang membuat Mery menegakkan tubuhnya.

"Jadi.. kau bisa keluar masuk istana dengan bebas??" tanya Mery lagi mencoba terdengar tidak mencurigakan.

John pun kembali mengangguk,

"Ya, begitulah.." jawab pria itu lagi.

"Tapi tetap saja, walaupun aku tinggal di istana, aku harus meminta izin dulu pada kepala pengawal istana untuk keluar. Dan, walaupun aku tinggal di istana, aku jarang sekali bertemu Raja, Ratu ataupun Pangeran" lanjut John.

"Istana terbagi menjadi beberapa wilayah. Istana itu sangat besar dan luas. Ada batasan-batasan yang bisa di masuki dan ada juga yang tidak. Aku sebagai perawat kuda hanya ada di bagian ternak dan kandang kuda. Tapi, jika ada keperluan, aku bisa pergi ke beberapa wilayah di istana, bahkan ke dalam istana jika Pangeran ataupun Raja yang meminta" ucap pria itu lagi.

Mery seketika terdiam dengan perasaan kecewa. Ternyata, memasuki istana itu memanglah sangat sulit dan tidak mudah, pikirnya sedih.

"Aku dan ibuku tinggal di istana. Ibuku.. adalah kepala pelayan disana. Dia yang mengurus dan memerintah beberapa pembantu dan pelayan di istana" ucap John yang membuat Mery terkejut.

"Ibuku sudah bekerja di istana sejak masih sangat muda. Dia sudah menjadi kepercayaan pihak keluarga istana. Kami juga di berikan tempat tinggal khusus di bagian belakang istana" lanjut John.

Mery menatap John dengan jantung yang berdebar. Jika, pria di depannya ini anak dari kepala pelayan istana, apakah.. dia mengetahui keberadaan ibunya?? Jika memang ibunya di jadikan pembantu, maka kemungkinan besar ibu John mengenal ibunya.

Mery mencoba menenangkan dirinya dan menatap John,

"Oh, begitu.." ucap Mery pelan.

Gadis itu menghela nafasnya dan berdehem pelan,

"Bolehkah aku bertanya sesuatu??" tanya Mery pada John.

John menatap Mery dan tersenyum,

"Tentu saja" balasnya.

Mery terdiam beberapa saat dan memberanikan dirinya untuk bertanya,

"Aku pernah mendengar cerita dari seseorang, bahwa.. orang yang bekerja sebagai pembantu di istana akan terikat selamanya.. apa, itu benar??" tanyanya.

John terlihat sedikit terkejut mendengar pertanyaan Mery, pria itu pun terdiam sejenak dan tersenyum pelan,

"Sebenarnya, aku kurang tau tentang hal-hal seperti itu. Tapi, sejauh yang aku lihat sampai saat ini, banyak pekerja istana yang bekerja selama puluhan tahun" jawab John.

Mery pun terdiam dan menunduk. Sepertinya dia tidak bisa mencari informasi lebih jauh dari pria di depannya ini. Pria itu pasti akan mencurigainya, pikir Mery.

Permaisuri Palsu Tawanan Sang PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang