Sebelum pertemuan siang nanti, Devon terlihat melangkah bersama Billie menuju pekarangan untuk mengecek kuda miliknya. Kebetulan sudah beberapa hari ini John tidak ada di istana karena sedang sibuk dengan beberapa urusan pribadinya di luar.
Devon tidak mempermasalahkan hal itu karena dia sendiri yang membujuk John untuk pergi. John tengah pergi ke kota untuk mengikuti kelas dokter hewan di salah satu universitas.
Awalnya John sempat menolak, namun Devon memaksa John untuk ikut kelas itu, karena ia tau cita-cita John dan kemampuan pria itu untuk menjadi seorang dokter hewan. Devon bahkan membantu biaya administrasi kelas itu tanpa sepengetahuan John. Devon mengatakan pada John bahwa itu adalah kelas gratis, karena jika ia mengatakan yang sebenarnya pada John, John pasti akan langsung menolaknya.
Devon menatap Gregor dan menghampiri kudanya yang tengah di bersihkan oleh seorang pelayan pengganti John. Pelayan itu membungkuk pada Devon,
"Selamat pagi Pangeran" sapanya.
Devon menatap pelayan itu dan mengangguk,
"Selamat pagi" balasnya.
Devon mengelus Gregor yang terlihat nyaman dengan sentuhan majikannya itu,
"Apa John belum pulang?" tanya Devon pada pelayan pria itu.
"Belum Pangeran, mungkin John akan pulang besok lusa" jawabnya sambil membungkuk.
Devon pun mengangguk pelan,
"Baiklah, tolong rawat dia dengan baik" ucapnya sambil mengusap kepala Gregor.
Pelayan itu pun kembali menunduk,
"Tentu saja Pangeran" jawabnya.
Devon kembali berjalan keluar kandang dan menatap pekarangan kuda di depannya. Billie masih setia mengikuti Devon dan ikut melihat pekarangan kuda yang luas dan terawat di depannya.
Seketika mata Billie sedikit menyipit saat ia melihat seorang wanita yang jaraknya tidak terlalu jauh dari posisinya dan Devon. Wanita itu terlihat tengah menutup matanya menikmati hembusan angin yang menerpa rambut dan kulit wajahnya,
"Bukankah.. Itu Putri Melisa?" ucap Billie tiba-tiba yang membuat Devon menatap kearah pandang Billie.
Pria itu seketika menatap gadis itu dan terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan,
"Sepertinya.. Istana ini begitu sempit, sampai-sampai aku selalu bertemu dengannya" ucap Devon cukup dingin.
Billie melirik Devon dan tersenyum pelan,
"Istana ini sangatlah luas Pangeran.. Bisa saja, ini adalah sebuah takdir" celetuknya yang membuat Devon langsung meliriknya dengan tajam.
Billie pun seketika terdiam dan menunduk takut melihat tatapan tajam Devon. Devon kembali menatap Mery dari kejauhan dan entah mengapa matanya merasa tidak bosan melihat gadis itu.
Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepala Devon. Pria itu langsung menegakkan tubuhnya dan melangkah pergi. Billie yang melihat Devon dengan cepat mengikuti pria itu dengan terburu-buru,
"Pangeran, anda mau kemana?" tanya Billie sambil terus mengikuti Devon.
Devon tidak menjawab dan terus berjalan menghampiri Mery yang terlihat tidak menyadari kedatangan pria itu. Mery kembali menarik nafas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Gadis itu sekarang merasa jauh lebih baik. Mungkin sebaiknya ia kembali ke taman, Christy pasti sangat mencemaskannya, pikir Mery.
Saat Mery hendak berbalik, tiba-tiba gadis itu terbelalak dan terkejut bukan main saat melihat Devon yang sudah berada di belakangnya dan menatapnya dengan tatapan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permaisuri Palsu Tawanan Sang Pangeran
RomanceMery, gadis berusia 17 tahun yang mempunyai tekad kuat untuk pergi dan masuk ke dalam istana Pearland, untuk menemukan ibunya yang di culik oleh para penjaga istana 2 tahun yang lalu. Mery pun rela mengorbankan dirinya dibawa oleh penjaga istana unt...