Kewarasanku hampir terenggut ketika melihat Ibu yang siang ini, setelah perdebatan kecil semalam, malah mendiamkan diriku, malah mengajak Kalandra untuk berlatih memanah, setelah Kalandra sendiri pulang dari ακαδημία τοξοβολίας (akadimía toxovolías). Posisi mereka kini sedang berada di ruang tamu sembari menikmati anggur buatan Ibu dan hidangan lainnya.
Mau tak mau (Bu, aku terpaksa) aku harus mengikuti ke mana perginya kedua orang itu. Entah sampai kapan Ibu akan mendiamkan diriku seperti ini, sanggup tak sanggup, aku akan memberanikan diri untuk menyapanya.
Omong-omong, aku masih bimbang akan paksaan dari Ibu semalam itu, tentang Akademi Stelios Kourelis. Kurasa, mengikuti perintahnya bukanlah saran yang buruk, jika musuh benar-benar akan datang. Tetapi, aku agak skeptis terhadap ucapan Ibu yang terkesan 'melantur'. Di sisi lain, jika aku tidak mau memasuki akademi, Ibu pasti akan marah besar bahkan aku akan kewalahan dalam menghadapi musuh, jika musuh itu benar-benar akan datang. Maka dari itu, aku belum menyimpulkan keputusan yang serius.
"Nyonya Jace, agaknya aku iri terhadap Zephyr yang selalu bisa memanah tepat target, bahkan jika dia menutup mata sekalipun. Sebetulnya, kayu jenis apa yang kalian pakai untuk menciptakan anak panah keberuntungan itu? Ah, dia betul-betul jago, Nyonya!" puji Kalandra, di sela menikmati anggurnya. Aku mendengus geli, Ibu malah tertawa kecil menanggapinya.
"Kami tidak memakai jenis khusus yang kau maksud itu, Kal. Aku seringkali membelinya pada Tuan Alfonso, dia mau memberikan kami anak panah yang bagus dengan harga terjangkau. Jika kau ingin berhasil, berlatihlah dengan serius," balas Ibu.
Tuan Alfonso merupakan pencipta anak panah di tempat tinggal kami, kami sering membeli di tempatnya. Dengan harga yang terjangkau, sama seperti kata Ibu tadi.
"Di ακαδημία τοξοβολίας, dia bahkan hampir tidak pernah mencoba memanah sama sekali, tetapi tetap pandai. Entahlah, mungkin karena dis putramu, Nyonya?" Kalandra mengungkapkannya pada Ibu
Sial sekali. Ibu pasti akan memarahiku habis-habisan setelah mengetahui bahwa putra tunggalnya ini hampir tidak pernah ikut pembelajaran dalam kelas memanah. Bukan sombong, tetapi aku hanya bosan dengan gurunya.
Aku tidak berkata apa-apa, memilih untuk ikut duduk bersama keduanya. Tentu saja, diiringi oleh tatapan tajam dari Ibu. Ia pasti sangat marah karena mengetahui fakta tadi.
"Aku ingatkan kepada kalian untuk tidak menjadi orang sombong ketika berhasil melakukan sesuatu. Apollo, pernah menyombongkan dirinya di hadapan Eros, memaki Eros sebagai anak kecil yang memainkan senjata orang dewasa. Apa akibatnya? Ya, pada akhirnya Eros memanah Apollo, membuat Dewa Sombong itu kehilangan cintanya — Daphne, Hyacinthus, Marpessa, atau Cassandra. Apakah Apollo berhasil mendapatkan mereka? Tidak. Sebab apa? Sebab Apollo sendiri sangat sombong. Cukup jadikan memanah itu sebagai hobi atau memang kegiatan melawan musuh, bukanlah hal yang wajib disombongkan." Wanita itu menyesap tetes terakhir dari anggur di gelasnya. Kemudian mengajak kami untuk segera berangkat.
Beberapa saat melangkah, kami telah sampai pada lahan luas nan kosong, tempat yang biasanya didatangi oleh aku dan Ibu ketika akan berlatih memanah. Kali ini, Ibu memasangkan target di tengah lapangan.
Ibu menyuruh Kalandra terlebih dahulu untuk memanah. Hingga kali ke lima membidik, Kalandra belum berhasil sama sekali. Bidikannya selalu meleset jauh. Sebab kesal, ia memutuskan untuk duduk di sebelahku, dan menyuruh diriku untuk segera berlatih.
"Jangan arahkan anak panahmu ke target itu, Phyre! Arahkan saja ke atas sana, bidiklah panahmu hingga mengenai burung-burung yang beterbangan itu. Segera lakukan, sebelum para burung itu kabur bebas!" Perintah dari Ibu mampu membuatku melongo, aku tak menyangka, jika memanah akan menjadi sesulit ini jika yang melatih adalah Ibuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELPHI: The Magic Crossbow
FantasyDelphi adalah area suci milik Apollo yang biasanya digunakan masyarakat untuk menerima ramalan yang dituturkan langsung oleh Pythia. Selayaknya tempat suci yang lain, Delphi juga sangat dijaga ketat oleh manusia, nymph dan satir, serta para Olympian...
