Beludak Membinasakan

15 4 0
                                        

Dalam setengah sadar, aku dapat melihat Kenn dengan baju koyaknya berusaha berlari setelah tanah berhenti bergetar. Benturan dengan batu cukuplah keras, membuat kepalaku mengeluarkan darah, untung masih sedikit sadar. Kini, giliran Kenn yang berusaha menggendong tubuh lemahku menjauhi area ini. Kijang bersayap — meski seluruh tulangnya sudah patah, dia tetap mengusahakan kemenangan kami.

Para nymph yang tertahan mulai kehilangan tenaganya, begitu juga dengan Athanasía, mereka terlihat memejamkan mata efek terkena sihir yang amat dahsyat dari Empusa. Aku sebisa mungkin berjalan sembari terus menggenggam anak panah milik Ibu yang kini merah karena darah Yeti.

Kita berdua saling bergandengan, aku menyenderkan kepala yang berdarah pada lengan Kenn. Dia memapahku meski keadaannya tak kalah memprihatinkan. Kenn melangkah sempoyongan seraya memegangi batang pohon yang tumbuh di sepanjang area hutan.

Sebab energi Kenn semakin melemah, kekuatan ilusinya juga sudah hampir habis. Tadi sempat diserang gempa kecil dan kini akan benar-benar habis. Tubuhku seakan sudah mati rasa. Hantaman tadi sepantasnya menyebabkan diriku amnesia, tetapi aku memilih untuk menundanya sampai tiba di akademi nantinya. Ditambah terimpit oleh energi negatif dari Empusa, diriku semakin dibuat mati karenanya.

Kami hampir sampai pada perapian. Kijang bersayap masih menyelamatkan dirinya dengan cara bersandar pada batang pohon. Tubuhnya terkulai lemas dan terluka patah. Aku senantiasa ingin menolong semua makhluk yang tersiksa, tetapi mana mungkin? Keadaan diriku saja sudah seburuk ini.

"Ευγενής Ημίθεος! Σε ευχαριστώ που θυσιάστηκες για να με σώσεις! Πρέπει να σε τιμήσουμε, παιδί μου! [dibaca; Evgenís Imítheos! Se efcharistó pou thysiástikes gia na me sóseis! Prépei na se timísoume, paidí mou!]." Athanasía berusaha berbicara ketika kesadarannya hampir terenggut sepenuhnya.

Perlu kalian ketahui, aku merupakan remaja asli Yunani. Intinya, Athanasía mengucapkan banyak terima kasih kepada Demigod Mulia (aku dan Kenn) karena telah berani mengorbankan diri hanya untuk menyelamatkannya. Dia juga menambahkan, bahwa kami wajib mendapatkan penghormatan khusus.

Aku dan Kenn nyaris tidak menjawab sepatah katapun. Kita berpencar menjadi dua. Aku berusaha melepas ikatan di tubuh Dryad yang kulit mulusnya banyak tergores dan mengeluarkan darah. Dari pada yang lain, Dryad inilah yang paling menderita. Hampir-hampir tidak bisa bernapas.

Rupanya, tali yang digunakan oleh Empusa dan kawan-kawan bukanlah tali biasa. Dari kejauhan memang terlihat seperti serat pepohonan, tetapi saat didekati, serat itu memikiki banyak duri yang kemungkinan besar sangatlah menusuk badan para tahanan. Darah para nymph dan manusia biasa cenderung beda. Tak heran apabila bercak di sana amatlah sedikit meski sudah disiksa seharian penuh.

Serat ini sudah diberi mantra tersendiri oleh Empusa. Menjadikannya amatlah kuat, aku hampir tak mampu sekadar memegang tali itu. Perih menyiksa tangan karena duri menusuk kulit kami. Kenn hampir berhasil menyelamatkan sesosok Dryad yang rambutnya tidak rapi — gosong dan acak-acakan akibat terbakar. Namun, suara desisan menghentikan aksi kami. Para nymph dan Athanasía kembali membuka mata setelah mendengar desisan itu semakin dekat dengan kami.

Lama saling menatap, kami akhirnya dapat mencium bau anyir seperti terdapat ratusan ekor ikan yang berenang ke arah kami, tetapi di sini bukanlah sungai ataupun laut. Desisan semakin keras, bau anyir semakin menyengat, kami juga mendengar suara sesuatu yang melata, menindas dedaunan kering, menjadikannya menempel pada seuatu yang melata itu.

Aku hampir tidak tahan dengan bau anyir yang dihasilkan oleh sesuatu yang jaraknya pasti sudah sangat dekat dengan kami ini. Aku sempoyongan, mundur bebeapa langkah yang akhirnya jatuh pada tanah.

Dari depan sana, tepatnya di belakang Athanasía ditahan, aku dapat melihat sesuatu yang aneh sedang melata ke arah kami. Ular kecil yang tumbuh ± 12 inci dan di bagian kepalanya terdapat corak berwarna putih terang yang mirip diadem. Dia melata tidak seperti ular pada umumnya, melainkan dengan mengangkat bagian tengah tubuhnya. Ular itu memiliki kepala ayam. Setiap kali ia mengangkat bagian tengah tubuhnya, rumput-rumput kecil terbakar, membuat kami semua kepanasan.

Aku awalnya agak waswas karena ular itu hampir mendekati kami yang tidak dapat bergerak ke manapun. Namun, kekhawatiranku bertambah ketika melihat kijang bersayap tiba-tiba kembali melolong dan terbang ke arah ular tadi.

Selayaknya baru dilatih oleh Centaur kesayangan kami semua — Chiron, kijang bersayap kembali mendapatkan kekuatannya. Dia terbang mengalihkan perhatian ular berkepala ayam, agar ular itu tak melata ke arah kita.

Tiba-tiba, Athanasía berteriak dengan suara putus-putusnya, "Κλείστε τα μάτια σας, παιδιά! Είναι ο Βασιλίσκος, μπορεί να μας σκοτώσει με το βλέμμα του. Κρατήστε την αναπνοή σας, θα εκπνεύσει και θα μας κάνει να πεθάνουμε από την πύρινη ανάσα του! Σώστε τους εαυτούς σας! [dibaca; Kleíste ta mátia sas, paidiá! Eínai o Vasilískos, boreí na mas skotósei me to vlémma tou. Kratíste tin anapnoí sas, tha ekpnéfsei kai tha mas kánei na pethánoume apó tin pýrini anása tou! Sóste tous eaftoús sas!]."

Athanasía menyerukan bahwa hewan menyeramkan itu bernama Basilisk. Atas pengetahuanku, Basilisk merupakan ular berkepala ayam yang berasal dari Kyrenaika di Afrika Utara. Athanasía juga menyuruh kami untuk memejamkan mata karena tatapan dari Basilisk dapat membunuh kami. Menahan napas juga menjadi cara yang tepat untuk menyelamatkan nyawa, sebab, Athanasía berkata bahwa napas Basilisk penuh api, kita dapat mati jika menciumnya.

Kijang bersayap terbang sembari menggerakkan kaki, berusaha menendang kepala Basilisk dengan kaki kuatnya. Sayapnya yang patah menyebabkan kijang tidak dapat terbang dengan tinggi, tetapi dia terus berusaha sebisa mungkin. Basilisk terlihat kesal dengan kijang, ia berusaha berdiri meski itu sulit, karena Basilisk tidak memiliki kaki. Kijang juga berusaha menyerang Basilisk dengan cara menyerudukkan tanduknya dari belakang Basilisk, membuat kepala bagian belakang Basilisk sedikit tergores karena serudukan brutal dari kijang.

Menahan sakit, Basilisk terlihat semakin murka. Dia menyemburkan api asal tanpa peduli jika seisi hutan kebakaran karenanya.

"Dasar makhluk jahat! Kalian telah membunuh kawan kami, tetapi kalian enggan mengakui! Terimalah konsekuensinya, Pecudang! Sssss." Basilisk berteriak penuh amarah. Banyak pohon yang hangus karena semburan apinya.

Basilisk mengangkat tubuhnya lebih dekat dengan kijang yang terbang kurang bebas, lalu menyemburkan api, membuat kijang terpental dengan tubuh yang setengah terbakar. Aku dan Kenn mulai kepanikan, apalagi ketika Basilisk kembali melata ke arah kami — para tahanan di samping perapian.

Tanpa merasakan panas dan segala energi negatif milik Empusa, Basilisk tetap melata dengan elegan. Dia kembali menyemburkan api, membuat perapian yang semula hampir mati kembali menyala, bahkan lebih panas karena ditambah racun mematikan dari tubuh Basilisk.

"Sssss, kalian bodoh! Egois! Ini urusan kami dengan Agrotera. Bukan urusan kalian semua. Dewi Ratu memang menyuruh kami untuk mencari mangsa yang akan dimasak demi perayaan ulang tahunnya. Namun, dia tidak pernah menginginkan daging busuk kalian semua! Sssss, para nimfa sialan, Pemburu Bajingan! Jangan salahkan kami jika kalian semua mati di hari ini. Rasakan ini semua, Bodoh!" Basilisk terus meracau. Di detik selanjutnya, ia menyemburkan api yang lebih besar dan banyak dari pada tadi. Perapian yang semula berbentuk lingkaran teratur berubah melebar ke mana-mana. Aku duduk di samping semburan api dari Basilisk tadi. Ketika api mengenai depan tempat dudukku, aku merasa bahwa diriku sudah hangus. Habis tak tersisa.

"Kenn, jaga dirimu. Selamatkanlah kami!" ucapku penuh sesak karena asap merasuki paru-paru. Selamat tinggal, Kenn, semoga kau mendengar pesanku barusan!

🌀

Terdapat beberapa versi yang membahas tentang Basilisk. Namun, saya mengambil versi yang paling umumnya saja. Ada juga mungkin suatu hal tentang Basilisk yang terlalu berlebihan, harap dimaklumi, cerita ini 100% fiksi!

Terjemahan bahasa asing by Deepl.

DELPHI: The Magic Crossbow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang