Sepersekian detik setelah Apollo benar-benar menghilang, Artemis mengajak kami untuk segera mencari salah satu nymph yang gugur. Seusai berjalan cukup lama, akhirnya kami semua berhasil menemukan mayat seorang Dryad yang terkapar tanpa nyawa. Dryad itu meninggal di bawah pohon oak kecil yang juga mati. Membuat aku bertanya-tanya, adakah hubungan antara Dryad dan pohon itu?
"Salah satu pohon bisa mewakili kehidupan manusia. Pohon oak itu adalah wujud lain dari Deona. Pohon itu tumbuh pada detik di mana Deona terlahir. Deona sendiri gugur, jasadnya memang dikembalikan pada pohon perwujudannya," jelas Nyonya Emy seraya mendekati jasad Nyonya Deona. "Deona tidak akan kami bawa pulang. Jasadnya akan melebur bersama dengan pohonnya itu. Dewi Demeter selalu memberikan yang terbaik bagi kami. Kami akan melakukan ritual berupa meminta perlindungan dan doa untuk Deona kepada Dewi Demeter," sambungnya.
Suasana yang tadi tegang, kini berubah menjadi haru. Apalagi, Artemis turut dalam kekalutan ini. Dia memimpin upacara sesuai dengan tradisi para nymph — terutama Dryad. Para nymph yang merasa ditinggalakan sedikit menitikkan air matanya. Tubuh mereka hampir hancur, hatinya tambah hancur ketika melihat rekan seperjuangan telah tiada.
Ketika Matahari sudah mulai tinggi, kami meninggalkan Nyonya Deona dan pohon oak yang lama-lama memudar, melebur dalam pelukan hangat Dewi Demeter dan Gaia.
"Kata Poseidon, kau melawan gorgon? Mengapa kau sudah berada di sini?" tanya Artemis.
"Anu, Kita memang sudah berangkat ke istana Ayahanda. Rupanya, kedua gorgon itu tidak mengerang kerajaan. Dia hanya terus mendesak kita untuk meminta pertanggung jawaban Ayahanda dalam kematian Medusa. Yang tertua — Stheno, berbicara dengan baik kepada kami. Tapi anu, dia juga memberi peringatan kecil, jika dalam beberapa waktu Ayahanda masih buta atas kematian Medusa, kedua gorgon itu akan kembali datang dalam wujud yang lebih kuat lagi," jelas Alaric, Selena kesal sendiri, dia berjalan dengan mengentakkan kaki mungilnya.
"Sia-sia saja aku berlatih sampai mau mati, rupanya tidak jadi perang. Yang terjadi hanyalah perbincangan orang dewasa yang aku sendiri malah lebih tidak memahaminya," imbuh Selena, menunjukkan betapa ia dongkol atas kejadian tadi.
"Tapi kau hadir di sini. Itu berguna," sahutku pelan.
Tidak ada perbincangan lagi sampai kita sudah keluar dari area hutan Delphi, meski begitu, masih ada berhektar-hektar hutan lagi yang harus kamu tempuh. Perjalanan ini cukup menyenangkan karena kita berkamuflase menjadi transparan hingga sampai di gerbang akademi nantinya. Dewi Artemis enggan dilihat oleh makhluk fana yang sedang berburu di sekitaran hutan. Tak heran jika ia memakai kekuatannya untuk mengaburkan pandangan mata insan fana sehingga tidak dapat melihat keberadaan kita semua.
"Apakah akademi masih selalu diserang oleh orang luar? Eh, agaknya aku terlalu sibuk dalam beberapa waktu terakhir ini. Jadi, belum mempunyai waktu untuk mengecek keadaan akademi, meski dari atas Olympus sana," tanya Artemis lagi.
"Kami sudah memperkuat keamanan atas bantuan manusia cerdas kami — Hagne, dia mengajari pada kami semua tentang cara membuat jebakan dan ilusi optik yang tepat untuk manusia biasa. Dia kan, memang lebih berkembang dari kami semua, teknologi dari zamannya sudah lebih canggih dari sekarang. Sayangnya, di era dia lahir dan hidup, sebagian besar dari manusia sudah jarang yang meminati sejarah. Dia bahkan sudah mengetahui apa yang akan terjadi dengan kehidupan kami semua. Dia mengetahui runtuhnya era kita saat ini — era abad pertengahan. Kita sekaligus membangun benteng agar tetap aman meski keadaan luar sedang tidak baik-baik saja." Tuan Satir menjelaskan dengan raut penuh khawatir. Lidah kambingnya terulur keluar untuk menjilati bibir atas dan bawahnya sendiri, seperti ketika ia selesai menyantap tumbuhan yang menyegarkan.
"Aku tidak menyangka jika gadis itu masih ada di sana. Oh, apakah dia baik-baik saja? Lantas, adakah kemajuan atas proyek yang sedang kalian rancang? Jika ada kesulitan, kalian boleh loh, menghubungi aku, atau kalau mau, adikku. Dia lebih mengenal Hagne secara pribadi." Artemis menimpali.
Mendengar topik yang dibicarakan cukuplah menyenangkan, Kenn mulai membuka mata yang semula terpejam. Chiron terlihat agak lega dari sebelumnya. Setelah benar-benar sadar, Kenn meminta diturunkan dari badan kuda milik Chiron. "Tapi kau masih lemah, Nak!" tegur Chiron dan Kenn tetap kekeuh.
"Hagne akan kami jaga sampai proyek yang kami rancang berhasil. Petinggi akademi tidak akan membiarkan dia tersesat. Dia sangat pandai, sehingga kemajuan atas proyek yang sedang kami kerjakan cukuplah banyak. Dia banyak membantu, sekaligus berharap agar segera berhasil pulang. Sebetulnya, Nyonya Dynn pernah sengaja tidak ingin membantu dia, karena dia pintar, dianggap seperti peramal — tanpa maksud menyingkirkan keberadaan saudaramu — Apollo, tapi, ya, kita tidak boleh egois," celetuk Nyonya Heavesy.
Aku jadi semakin penasaran atas proyek apa yang sedang mereka kerjakan. Dan, apa maksud dari Nyonya Dynn yang tidak ingin membantu Hagne? Tentang kepulangan Hagne? Memangnya, dia demigod atau setidaknya manusia dari belahan bumi bagian mana? Aku juga bingung, mengapa Tuan Satir tiba-tiba membahas tentang keruntuhan era pertengahan? Padahal, kami sedang berada di puncak kejayaan.
Runtuhnya era Yunani Kuno bukanlah akhir dari kehidupan kami. Walau tak dapat dipungkiri bahwa era gemilangnya Yunani adalah pada masa Yunani Kuno (abad ke-8 sampai abad ke-6 SM) dan Yunani Klasik (abad ke-5 sampai abad ke-4 SM). Pada zaman Yunani Klasik, bangsa Yunani di bawah kepemimpinan negara-kota Athena berhasil mematahkan invasi Kekaisaran Persia.
Kejayaan Yunani Kuno juga dapat dilihat dari seni bangunan dan seni pahat, yang mana di sana banyak dibangun kuil dengan gaya Doria, kuil Delphi salah satu peninggalan yang masih terpakai hingga sekarang. Apollo masih menuturkan ramalannya lewat kuil itu. Selain karya seni, sastra juga menjadi salah satu hal yang membuat era ini semakin keren. Para era ini, Yunani memiliki sastrawan terkemukanya — Homerus yang menulis Kitab Illiad dan Kitab Odysseia. Banyak faktor pendorong lainnya yang menyebabkan Yunani pada era kuno ini dianggap sebagai peradaban yang makmur. Filsafat dan perkembangan ilmu teknologi yang pesat menjadi beberapa alasan tersebut.
Pada era ini, Yunani masih dikenal luas sebagai bangsa yang makmur, meskipun tidak semakmur era sebelumnya. Yang memenuhi benakku hanyalah satu, yaitu mengapa Hagne bisa meramalkan keruntuhan era ini? Padahal, Apollo sendiri belum sempat menuturkan ramalannya.
"Sudahlah, Nak. Kau tak perlu takut mengenai apa yang dikatakan oleh Hagne. Jika faktanya dia memang lebih tahu tentang kejadian yang akan hadir dalam beberapa waktu ke depan, apa masalahnya? Apakah kau tahu, jika di masa depan nanti orang-orang akan terlahir menjadi pintar, dunia bisa dirubah oleh kecerdasan mereka. Meskipun bumi tak lagi baik, hutan tak lagi hijau, kekeringan melanda seluruh penjuru dunia akibat kemajuan zaman, tapi mereka pasti dapat mengatasinya dengan baik. Kau tidak perlu susah-susah berpikir tentang kejadian apa yang akan meruntuhkan era ini. Jika memang kejadiannya tidak akan terjadi, kalian yang menang, tetapi jika kejadiannya terjadi, Hagne juga tidak bersalah. Dia berada pada jalur yang tepat karena telah memberi sedikit peringatan kepada kami semua yang hidup di era ini. Kalau sekiranya masih pusing, kau bisa mendatangi Hagne secara pribadi," celetuk Artemis secara tiba-tiba, sesaat setelah aku memikirkan nasib buruk kami kedepannya. Aku mendadak malu, pipiku panas akibat semua makhluk menatapku dengan heran.
"Ketakutan merupakan salah satu sifat manusiawi. Kami para kaum kekal tidak pernah merasa setakut itu atas apa yang akan terjadi di kemudian hari. Tetapi, kami akan terus waspada tentang itu. Kau tidak perlu takut atas apapun, Nak. Kau masih terlalu belia untuk memahami semua ini. Masih ada banyak petualangan yang belum kau menangkan, masa-masa menjadi demigod dewasa yang belum kau ketahui, dan menjadi demigod paling berpengaruh terhadap keamanan, yang pastinya kau belum pernah memikirkan itu semua, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DELPHI: The Magic Crossbow
FantasíaDelphi adalah area suci milik Apollo yang biasanya digunakan masyarakat untuk menerima ramalan yang dituturkan langsung oleh Pythia. Selayaknya tempat suci yang lain, Delphi juga sangat dijaga ketat oleh manusia, nymph dan satir, serta para Olympian...
