Aku merasa bahwa tubuhku diseret, aku tidak dapat membuka mata lagi, tetapi badanku bergesekan langsung dengan tanah, menyebabkan luka ini semakin bertambah. Aku masih sadar meski tidak bisa membuka mata. Kennlah yang sudah menarikku. Aku bahkan mendengar isakan tangis dari bibir bergetar Kenn.
"Empusa sialan! Tunggu pembalasanku, Sialan!" Kenn terus meracau seiring menjauhkan tubuhku dari perapian. Omong-omong, aku sama sekali tidak dapat melihat keadaan hutan ini. Bisa-bisa, nymph dan Athanasía sudah terbakar karena lalapan api dari Basilisk.
Setelah dirasa kulitku terkelupas penuh, Kenn akhirnya menghentikan seretan pada tubuhku. Aku tersadar bahwa aku masih memegang anak panah milik Ibu serta busurnya juga tetap kubawa. Kenn merebut perlengkapan memanah itu, lalu berdiri meninggalkan diriku begitu saja.
Pendengaran mengatakan bahwa Kenn mungkin baru melangkah sekitar sepuluh langkah, di saat ia hampir melaju lagi. Aku dapat mendengar suara guyuran air di daerah perapian, barangkali diguyur oleh orang yang membawa wadah besar. Intinya, api sudah mati karena guyuran itu, Basilisk mendesis semakin keras.
Aku tidak dapat menjelaskan kelanjutannya, sebab, keadaanku sudah teramat kacau. Baju dan celana kotor yang robekannya di mana-mana, kepala bocor yang belum sempat diperban, muka gosong akibat semburan dari Basilisk. Aku tidak yakin bahwa diriku akan selamat untuk saat ini. Maka jikalau diriku gugur, biarkan Kenn yang melanjutkan bercerita.
Rupanya, kekhawatiranku ini hanyalah pendramatisasi semata, sebab, aku merasakan ada sesuatu dingin mengenai wajahku. Ini air, tetapi tidak sebanyak di sekitar perapian. Mau tak mau, aku berusaha membuka mata.
Pandnagan pertama yang kulihat setelah berkali-kali mengucek mata adalah seorang nymph — Dryad dengan tubuh penuh lendir. Ah, Nyonya itu! "Jangan banyak bergerak, Car. Kau terlalu lemah. Aku akan mengobatimu!" Dia memperingati diriku dengan senyuman manisnya.
"B-bagaimana dengan Kenn, Nyonya?" tanyaku pada Nyonya Nymph Berlendir.
"Usahlah kau risaukan dia. Kenn baik-baik saja. Aku datang bersama Chiron, Tuan Satir, serta Alaric dan Selana. Mereka sudah mengguyur perapian. Oh, kau perlu duduk sebentar, Car. Aku akan mengobati punggungmu," perintah Nyonya Nymph Berlendir. Aku terus mengikuti apa katanya.
Sembari diobati, aku dapat melihat dengan jelas, dari jarak 50 meter di depan sana, kawan-kawanku sedang bertarung melawan Basilisk yang tambah murka. Basilisk kewalahan menandingi Alaric yang terus-menerus menangkis api karena Alaric dapat mengendalikan air. Alaric mengeluarkan air dari tangannya, lalu mengarahkan kepada tubuh lemah penuh amarah Basilisk.
Chiron dan Tuan Satir berusaha melepaskan tali bersihir yang melilit tubuh para nymph dan Athanasía. Selena berusaha mengobati kijang bersayap yang tubuhnya sudah gosong separuhnya.
Kenn sendiri bertarung menggunakan panah milikku. Dia sedang mencari titik yang tepat untuk memanah Basilisk dengan tepat. Kenn sepertinya tahu jika anak panah itu yang paling berharga dari anak panah lainnya. Basilisk terus menggeliat, ia bingung akan melawan Kenn ataupun Alaric terlebih dahulu. Alhasil, Basilisk merasakan bengap, ia menyemburkan api dengan asal-asalan, sampai membakar bangkai Yeti yang masih terkapar di sekitar sana. Alaric segera memadamkan api, dari pada kebakaran semakin merembet ke mana-mana.
"Blasteran kurang ajar! Aku tak sudi mati di tangan buruk kalian! Aku akan membunuh kalian semua, tanpa harus menunggu perintah dari Dewi! Aku bisa membasmi kalian semua! Sssss, rasakan — AAAKHH, SIALAN!" Basilisk berkeriau kencang ketika Kenn berhasil menancapkan anak panah tepat di kepala ayamnya.
Dalam hitungan detik saja, tubuh ular setengah ayam itu menggelinjang kesakitan dengan panah yang masih menancap. Darah penuh bisa mengucur deras dari badan benyainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELPHI: The Magic Crossbow
FantasyDelphi adalah area suci milik Apollo yang biasanya digunakan masyarakat untuk menerima ramalan yang dituturkan langsung oleh Pythia. Selayaknya tempat suci yang lain, Delphi juga sangat dijaga ketat oleh manusia, nymph dan satir, serta para Olympian...
