***
Masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Aku masih ngos-ngosan karena melihat sperma kentalku menghiasi wajah mulus Ci Amel. Di sanalah air maniku mengalir dari pipi hingga leher jenjangnya.
Ci Amel yang masih memakai baju gym-nya itu masih memejamkan matanya karena semprotan sperma itu begitu banyak mengolesi wajahnya.
"Oh God! You did it! I'm your cum slut!"
Keringat yang masih membanjiri tubuhnya karena sehabis olah raga itu menambah keseksian wajahnya yang dibanjiri pejuku.
"Ugh, Cici seksi!"
Masih mengontrol nafasnya, Ci Amel bersuara, "Ah, Cici baru abis nge-gym, masih keringetan gini langsung dibanjirin peju kamu."
Belum ada tiga menit aku ngecrot di wajahnya, aku keras kembali karena melihat pemandangan ini.
"Hmm, Cici masih keringetan, lho."
Ci Amel mengusap bahu mulus yang penuh dengan peluhnya itu, dia bahkan meremas buah dadanya yang basah itu ke arahku.
Aku jadi sayu menatapnya.
"Hm, kamu mau icip Cici? Pake daging kontol kamu? Hm, kayaknya ada yang ngaceng lagi, yah? Belum puas kalau belum ngentotin."
"Cici masih basah banget, lho. Kayaknya seger kalau diewe."
"Oh, God!"
"Mau?"
"Fuck!"
Langsung kutelepon Koh Lius, suaminya untuk tidak buru-buru mencairkan cekku.
Aku ajak Ci Amel dengan merapihkan bajuku.
"Yuk. Mumpung dia lagi di bank."
***
4 Jam yang lalu ...
Pagi-pagi sekali, aku bangun dan mendapat kabar dari Mang Ujang bahwa sudah saatnya mencari model terbaru untuk pembangunan proyek site plan B. Tepatnya, aku dan kontraktorku, Mang Ujang, sedang merencanakan proyek B yang akan segera dibangun. Butuh model rumah yang baru biar "keep it fresh" dan diminati banyak orang.
Aku minta pendapat tentang gambar yang kubuat dan mendiskusikannya dengan Mang Ujang.
"Mang, aku sudah dapet gambar nih, coba nanti kita hitung dan kita terka kemungkinan apa yang bisa jadi kekurangan."
"Oke, Bos. Hari ini saya mau ke kota dulu nemuin klien. Kemungkinan kita diskusi sore, Bos, biar bisa nemu gambar yang pas dan cepetan ngebangun, soalnya pesanan udah banyak."
"Baiklah, santuy. Bahan-bahan sudah aku obrolkan sama Koh Lius. Hari ini aku mau ngasih dia cek biar cepet dikirim bahan materialnya."
"Oke, Bos, nanti mamang dateng ke Cluster A. Jam empatan, lah."
Sebelumnya, semalam aku ngobrol dengan Koh Liys lewat telepon bahwa dengan segera aku ingin merealisasikan site plan B dan segera membangun.
Aku ingin Koh Lius dan materialnya ikut andil dalam pembangunan, juga meminta kiriman bahan matrial secepatnya.
"Makasih banyak, ya, Ryan, udah milih material saya buat ngebangun. Mudah-mudahan lancar proyek B-nya dah. Saya udah nggak sabar nih ngirim barang banyak-banyak."
"Hahahaha. Doanya aja, Koh, biar lancar. Mungkin besok saya ke rumah Kokoh ngasih cek sekalian mampir. Kasih potongan yang banyak, ya, hehehe."
"Hahahaha. Tenang. Buat Ryan mah saya kasih bonus banyak dah. Nanti pertengahan tahun saya traktir jalan-jalan ke Singapura dah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ryan 21+ [END]
Fiksi Umum*** WARNING!!! CERITA DEWASA PENUH ADEGAN SEKS KOMPLEKS, KATA-KATA KOTOR, VULGAR, DAN TAK SENONOH. DIMOHON DENGAN BIJAK PARA PEMBACA UNTUK MEMILIH BACAAN. TERIMA KASIH. *** Sinopsis Tentang Ryan. Lelaki jomblo yang mencoba berdamai dengan masa lalu...