35: Betrayal of Trust

297 34 9
                                    

Jangan lupa vote dan komen!

Enjoy!

Rutinitas seorang Arsheila di sekolah sejak tidak punya teman memanglah begitu monoton. Gadis itu hanya pergi sekolah, ikut kegiatan belajar-mengajar, makan di kelas atau kantin sendiri lalu pulang ke rumah. Hanya itu. Berbeda sewaktu masih berteman dengan Zelyn dan Bianca, ia selalu nongkrong dengan mereka sepulang sekolah.

Gadis itu tentu merasa bosan, ia butuh teman untuk berbincang. Namun satu kelas tak mau dekat dengannya karena reputasi buruknya di sekolah.

Bagaimana dengan Archie?

Arsheila memang ingin sesekali berjalan atau sekedar makan di kantin berdua dengan adik kembarnya itu, namun Arsheila terlalu gengsi. Apalagi Archie lebih asik ke kantin duduk bersama teman-teman lelaki itu, pastinya ada Vlora di sana.

Seperti saat ini, hanya ia sendirian di dalam kelas saat jam istirahat.

"Bosen banget anjir!" gumam Arsheila mengusap wajahnya kasar, "Mending gue ke kantin aja lah!"

Gadis itu berjalan menuju kantin sekolah, sepanjang perjalanan ia dapat mendengar murid-murid bergosip tentangnya secara gamblang. Tanpa takut.

Arsheila tak amat peduli dengan orang-orang sejenis demikian. Telinga dan hatinya sudah biasa mendengar gosip dan cibiran tentangnya yang tak punya teman karena menutup diri dari pergaulan.

Ya, selama bukan gosip mengenai hal privasi tentang keluarganya. Hal yang masih menjadi rahasia. Murid-murid di SMA Bina Bangsa Nusantara tak ada yang mengetahui tentang keluarga angkat maupun keluarga kandungnya—kecuali Archie dan Vlora. Bahkan Zelyn dan Bianca dulu hanya tahu satu-satunya keluarga Arsheila hanyalah Evan sebagai Ayahnya.

Sesampainya di kantin sekolah, Arsheila memilih duduk di sebuah kursi kantin yang kosong. Untung saja hari ini kantin tak terlalu ramai, mungkin karena kelas murid kelas dua belas diliburkan.

"Eh gue denger-denger dia emang saudaraan sama Archie, tapi dia sendiri nggak ngakuin Archie adiknya."

Samar-samar, telinga Arsheila menangkap suara-suara obrolan murid lain di meja sampingnya. Dengan rasa kesal, ia memilih bermain ponsel untuk mengalihkan kekesalannya.

"Beneran? Jadi dia tinggal sama orangtua angkat?"

"Kayaknya dia anak pungut deh, soalnya tiap pertemuan orangtua atau terima raport. Orangtua Archie selalu dateng. Sementara dia? Gonta-ganti wali mulu, kan?"

"Bener juga lo! Ih pantes Zelyn sama Bianca udah nggak temenan sama dia."

"Siapa juga mau temenan sama orang yang keluarganya nggak jelas? Bisa aja dia dipungut keluarga mafia atau koruptor?"

"Atau mungkin dia dibuang keluarga Archie?"

BRAK

Murid-murid perempuan yang sedang bergosip itu terlonjak kaget, sontak mereka mendongak ke arah pelaku yang menggebrak meja mereka.

"Mulut kalian kayak nggak pernah diajar sopan santun!" ucap seorang pria yang baru saja menggebrak meja.

Bukannya takut, murid-murid itu malah terperangah melihat wajah pria yang kira-kira berumur 20an tahun.

"Kak Zio?" Arsheila terkejut dengan kehadiran pria itu, ia berdiri menarik lengan Zio ke mejanya, "Ngapain ke sini?" tanyanya heran. Matanya melirik rupa Zio dari atas hingga bawah, dahinya semakin mengernyit melihat pakaian yang dikenakan Zio.

"Kerja," jawab Zio singkat kepada Arsheila lalu beralih memandang dingin para murid perempuan yang tadi bergosip tentang Arsheila.

"Jaga mulut kalian, jangan malu-maluin orangtua!" ucapnya dengan nada meninggi, dapat membuat para murid perempuan itu mengangguk gelagapan kemudian beranjak pergi dari kantin.

The Return of Lost Daughter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang