Jangan lupa dipencet tombol bintangnya!
Enjoy!
Pagi hari di rumah kediaman Giovanni, dapur terdengar sudah berisik dengan perdebatan kecil pasangan suami istri. Arsheila yang sudah siap menggunakan seragam SMA, keluar dari kamar yang ditinggali Omanya karena rumah orangtuanya hanya memiliki tiga kamar. Semalam ia sempat berdebat dengan Archie yang menyuruhnya menginap di kamar lelaki itu, sementara Archie tidur di kamar Omanya. Namun Arsheila kekeuh untuk tidur di kamar Oma Sabrina saja.
"Beres-beres aja sana, nyapu atau ngepel, kek. Biar aku yang masak."
"Bawel ih, aku mau masakin buat anak-anak."
"Telor doang? Bisulan nanti mereka,"
Olivia tampak tersinggung mendengar ucapan suaminya, "Aku udah bisa masak nasi goreng!"
"Lebih enakan masakanku, sana hus!" balas Tristan tak mau kalah.
"Ampun deh, Mom sama Dad udah tua debat kayak anak kecil!" tegur Archie yang tanpa disadari Arsheila sudah berdiri di sampingnya.
Pasangan suami istri itu sontak menoleh ke belakang, menemukan dua anak kembar mereka sedang menonton perdebatan mereka.
"Eh, pagi, Kids!" sapa Tristan kepada dua remaja itu.
Tuk
"Sorry, Twins. Mom sama Dad pagi-pagi udah berisik," cengir Olivia usai memukul kepala suaminya dengan gagang spatula, "Yuk duduk dulu, ya. Mommy lagi masakin kalian."
"Nggak perlu repot-repot, Mom." Arsheila merasa tidak enak, sebab melihat betapa riweuh kedua orangtuanya dalam mempersiapkan sarapan.
Dapur berantakan dengan bahan-bahan masakan, alat-alat dapur, hingga noda-noda bumbu pada celemek Mommynya.
Olivia menghampiri Arsheila, senyum terhias di wajahnya, "Gakpapa, Mommy seneng bisa masakin buat kamu," Wanita itu meraih tangan putrinya, "Duduk yang manis, biar Chef Olivia yang masakin."
Hati Arsheila menghangat, meskipun baru sehari ia tinggal di rumah keluarga kandungnya. Ia sudah merasa nyaman dan betah berlama-lama. Pertama kalinya, Arsheila merasakan yang dinamakan rumah.
Yang bukan sekedar tempat, melainkan perasaan nyaman dan hangat berada di antara orang-orang yang tulus menyayanginya.
"Gimana kalau Sheila bantu Mommy masak?"
"Jangan deh, nanti kotor seragam kamu."
Arsheila melirik ke arah celemek yang digunakan Tristan, "Bisa pinjem celemeknya Daddy," Tristan yang semula mengaduk masakan menoleh, "Boleh nggak, Dad?"
Melihat tatapan membujuk putrinya, Tristan mengangguk, "Boleh," Pria itu pun melepas celemeknya lalu memberikannya kepada Arsheila, namun sebelumnya ia berbisik, "Pastiin Mommy nggak salah bedain gula sama garam ya?"
Arsheila terkekeh, "Siap, Dad." jawabnya lalu menggunakan celemek untuk memasak.
"Kamu bisikin apa ke Sheila?" tanya Olivia memicing curiga.
"Mana ada." Tristan mengangkat bahunya tanpa dosa. Ia lalu beranjak duduk ke kursi meja makan samping Archie, berniat menonton istri dan putrinya memasak.
Tak begitu lama, akhirnya masakan oleh sepasang Ibu dan Anak itu telah tersaji di atas meja. Empat porsi nasi goreng dengan empat telur mata sapi di atasnya. Sederhana namun terlihat menggiurkam.
"Selamat menikmati!" seru Olivia setelah duduk di samping suaminya. Ia berhadapan langsung dengan Arsheila yang memilih duduk di samping Archie.
"Wih! Enak banget nih kelihatannya," seru Tristan lalu mengambil makanan.
![](https://img.wattpad.com/cover/367790113-288-k210237.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return of Lost Daughter [END]
Fiksi Remaja[Sequel dari The Return of Villain Sister] Dia tak dianggap. Kehadirannya adalah sebuah kesalahan. Bahkan tak ada yang tahu, dirinya ada. Kecuali, sang Ayah Angkat. Dia tahu dirinya dimanfaatkan, diperalat, dipergunakan sebagai alat balas dendam Aya...