Enjoy!
Enam bulan berlalu dengan cepat, semester genap telah selesai bagi murid kelas dua belas SMA Bina Bangsa Nusantara. Hari ini merupakan hari kelulusan murid kelas 12, para murid beserta orangtua memenuhi aula SMA Bina Bangsa Nusantara.
Meskipun tak semua murid datang bersama orangtua mereka, termasuk Arsheila. Saat ini gadis itu berdiri di atas panggung di antara sepuluh murid ranking sepuluh besar seangkatan.
"Psst!"
Arsheila menoleh ke arah orang samping kanannya, di atas panggung juga terdapat Archie. Adik kembarnya itu meraih ranking satu seangkatan.
"Dad sama Mom dateng, lo mau berdiri bareng siapa? Dua-duanya juga boleh." bisik Archie kepada Arsheila.
Arsheila tidak merespon pertanyaan Archie, sejak kematian Oma Sabrina gadis itu menghindari Archie dan kedua orangtuanya karena ancaman keluarga angkatnya. Selama beberapa bulan ini, baru sekarang mereka berada di jarak dekat.
"Gue, Dad sama Mom nggak marah lo jauhin kami, tapi setidaknya jelasin salah kami apa?" tambah Archie berbisik, sebelum kepala sekolah memulai pengumuman ranking.
"Selamat bagi Archie Giovanni telah meraih ranking satu seangkatan, dengan perolehan nilai 98.7!" Adeline selaku kepala sekolah mengumumkan. Suara tepukan tangan terdengar di seluruh aula, Tristan dan Olivia bangkit dari kursi mereka lalu berjalan menaiki panggung berdiri di samping Archie.
Raut wajah penuh kebanggaan jelas terlihat pada wajah keduanya, mereka berdua berhasil mendidik dan merawat putra mereka hingga menjadi anak yang berprestasi. Meskipun dulu masa remaja hanya dilingkupi rencana balas dendam orangtua mereka.
"Semoga prestasi kamu nggak berhenti sampai sekolah aja ya, Archie." ucap Adeline memberikan medali penghargaan kepada muridnya.
"Baik, Bu Adel. Terima kasih." balas Archie sopan seraya bersalaman dengan sang Kepala Sekolah.
Adeline tersenyum formal kemudian beralih mengumumkan peraih ranking selanjutnya.
"Dan ranking kedua seangkatan adalah Arsheila Belova Belvin dengan nilai 98.0! Selamat!" ucap Adeline diikuti dengan tepukan tangan dari hadirin aula.
Arsheila tersenyum tipis, menerima medali penghargaan dari Adeline. Ia merasakan dua tangan berada di bahunya. Gadis itu menoleh, mendapati Tristan dan Olivia berdiri di sampingnya dengan tatapan bangga seperti yang ditunjukkan kepada Archie.
Meski terasa canggung, hati Arsheila menghangat. Kedua orangtua kandungnya masih menganggapnya anak setelah apa yang dilakukan Opanya kepada almarhum Omanya.
_~_
Selesai perayaan kelulusan, keluarga Giovanni mengadakan perayaan sendiri di sebuah restoran dekat sekolah.
"Dad sebenarnya nggak perlu repot-repot bikin perayaan," ucap Archie memandang makanan dan minuman yang cukup banyak dipesan oleh Tristan. Ia tahu keadaan finansial Daddynya sedang menurun usai mengurus pemakaman Oma Sabrina.
"Gakpapa, Archie. Kita juga udah lama nggak makan-makan di resto," balas Tristan tidak keberatan, "Lagian duit bisa dicari, tapi ngerayain anak sendiri dapet ranking satu seangkatan itu langka."
Olivia mengangguk setuju, "Bener. Dad sama Mom aja dulu nggak pernah dapet ranking sepuluh besar. Kamu keren!"
Archie terkekeh, "Ini semua juga karena dukungan Dad sama Mom," ucapnya tulus.
"Sayang banget, Sheila nggak bisa ikut. Moga aja nanti kita bisa kumpul lengkap bareng lagi." ucap Olivia sendu. Ia tadi mengajak Arsheila, namun putrinya itu menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return of Lost Daughter [END]
Teen Fiction[Sequel dari The Return of Villain Sister] Dia tak dianggap. Kehadirannya adalah sebuah kesalahan. Bahkan tak ada yang tahu, dirinya ada. Kecuali, sang Ayah Angkat. Dia tahu dirinya dimanfaatkan, diperalat, dipergunakan sebagai alat balas dendam Aya...