Jangan lupa vote dan comment!
Enjoy!
Hari ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu kedua belah pihak keluarga yang bertentangan. Berlokasikan di dalam sasana tinju, tak banyak orang yang hadir di sana membuat suasana sepi sekaligus menegangkan.
Di sudut ring sebelah kanan, Arsheila bersama Evan, Delila dan Abimanyu Belvin, juga Jackson. Empat orang yang lebih tua darinya itu mewanti-wanti dirinya untuk harus menang melawan Vlora.
"Jangan kecewain Ayah, kamu udah Ayah didik dari kecil." ucap Evan usai memakaikan sepasang hand wrap kepada dua tangan putri angkatnya.
"Iya, Yah." jawab Arsheila menurut.
"Masa depan kami di tangan kamu," Jackson hendak memakaikan pelindung kepala untuk cucunya.
Arsheila hanya mengangguk seraya kepalanya menoleh ke arah lawan. Vlora datang bersama kedua orangtua dan seorang wanita yang kira-kira seumuran Ayahnya. Ia kenal dengan wanita bernama Eleanor itu.
Yang membuat Arsheila penasaran, untuk apa Eleanor datang? Mengapa tidak sejak pertemuan perdana yang diadakan Rajendra beberapa bulan lalu?
_~_
"Auntie El ngapain ikut juga, Ma?" tanya Vlora bingung kedatangan Bibinya. Ia tahu Bibinya itu sedang hamil juga.
"Terus kamu mau biarin Auntie kepikiran di rumah? Auntie juga mau tahu keadaan kamu!" balas Eleanor mengomel.
"Mama kasih tahu ke Auntie soal ini, karena Auntie banyak bantuin Mama balik nama aset." jelas Violet seraya memasang hand wrap tinju ke pergelangan tangan putrinya.
"Tuh!"
Vlora memutar bola matanya malas, "Awas ya! Auntie minta wasit buat berhenti tengah-tengah tarung."
Eleanor mengacungkan jempolnya, "Aman."
"Vlo," Vlora menoleh ke arah Papanya, "Ah, Papa nggak tega lihat muka cantik kamu bakal babak belur nanti."
"Udah sering dibikin babak belur sama Mama kok," balas Vlora menenangkan kekhawatiran Papanya.
"Kamu yang minta diajarin keras," sahut Violet membela diri, ia kemudian lanjut memasangkan pelindung kepala dan gigi untuk Vlora.
"Ini terakhir, Pa. Setelah ini kita bisa hidup tenang tanpa gangguan mereka." ucap Vlora kepada Dominic.
Dominic mengangguk pelan, "Lakuin rencana kamu. Tapi kalau mereka berbuat curang, Papa sendiri yang bantai mereka semua."
"Jangan kejam-kejam gitu, inget istri lagi hamil."
"Nggak peduli, masuk penjara pun Papa bisa sogok polisi."
"Terserah, Pa, terserah." Vlora membuang muka lalu beralih ke Mamanya. "Ada wejangan atau strategi, Coach?" tanyanya kepada Violet.
Dengan wajah datarnya, Violet memegang pundak Vlora, "Kita mengalah, tapi bukan berarti kalah. Tunjukin hasil latihan keras kamu."
Ujung bibir sebelah milik Vlora tertarik, "I won't let you down."
Violet mengangguk disertai senyuman tipisnya, lalu bertos ria dengan Vlora,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return of Lost Daughter [END]
Novela Juvenil[Sequel dari The Return of Villain Sister] Dia tak dianggap. Kehadirannya adalah sebuah kesalahan. Bahkan tak ada yang tahu, dirinya ada. Kecuali, sang Ayah Angkat. Dia tahu dirinya dimanfaatkan, diperalat, dipergunakan sebagai alat balas dendam Aya...