Vote dan komen jangan lupa!
Enjoy!
Pagi ini Arsheila cukup dibuat kerepotan oleh Pak Bayu. Ia disuruh untuk mengawasi murid kelas sepuluh ulangan harian, menggantikan Pak Bayu yang harus menemani istri melahirkan.
"Woi, diem jangan berisik!" tegur Arsheila setibanya ia di dalam kelas 10 IPA 2.
Murid-murid dalam kelas seketika diam, karena kedatangan salah satu kakak kelas.
"Pak Bayu lagi cuti, hari ini gue gantiin buat ngawasin kalian ulangan harian." ucap Arsheila sebelum salah satu murid bertanya. Diletakannya tumpukan lembar soal ke atas meja guru. Matanya meliar ke sesisi kelas, mencari orang untuk membagikan lembar soal.
"Heh lo, Tiang Listrik!" tunjuk Arsheila kepada Vlora. Entah kebetulan apa ini ia bertemu lagi dengan cewek yang dibencinya itu, "Bagiin nih lembar soal!"
Cewek yang ditunjuk Arsheila tampak menahan emosi dengan wajah datarnya, ia mengambil tumpukan lembar soal di meja guru.
Vlora pun membagikan lembar-lembar soal kepada murid-murid sekelasnya. Hingga tersisa satu lembar untuknya.
"Udah dapet semua?" tanya Arsheila memastikan semua murid mendapat lembar soal masing-masing.
"Iya, Kak!"
"Oke, kerjain dalam waktu satu jam. Awas nyontek, gue laporin langsung ke Pak Bayu!" ancam Arsheila lalu duduk di kursi meja guru, seraya memainkan ponselnya.
Di bangku Vlora dan Calista, Calista tampak panik karena tidak belajar. Semalam setelah seleksi ia ketiduran sampai lupa bila hari ini diadakan ulangan harian.
"Vlo, bagi contekan dong," bisik Calista kepada teman sebangkunya.
"Nanti," jawab Vlora sambil mengerjakan ujian matematikanya. Calista pun dapat bernafas lega, ia mencoret-coret asal pada kertas coretan agar dikira sedang menghitung.
Waktu terus berjalan, tersisa empat puluh menit sebelum dikumpulkan. Vlora telah selesai mengerjakan semua soal, ia lalu menyenggol lengan Calista kemudian menggeser kertasnya agar teman sebangkunya bisa melihat.
"Woi!" Suara lantang Arsheila membuat para murid terkejut. Vlora lekas-lekas menarik kertas ujiannya.
"Udah selesai lo?" Arsheila berdiri melangkah ke arah meja Vlora.
Vlora mengangguk tipis, menyembunyikan gugupnya. Jangan sampai ia ketahuan memberikan contekan untuk Calista.
"Sini," Arsheila mengambil kertas Vlora, ia mencocokan jawaban Vlora dengan kunci jawaban dari ponselnya.
"Pinter juga nih cewek, belom setengah jam udah bisa kelarin soal nerakanya Pak Bayu. Mana bener semua." batin Arsheila dalam hati, ia memandang Vlora curiga.
"Lo nyontek, ya?!"
Vlora sontak menggeleng, ia memberikan kertas coretan miliknya yang penuh coretan rumus penyelesaian soal, "Ini buktinya."
Dalam hati, Arsheila merasa kesal, ternyata cewek itu lebih pintar darinya.
"Yaudah," Arsheila mengambil lembar soal yang sudah terisi jawaban itu lalu membawanya ke meja guru.
Hal itu membuat Calista panik, karena ia baru menyontek setengah soal.
Vlora tahu itu, ia menulis jawaban sesuai nomor soal yang belum diisi Calista pada tangannya. Lalu menunjukkannya pada Calista. Gadis berambut ikal itu pun bersorak dalam hati, Vlora baru saja menyelamatkan nilainya.
_~_
"Bian!"
Seorang cewek yang mengenakan bando merah menoleh, "Kenapa, Zel?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Return of Lost Daughter [END]
Teen Fiction[Sequel dari The Return of Villain Sister] Dia tak dianggap. Kehadirannya adalah sebuah kesalahan. Bahkan tak ada yang tahu, dirinya ada. Kecuali, sang Ayah Angkat. Dia tahu dirinya dimanfaatkan, diperalat, dipergunakan sebagai alat balas dendam Aya...