6: Tallest Girl in High School

465 34 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen!

Enjoy!

Tujuh tahun berlalu, seorang gadis berpostur tubuh tinggi semampai nan ideal. Pakaian seragam atasan putih dan bawah kotak abu-abu melekat sempurna pada tinggi badan 180cm, ukuran tubuh yang lebih tinggi daripada rata-rata siswi. Cukup merepotkannya karena rok seragam terlalu pendek. Untung saja Mamanya masih menyimpan rok lama.

Gadis itu melangkah masuk ke dalam gedung persekolahan SMA Bina Bangsa Nusantara. Sekolah yang disarankan para paman-pamannya, setelah ia lulus dari sekolah private menengah pertama milik keluarga Bibinya.

"Hai, Vlora!" Suara perempuan memanggilnya, Vlora menolehkan kepalanya ke arah wanita yang menyambutnya di lobby sekolah.

"Tante Adeline," Vlora memeluk wanita seumuran Paman Rolandonya, ia kenal dengan wanita yang menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Bina Bangsa Nusantara. Karena setiap setahun sekali, sahabat-sahabat Mamanya sering berkumpul untuk reuni. Dan Tante Adeline ini adalah teman sebangku Mamanya sejak sekolah.

Puas berpelukan, Adeline melerai pelukannya memandang Vlora dari atas hingga bawah.

"Kamu tinggi banget, Tante aja ngedongak ngomong sama kamu." takjub Adeline.

"Ya gimana ya, Tan. Papa Mama aja kayak tiang listrik." kelakar Vlora mengundang tawa Adeline.

"Yuk sambil jalan ke ruang kantor Tante," Mereka pun berjalan bersama ke ruang Kepala Sekolah, melewati koridor yang dipenuhi banyak murid-murid, "Apalagi katanya kamu suka main basket juga ya?"

Vlora mengangguk, "Iya, Tan. Makanya aku sekolah di sini mau ikut Phoenix Academy yang dijalanin Om Sagara."

"Boleh banget, nanti Tante daftarin. Banyak loh di sini ekskul menarik yang bisa kamu ikut."

"Apa aja, Tan?"

"Kalau olahraga ada basket, bulu tangkis, voli, renang, karate dan lainnya, ada juga kesenian melukis, teater, menyanyi,"

"Vlo ikut olahraga aja, Tan, nggak bakat kesenian." sela Vlora menyengir, sebab nilai seni budayanya aja anjlok.

Adeline terkekeh, "Gakpapa," Wanita itu membuka pintu ruangannya, berjalan ke arah meja untuk mengambil lembaran kertas, diberikannya kepada Vlora, "Ini jadwal kamu, untuk MOS atau Ospek udah ditiadain. Jadi nanti habis ini kamu dan anak-anak baru lain bakal diajak keliling oleh kakak kelas kalian untuk perkenalan sekolah. Setelah itu langsung dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar." jelasnya panjang lebar.

"Oke, oke," Vlora mengangguk-angguk sembari membaca jadwal mata pelajarannya, "Kelasku mana, Tan?"

"Ohiya, kelas kamu di 10 IPA 1, naik tangga ke lantai dua belok kanan paling ujung."

"Siap, paham."

"Oke,"

Tok tok tok

Pintu ruangan Adeline diketuk.

"Ah, itu pasti Levi sama Archie."

Adeline beranjak membukakan pintu untuk dua anak dari temannya.

"Tante Adel!" seru Levi memeluk Adeline sekilas, "Masih cantik aja, Tan."

"Muji muji gitu udah nggak mempan, kamu tetep telat!" omel Adeline pada putra dari Jevias.

Levi menyengir, "Papa telat nganter, Tan."

"Maaf telat, Tan, Archie bareng si lelet ini soalnya." ucap Archie sopan usai menyalim tangan Adeline.

"Ini tuh bagus, salah langsung minta maaf," ucap Adeline membuat Levi menggerutu, "Ayo masuk, nanti Levi sama Vlora telat buat ikut tour sekolah."

The Return of Lost Daughter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang