Votenya dong jangan dianggurin:(
Enjoy!
"Woi, anak pungut!"
Baru saja Arsheila memasuki rumah, suara wanita langsung menyambut indera pendengarannya.
"Gimana? Berhasil?"
Arsheila mengangguk pelan, ia meraih sebuah botol kecil yang diberikan Delila waktu itu. Botol itu sudah kosong tanpa cairan tersisa.
Delila merebut botol itu lalu memicing penuh selidik, "Lo udah mastiin dia minum?"
"Iya, saya masukin semua ke gelasnya."
"Ada reaksi?"
"Setelah minum, dia langsung ke kamarnya."
Delila mengangguk-angguk seraya tersenyum puas, "Sana-sana pergi!" usirnya usai rencananya terlaksana.
Arsheila pun tak ambil pusing, ia melenggang tanpa pamit ke kamarnya. Gadis itu memilih untuk beristirahat, keadaannya sebenarnya tak jauh berbeda dengan Vlora. Ia juga mendapat beberapa luka lebam di bagian tubuhnya. Hanya saja ia tak punya waktu untuk mengeluh.
Banyak hal yang dipikirkan olehnya, terlebih pertemuan tadi menambah beban pikiran Arsheila. Padahal beberapa hari ini juga ia diberi banyak tugas oleh Ayahnya untuk mempersiapkan pengangkatannya sebagai pemimpin baru Pras-Ka Company.
"Huft," Arsheila menghembuskan nafas, "Harusnya gue sadar, udah salah jalan. Ini yang namanya menang, tapi kerasa kalah."
Arsheila memenangkan hak warisnya, namun nyatanya yang ia dapatkan adalah rasa bersalah. Apabila benar yang dikatakan Violet tentang kelicikan keluarga angkatnya, Arsheila tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya nanti.
Ia sudah terlanjur terjerumus dalam rencana balas dendam keluarga angkatnya. Tidak ada jalan untuk mundur.
Maka dari itu, Arsheila hanya bisa terus melangkah. Mencari jalan keluar lain demi keselamatan dirinya dan keluarga kandungnya.
_~_
Sepulangnya Arsheila dan Zio, Archie masih tinggal di rumah Vlora. Kebetulan hari ini ia ditinggal sendiri di rumah sebab kedua orangtuanya menginap di rumah sakit menjaga Omanya. Daripada kesepian, lebih baik mengungsi ke rumah Vlora.
"Nggak usah pake sawi, Archieee!" cegah Vlora ketika Archie hendak memasukan sayur ke dalam mi rebus.
Archie tetap memasukan sayur tersebut, "Makan sayur, Vlo, biar cepet sembuh."
Wajah Vlora tertekuk masam di meja makan.
"Vlora!" Teriakan sang Mama menggelegar sampai ke dapur.
"Ya, Mama!" balas Vlora tak kalah kerasnya.
"Ada yang nyari kamu lagi!"
"Duh, siapa lagi sih nyariin gue mulu? Jangan-jangan presiden yang dateng," gerutu Vlora sarkas namun tetap beranjak ke ruang tamu.
Archie hanya terkekeh geli mendengar gerutuan sebal Vlora sembari memecahkan telur dan memasukan bumbu mi instan ke dalam panci.
"Vlo?"
Sesampainya di ruang tamu, Vlora dikagetkan dengan kehadiran Kaiden dan Kimberly. Dua bersaudara itu menatapnya cemas.
"Astaga, Vlo! Aspal mana yang menyakitimu?!" seru Kimberly dramatis.
Vlora hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali, "Jatoh deket taman komplek rumah." alibinya sesuai dengan yang ia jelaskan ke Kaiden dan para sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return of Lost Daughter [END]
Teen Fiction[Sequel dari The Return of Villain Sister] Dia tak dianggap. Kehadirannya adalah sebuah kesalahan. Bahkan tak ada yang tahu, dirinya ada. Kecuali, sang Ayah Angkat. Dia tahu dirinya dimanfaatkan, diperalat, dipergunakan sebagai alat balas dendam Aya...