7: First Day, First Enemies

493 37 3
                                    

Jangan lupa votenya dong ges🙏🏻

Enjoy!

Hari pertama sekolah, kegiatan belajar mengajar di SMA Bina Bangsa Nusantara sudah berjalan seperti biasa. Di kelas 10 IPA 2, setelah bel istirahat dibunyikan para murid bisa bernafas lega. Dikarenakan pelajaran matematika dan kimia pertama kali menyambut mereka ketika hari pertama.

"Anjir dah, otak gue gosong!" keluh Levi yang duduk di depan Vlora.

"Lebay." balas Vlora sambil merapikan meja belajarnya yang semula dipenuhi buku cetak dan alat tulis lainnya.

"Vlo, ke kantin bareng yuk," ajak Calista, teman baru Vlora yang sebangku dengannya. Baru berkenalan, mereka langsung berteman karena bersama-sama ingin ikut seleksi Phoenix Academy.

"Ayuk!" Levi lebih dulu menyahuti ajakan Calista.

"Lo siapa?" tanya Calista memicing.

Levi meringis canggung, ia menjulurkan tangan, "Sorry, belom kenalan. Gue, Levianus Siregar. Panggil aja Levi jangan Anus. Itu mah lubang eek."

Calista tergelak, "Anjir, gesrek juga lo!" Cewek itu menerima jabatan tangan Levi, "Gue, Calista Andriani."

Vlora ikut tertawa.

"Gesrek-gesrek gini, Vlora betah temenan sama gue dari orok," Levi membanggakan dirinya, "Kan, Vlo?"

Vlora menghentikan tawanya seketika "Nggak sih, gue terpaksa aja. Nggak enak sama Om Jevias." balasnya.

Wajah Levi tertekuk, "Kampret lo, Vlo!" Cowok itu berdiri dari bangkunya dan menjitak dahi Vlora.

"Woi! Sakit anjir!" keluh Vlora mengusap-usap dahinya.

Calista geleng-geleng melihat kelakuan dua teman barunya, "Yuk, sambil jalan ke kantin."

Ketiga remaja itu pun berjalan bersama menuju kantin sekolah SMA Bina Bangsa Nusantara.

Sesampainya mereka, kantin sekolah tampak ramai dipenuhi para murid seluruh meja telah terisi.

"Yah, penuh. Mau beli makanan terus makan di kelas aja nggak?" tanya Calista.

Pandangan Vlora meliar ke arah kantin, ia pun menemukan sosok yang familiar.

"Lev, meja Archie ada kosong tuh," Vlora menunjuk ke arah meja yang diisikan empat orang cowok dan satu cewek. Dua temannya itu pun menengok ke arah telunjuk Vlora.

"Eh, jangan deh," Calista mencegah, "Ada Kak Sheila sama Kak Zelyn." bisiknya kepada Vlora dan Levi.

"Kenapa emang?" tanya Levi penasaran.

"Kakak gue kan kelas dua belas, sebelum masuk sekolah ini dia peringatin ke gue jauhin yang namanya Sheila, Zelyn, dan Bianca. Seantero sekolah takut sama mereka, mereka itu tipikal kakak kelas yang sekali lo usik lo bakal diincar sampai DO!"

"Oh ya?"

"Iya, sekali ada yang berani gangguin atau berurusan sama mereka. Siap-siap mental terganggu selama sekolah."

"Mereka suka ngebully?"

Calista mengangguk, "Bully mereka parah, nggak sekedar main fisik. Tapi bisa bikin mental orang terganggu sampai keluar sekolah."

"Kejam juga," komentar Levi, "Dari sekolah nggak ada tindakan tegas, kah?" tanyanya heran, sebab ia dan Vlora berasal dari sekolah yang melarang tegas tindak perundungan.

Calista mengangkat bahunya, "Orangtua Bianca itu Kepsek sama Kepala Pelatih di Phoenix Academy, juga katanya mereka jago manipulasi cerita. Jadi seolah-olah mereka nggak salah."

The Return of Lost Daughter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang