Jangan lupa vote dan komen ges!
Enjoy!
"Vlora, bawa buku-buku ini ke ruang guru." ucap seorang guru wanita bertubuh gempal kepada Vlora usai mata pelajaran Fisika berakhir.
"Iya, Bu." balas Vlora menurut, seperti hukuman Adeline kepadanya. Mulai sekarang ia menjadi asisten guru Fisika, Bu Jihan yang terkenal killer.
"Habis itu pulang sekolah kamu periksa tugas yang dikerjain tadi, nanti saya koreksi punya kamu dulu."
Vlora mengangguk, "Ada lagi, Bu Jihan?"
"Ah, tolong beliin saya gado-gado dua porsi, anter ke ruang guru ya. Saya lagi diet jadi harus banyak makan sayur."
"Makan sayur mah direbus aja, malah gado-gado yang bumbu kacangnya tinggi kalori." batinnya berkomentar.
"Iya, Bu." Vlora menurut saja, daripada harus berdebat. Tenaga berdebatnya sudah habis setelah tadi pagi berdebat dengan Mamanya, perkara mengirimkan bodyguard untuk mengawasinya di sekolah.
Vlora memang tidak suka diekori para pria berwajah kaku dengan earpiece di telinga mereka, dari ia masih kecil Vlora melarang Papa dan Mamanya untuk memberikan pengawalan kepadanya. Vlora lebih asik sendiri, lagipula ia mampu menjaga dirinya.
"Mau dibantu nggak, Vlo?" tawar Calista seperginya Bu Jihan.
"Gakpapa, gini doang ringan," balas Vlora tak keberatan, "Kalian ke kantin duluan aja."
Levi dan Calista pun mengangguk, "Lo mau pesen apa nanti gue pesenin,"
"Ayam katsu dua porsi, bakso satu porsi, batagor satu, es teh manis. Sama gado-gado dua porsi." sebut Vlora tanpa basa-basi.
Calista melongo, "Anjir, lo nggak makan berapa hari?"
"Nggak usah kaget mah, Cal. Vlora mah perut karet. Sehari bisa makan empat kali." ucap Levi terkekeh geli, sementara rahang Calista seolah ingin jatuh ke lantai.
Vlora memandang sahabatnya datar, "Gado-gado dua porsi buat Bu Jihan."
"Tapi lo makan banyak masih tetep langsing, gue makan dikit perut buncit." keluh Calista.
"Makanya olahraga, jangan rebahan mulu." tegur Vlora menohok hati Calista.
Tapi ada benar juga.
"Yaudah, kita ke kantin duluan ya, Vlo." ucap Levi diangguki Vlora, dua temannya itu pun pergi lebih dulu ke kantin. Sedangkan Vlora membawa tumpukan buku ke ruang guru.
Vlora berjalan santai melewati koridor, ia tak memperdulikan beberapa murid yang membicarakannya. Perkelahian di toilet kemarin memang sudah tersebar ke satu sekolah. Sampai keluarga besarnya heboh, setelah si mulut ember Levi menceritakan ke Om Jevias lalu Om Jevias memberitahukan ke Uncle Rolando.
BRUK
Seseorang sengaja mencekal kaki Vlora, sehingga gadis tinggi itu kehilangan keseimbangan dan jatuh.
"Hahahahah!" Si Pelaku menertawakannya, "Ngapain lo di bawah?"
Vlora mengepalkan tangannya menahan emosi, sebelum berdiri ia berjongkok mengumpulkan buku-buku tulis yang berserakan di lantai.
Setelah berdiri, ia sedikit menunduk menatap tajam pelaku yang lebih pendek darinya.
"Apa lo? Mau dibikin babak belur lagi sama Sheila?!" sembur Zelyn melirik sahabatnya yang berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return of Lost Daughter [END]
Genç Kurgu[Sequel dari The Return of Villain Sister] Dia tak dianggap. Kehadirannya adalah sebuah kesalahan. Bahkan tak ada yang tahu, dirinya ada. Kecuali, sang Ayah Angkat. Dia tahu dirinya dimanfaatkan, diperalat, dipergunakan sebagai alat balas dendam Aya...