26. Kerja Bakti

156 8 1
                                    

Hari ini ada kegiatan kerja bakti dipesantren. Seluruh anggota wajib melaksanakannya. Tak kecuali sabya. Badan sudah fit untuk menjalankan aktifitas ini.

"Hoam" Kata sabya menguap.

Diluar halaman sudah ramai orang-orang beraktifitas. Seperti menyapu, mencangkul, dan memindahkan barang. Sabya melihat jam tangan yang melingkar ditangan kirinya. Jam menunjukkan 5.30.

Sabya menoleh kanan dan kiri mencari seseorang. Bukan rahman. Tapi bi surti yang dicarinya.

"Kemana sih bi surti? Selalu hilang kalo dicariin" Kata sabya berkacak pinggang.

Hari ini semua santri dan anggota berpakaian olahraga. Yang berseragam sehingga sulit menemukan seseorang.

Kemudian sabya menghampiri Adisti dan airen yang menyapu halaman.

"Airen. Tau bi surti gak? " Kata sabya.

Airen yang tak tau menau ada sabya. Terlonjak mendengar suara sabya yang berada dibelakangnya.

"Lo tuh kalo datang salam dulu atau gimana? Ngagetin tau gak" Kata airen judes.

"Hehhhe" Senyum sabya merasa bersalah.

"Itu bi surti.. Cabut rumput" Kata Adisti.

"Ok makasih" Kata sabya berlalu meninggalkan keduanya.

"Wah.. Main kabur aja.. Sabya sini" Teriak airen kesal.

"Emang kamu tega sama dia" Kata Adisti.

"Gak.. Bisa-bisa dihantam aku sama pak rahman" Kata airen.

"Tapi bikin kesel gak sih" Kata Adisti menatap punggung sabya.

"Banget.. Nget pengen rasanya aku cabik-cabik tu bocah" Kata airen berhenti menyapu.

"Dahlah lanjutkan.. Kita rendem dia nanti" Kata Adisti licik.

"Maksudnya kamu.. Kamu punya ide? " Kata airen tersenyum paham.

"Hm" Kata Adisti tersenyum jahat.

Dibalik keduanya ada seseorang yang mengamati adisti. Menatapnya tiada hentinya. Memegang cangkul sambil memainkannya sesekali.

"Zlan? Lu kesambet apa dah? " Kata akif yang sedang mengajak ngobrol namun tak digubrisnya.

Azlan yang ditepuk bahunya sedikit terkejut. Mengerjapkan matanya beberapa kali. Kembali fokus dengan kegiatannya.

"Kelihatan banget lo sudah suka sama istri lo" Kata akif sambil menyangkul rumput.

"Siapa bilang? " Kata azlan ikut merapikan rumput.

"Sat-set" Kata rahman.

"Heleh.. Sok ikut nasehatin.. Emang lo udah sama sabya? " Kata akif.

"Ck gak usah bawa-bawa istriku" Kata rahman penuh ancaman.

"Ampun boskuuu.. Lagian lo juga.. Gak pernah ada romantis-romantisnya.. Kalo wanita gak mau tuh artinya mau dipaksa..  Dipaksa biar egonya tuh turun.. Lah ini kalo gak mau udah nyerah aja langsung diturutin.. Kapan jadinya your baby? " Kata akif mendewasai.

"Mau tau pendapatku? " Kata rahman.

"Apa.. Aku udah perfect husband beda ma kalian" Kata akif.

"Suami takut istri iya" Kata azlan dan rahman bersamaan.

Akif yang disakmat keduanya pun terdiam. Melanjutkan mencangkulnya. Menghindari tatapan kedua orang itu. Karna merasa benar.

Azlan yang risih sejak tadi dipandang santriwati maupun ustadzah muda yang curi pandang hanya bergidik bahu. Merinding mendengar teriakan histeris dari mereka. Apalagi saling menggunjing memuji dirinya.

SABYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang