31. Penyusup

109 3 0
                                    

Seorang pria bergerak menelusuri isi kulkas. Berharap menemukan sesuatu untuk mengganjal perutnya. Namun nihil hanya sayuran yang masih mentah yang ada didalam.

"Hufft.. Pake air lagi" Keluhnya memegangi perutnya.

Kemudian dia berjalan menuju dispenser dan mengambil air untuk diminumnya.

Sabya yang baru keluar dari toilet terkejut. Melihat seorang pria berbaju loreng berada di rumahnya. Gerak geriknya sangat mencurigakan.

'Siapa? ' batinnya ketakutan.

Sabya menelisik mencari sebuah benda sebagai senjata. Mengambil sapu dan berjalan mengendap mendekati pria itu.

Tiba-tiba telfon berbunyi. Membuat sabya terlonjak ketakutan. Dan segera bersembunyi dibalik almari piring. Mencari sumber suara yang ternyata pemiliknya pria itu.

Pria itu berjalan ke lemari makanan yang disana terdapat stok makanan ringan dan mie instan.

Mengambil hampir semua stok itu dia masukkan ke dalam tasnya. Dan beberapa minuman kemasan dia masukkan juga.

Ketika fokus dengan telfon genggamnya. Sabya mendeal airen untuk meminta bantuan. Dengan tangan bergetar dia mencari kontak airen.

"Assalamu'alaikum" Kata airen.

"Bantu aku" Bisik sabya ketakutan.

"Hah? Gimana? Gak denger? " Kata airen.

"Bantu aku.. Ada pencuri disini" Kata sabya.

"Jangan bohong sabya!! " Kata airen disebrang.

"Aku beneran.. Tolongiiiiin" Kata sabya menggenggam erat sapu itu.

"Tetep disitu.. Tunggu jangan berbuat apa-apa tetap sembunyi.. Aku cari bantuan dulu" Kata airen.

Airen bergegas ke kantor humas. Mencari Rafa sebagai komandan disana.

"Lapor ndan.. Ndalem timur sedang dimasuki pencuri" Kata airen berdiri sigap.

"Informasi diterima.. Kenapa bisa kebobolan? " Kata Rafa.

"Mohon maaf.. Kami lengah." Kata airen.

Rafa bersiap mengambil pistol dan memasukkan isinya. Mengambil pisau disisipkan di kaki Rafa. Menekan tombol alarm bahaya. Dan berlari bersama pasukannya.

"Ada siapa di ndalem timur? " Kata Rafa dimikrofon yang terhubung dengan pasukannya.

"10-x1.. Hanya nona sabya. Bersembunyi didekat lemari piring" Kata airen berlari ke arah ndalem timur.

"0-x4.. Naik jendela" Kata Rafa berkomando.

Pria dengan sebutan 0-x4 itu pun berguling mengendap memasuki ndalem timur. Dan memberi isyarat target belum ditemukan.

Rafa berlari kecil dan bersembunyi dibelakang pintu. Mengangkat pistolnya dan membuka pintu itu pelan.

"Ada apa? " Tiba-tiba suara rahman terdengar membuat semua orang terkejut.

"Lapor tuan. Ada penyusup di dalem. Dan Nona sabya sedang sendiri" Kata Rafa.

"Sabya! Berikan aku pistol" Kata rahman dengan sigap merebut pistol Rafa.

Dengan hati-hati rahman menelusup kebagian kiri ndalem. Mengendap agar  tak dicurigai oleh target.

Target yang selesai dengan telfon genggamnya berjalan ke arah kamar tamu. Mencari beberapa pakaian dan dimasukkan ke tasnya.

Rahman mencari istrinya. Dan menyuruh beberapa bodyguard untuk mengikuti penelusup itu.

Rahman berjalan ke arah lemari piring dan menemukan sabya disana. Dengan cekatan menyisipkan jarak yang ada. Rahman bergerak bersembunyi diantara satu kursi dengan tembok pembatas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SABYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang