1. Malam pertama

9K 356 8
                                    

Semilir angin malam menerpa wajah gadis yang menompangkan dagu pada lututnya. Dinginnya angin malam menimbulkan semburat merah yang menghiasi pipinya. Namun, tetes demi tetes air mata menghalangi wajah jelitanya. Gadis bernama sabya itu sedang duduk memandangi bintang bintang diatas langit dari balkon.

Setelah mendapatkan paket kiriman seseorang. Sabya lari terburu-buru dengan perasaan yang campur aduk menuju hotel berbintang lima.

"Dimana kamar atas nama Andra putra pandu"

"Xxxx" kata resepsionis.

"Terimakasih" kata sabya berlari menuju kamar tersebut.

"Andra... Andra" sabya menggedor-gedor pintu dengan paksa.

Karna pintu belum juga terbuka , dia memaksa kepala pelayan untuk membuka pintunya. Sebelumnya kepala pelayan tadi tidak mau , namun sabya membawa bawa pihak pemilik hotel ini yang merupakan adik ayahnya. Akhirnya kepala pelayan tersebut mau membuka pintunya dengan sangat terpaksa. Setelah pintu terbuka sabya masuk ke kamar hotel itu. Dia melihat laki-laki dan perempuan yang tertidur dengan keadaan tanpa sehelai kain pun.

"Andra.." kata sabya

Dia mengambil air yang ada dinakas lalu ditumpahkan ke wajah pacarnya.

"Sab lo apaan sih, mau cari ribut?? Hah??" Kata andra

"Lo yang apa apaan, lo gak ada beda nya sama laki-laki diluar sana, sama-sama tukang selingkuh" kata sabya menggebu-gebu.

"Terus kalo gue selikuh kenapa?, gue selingkuh juga karna lo gak bisa di apa-apain" kata andra bangkit dari kasur.

"Maksud lo" kata sabya.

Andra tersenyum miring.

"Lo gak usah pura-pura, gue pacarin lo karna gue hanya incar tubuh seksi lo" kata andra.

"Jadi lo gak cinta sama gue" kata sabya mulai terisak.

"Cinta,?? Gue gak pernah kenal kata itu. Yang gue kenal hanya nafsu.. kata itu yang bisa buat gue bahagia" kata andra.

"Dasar brengsek, kita putus" kata sabya.

Mendorong andra sampai jatuh terduduk dikasur. Sabya pun lari sambil menangis tersendu-sendu.

"Gak dingin apa?, mending di dalam jauh lebih hangat" suara bass membuyarkan lamunan sabya.

Sabya mengenali pemilik suara itu, suara yang melantunkan ijab qobul dan berhasil menghalalkannya. Dia adalah suaminya rahman.

Sabya hanya diam seribu bahasa. Selang beberapa menit, sesuatu yang tebal tersampir dipundaknya. Rasanya begitu hangat dan menenangkan

"Jangan perdulikan gue" kata sabya

Membuang selimut yang ada dipundak nya ke wajah rahman. Sabya masuk kamar dengan perasaan kesal.

"Gue gak mau tidur seranjang dengan dia, gue harus cari tempat, tapi dimana gue kan gak tau seluk beluk rumah ini" gugam sabya.

Mengambil selimut dan bantal dari kasur.

"Kamar bibi" gugam sabya. Dia pun meluncur ke kamar asisten rumah tangga yang dianggap seperti ibu kedua nya.

Tapi tangan seseorang telah mencengkram tangannya. Dia pun berbalik.

"Mau kemana" kata rahman.

"Bukan urusan lo" kata sabya sambil menghempaskan tangan rahman.

"Ini sudah malam lho, kamu mau tidur dimana? hah?" Kata rahman.
Sambil memegang pundak sabya

"Berani berani nya lo sentuh gue" kata sabya.

"Kenapa? Kita kan sudah halal" kata rahman.

"Meskipun lo udah jadi suami gue, lo jangan berani-berani sentuh gue. Karna gue gak sudi disentuh lo dan ingat ini gue gak pernah setuju tentang pernikahan ini, gue cuma diancam bakal dicabut fasilitas gue kalo gue gak mau nikah sama lo. Jadi jangan harap gue bakal cinta sama lo" kata sabya.

Lalu dia melanjutkan perjalanan ke kamar bibi.

"Oh iya,Kalo lo mau bawa jalang-jalang lo ke rumah ini bawa aja gak usah sungkan ya, gue mah gak peduli. Yang gue mau jangan tunjukkan wajah lo saat gue ada. Gue males liatnya" kata sabya dan melanjutkan perjalanannya.

Tok..Tok..Tok

"Bi.. bi surti" kata sabya

Pintu pun terbuka dan menampakkan sosok wanita paruh baya.

"Lho enon belum tidur"kata bi surti.

"Ini mau tidur, tapi tidurnya dikamar bibi ya" kata sabya menampilkan puppy eyes nya.

"Dih si enon, bukannya melayani suami malah tidur sama bibi" kata bi surti.

"Udah deh bi, jangan bahas dia mulu nanti dia kedutan lho" kata sabya.

"Eaa.. eaaa perhatian amat non" kata bi surti.

"Ih malah goda sabya, jadi bibi gak izinin sabya masuk nih" kata sabya.

"Baperan amat non, ya udah masuk atuh" kata bi surti.

Sabya langsung masuk,sedangkan bi surti menutup pintunya.

"Eh.. bi kenapa tidur disofa" kata sabya saat melihat bi surti mau tidur disofa.

"Kasur nya buat tidur non aja bibi mah udah biasa tidur disofa" kata bi surti.

"Gak bisa kita tidur di kasur sama-sama aja ya" kata sabya

"Aduh non, bibi bau nanti non gak bisa tidur lagi" kata bi surti.

"Gak akan, ayo tidur disebelah sabya"kata sabya.

"Ya sudah kalo enon maksak" kata bi surti.

Selang beberapa menit, bi surti pun sudah terlelap menuju alam mimpi. Sedangkan sabya gak bisa karna bau keringat bi surti.

"Lo sih dibilangin ngeyel" gugam sabya. Dia menutupi hidungnya dengan bajunya yang ditarik keatas.

"Duh, dengkuran bi surti keras lagi" gugam nya lagi.

Sabya berusaha memejamkan mata dan dia cukup lama berusaha dan akhirnya tertidur juga. Itu juga berkat suara seseorang yang melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran yang samar-samar dia dengar.

****
Assalamualikum readers..
Terimakasih sudah membaca cerita pertama saya. Semoga kalian suka.
Kalo berkenan vote dan comment ya biar ana semangat buat nya😄.
Wassalamualaikum readers

SABYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang