4. Terkunci

6.2K 291 3
                                    

“Cinta bukanlah mencari pasangan yang sempurna, tetapi menerima pasangan dengan sempurna."

***

Sabya terbangun saat matahari mengusik tidurnya. Kepalanya terasa berat dan hidungnya pun tersumbat. Dia bangkit dari kasur dan mencari minum di dapur.

"Huuh.. kenapa sangat sakit" keluhnya saat menuruni tangga.

Sabya mencium bau harum dari arah dapur. Dan itu menimbulkan rasa lapar pada perutnya. Dia pun mempercepat langkahnya menuju dapur.

"Pagi bik.." kata sabya memeluk wanita yang berhijab hijau toska.

"Non sudah bangun" kata bi surti.

"Iya sudah.. bibi masak apa? Sabya jadi laper" kata sabya. Melepas pelukannya dan memegangi perutnya.

"Non laper?" Kata bi surti sambil mengoleskan roti selai.

"Iya" kata sabya menunjukkan senyum pepsodennya. Dia tak sabar ingin memakan sarapannya.

"Nih.. sarapan aden" kata bi surti memberikan mapan yang berisi segelas susu dan sepotong roti selai.

"Kok sarapan aden sih yang bibi kasih.. buat sabya mana?" Kata sabya mencari sesuatu.

"Udah... nih pegang dulu.. sarapannya nanti bareng aden" kata bi surti memberikan mapannya pada sabya.

"Gak mau.. nih ambil kembali.. kenapa di kasih sabya coba?" Kata sabya melihat sekelilingnya berharap ada yang bisa dimakan.

"Ya non anterinlah.. ini itu sebagai tanda istri melayani suaminya" kata bi surti.

"Ogah... dikira pembantu dong" kata sabya. Meletakkan mapannya ke meja.

"Ck.. ya sudah.. kalo suami non kepincut sama bibi jangan nyesel lo ya" kata bi surti mengambil mapannya. Dan berlalu meninggalkan sabya.

"Dih ambil aja.. sabya juga gak perduli" kata sabya sambil memakan apel yang ada di meja. Dan dia pun duduk dimeja tersebut.

"Kepincut?.. hah.. dasar emak-emak ABG" kata sabya saat mengingat kata-kata bi surti.

Sabya melanjutkan memakan apelnya. Dia tampak berpikir. Karna pikirannya terlalu sempit. Dia jadi berpikir negatif.

"Kalo kepincut beneran gimana?" Kata sabya.

Kemudian dia meletakkan apelnya. Dan langsung meluncur mengikuti bi surti.

"Kolam renang? Ngapain bibi masuk situ" kata sabya saat melihat bi surti memasuki ruangan yang ada di bawah tangga.

"Aden... ini sarapannya udah jadi" kata bi surti meletakkan sarapan rahman di meja.

Sabya bersembunyi di balik pintu kaca yang berada di belakang bi surti.

"Baik bi.. terimakasih" kata raman menghentikan aktivitas renangnya.

Dan kembali berenang setelah mengucapkan terimakasih.

"Gue ngapain sih disini.. mending juga sarapan" kata sabya berbalik membelakangi pintu kaca.

"Iya enon ngapain disitu.. kalo nguntit tuh yang bener sembunyinya. Masa pintu kaca di jadiin tempat sembunyi. Ya kelihatan atuh" kata bi surti.

Sabya berbalik dan menemukan bi surti yang ada di belakangnya. Dan masih dibatasi dengan kaca.

"Eh bi surti.. sejak kapan ya disitu" kata sabya.

"Enon yang sejak kapan disitu?.. mau cari aden ya" Kata bi surti menggoda sabya.

"Enggak... sabya.. em.. sabya.. cuma lewat aja kok.. ya cuma lewat saja" kata sabya gugup.

"Cielah ngelesnya gak bermutu banget sih non.. ya sudah bibi panggilkan.. den rahman.. dicari non sabya nih" teriak bi surti.

"Eh bi apaan sih" kata sabya berlari menghampiri bi surti dan membungkamnya.

"Ssssstt.. sabya gak nyariin dia.. buat apa juga sabya nyariin" kata sabya dengan datar.

"Hmppttt" kata bi surti berusaha melepas bungkaman sabya.

"Sabya?" Kata rahman berhenti dan berenang ke tepian.

"Jangan geer deh.. gue gak bakal nyariin lo" kata sabya sambil melepas tangannya dari mulut bi surti.

"Aa.. aku tahu" kata rahman sambil naik tangga kolam.

"Bagus kalo lo tahu.. jadi gue gak perlu repot-repot kasih tahu" Kata sabya sambil menatap rahman menaiki anak tangga terakhir.

Bulir-bulir air mengalir dari pelipis rahman. Kemudian akan terjatuh tepat pada dada bidangnya. Otot kekarnya terbalut dengan air yang basah. Dan perut sixpacknya terpampang jelas pada mata sabya.

Rahman menyibakkan rambutnya ke belakang. Karna merasa menghalangi penglihatannya.

"Subhanallah.." gugam sabya sambil menelan salivanya yang tiba-tiba sulit di telan.

Bi surti senyum-senyum sendiri saat melihat raut wajah sabya yang tercengang. Tiba-tiba ide jail pun terlintas pada pikirannya bi surti.

"Semoga ini berhasil" gugam bi surti.

Diam-diam bi surti pergi dari ruangan itu dan menguncinya. Karna kunci ruangan itu berada di lubang kuncinya.

Ceklek...

Mendengar suara pintu terkunci sabya pun membalikkan badan. Melihat bi surti mengunci pintunya dia pun bergegas menghampiri bi surti.

"Eh ... eh.. bi surti ngapain ngunci pintunya" kata sabya memukul pintunya.

"Agar enon bisa berduaan sama aden" kata bi surti tersenyum-senyum.

"Apaan sih bi... bukak gak pintunya" kata sabya mengancam bi surti.

"Maaf ya non.. semoga berhasil" kata bi surti. Dan meninggalkan sabya.

"Bi..bi surti.. bi bukak pintunya" kata sabya menggedor-gedor pintunya.

"Emm.. terkunci?" kata rahman memutar knop pintu.

"Udah tau dikunci pakek nanya" kata sabya sambil membalikkan badan. Dia terkejut rahman dibelakangnya.

"Ya sudah.. apa boleh buat" kata rahman. Menatap mata sabya.

Rahman mendekatkan dirinya. Sabya ingin menjauh tapi dia sudah menempel pada pintu kaca. Sabya berharap rahman gak melakukan sesuatu yang negatif.

"Mungkin ini kesempatan kita agar kita jadi dekat" kata rahman tepat ditelinga sabya.

Dan tersenyum meninggalkan sabya.

***
Assalamualikum readers...
Terimakasih buat yang sudah vote dan koment cerita saya😗😗😗😙..
Semoga diberikan kemudahan oleh Allah SWT dalam apa yang ingin dicapai..
Wassalamualaikum readers..

SABYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang