15. Maunah

1.1K 69 9
                                    

"Maunah adalah kemampuan yang diberikan Allah SWT kepada seorang mukmin untuk mengatasi kesulitan hidupnya"

****

Senyum lebar terlukis dibibir seorang santriwan. Menikmati lantunan sholawat diearphonenya. Tak lupa kayuhan sepeda telah menghitung pahalanya.

"Astagfirullah.. ada apa itu?" Katanya ketika melihat pak gatot dan bi surti diseret melewati dirinya.

Dari isyarat yang diberikan. Keduanya sedang membutuhkan pertolongan darinya. Dan santriwan itu pun memahami situasinya. Lekaslah dia bergegas mencari bantuan di madrasahnya.

"Ustad rahman" kata santriwan.

Terlihat dikejahuan. Tampak punggung rahman yang berjalan menuju kelas yang akan diisinya. Santriwan itu pun membuang sepedanya dengan asal. Dan berlari menghampiri rahman dengan cepatnya.

"Ustad.. ustad rahman.. tunggu.. sejenak" kata Santriwan menghentikan langkah rahman.

"Iya..riyan" kata rahman.

"Ustad itu.." kata riyan menunjuk arah belakang.

"Salam dulu" kata rahman membiasakan santrinya menebarkan salam.

"Afwan.. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ustad" kata riyan menegakkan badannya.

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.. ada apa? Kenapa kau berlarian?" kata rahman

"Itu.. itu ustad.. anu.. apa?duh!" Menepuk jidatnya karna frustasi.

"Tenangkan dulu.. tarik nafas pelan-pelan.. hembuskan perlahan-lahan" kata rahman.

Kemudian riyan pun mengikuti perkataan rahman dan dapat menenangkan dirinya.

"Syukron ustadzi.. sekarang ana akan ceritakan apa yang terjadi" kata riyan.

"Baiklah.. tapi lebih enakan kita duduk dulu" kata rahman meraih bahu riyan dan menariknya untuk duduk.

"Begini ustad" kata riyan ketika keduanya telah duduk dengan nyaman.

"Ceritakan apa yang telah terjadi? Hingga kau panik seperti itu?" kata rahman wibawa.

"Ketika ku menuju kemari.. di perjalanan saya melihat banyak sekali wanita yang menyeramkan.. mereka membawa pak gatot dan bi surti menuju kediaman anda, ustad" kata riyan.

"Tunggu! Wanita bersragam hitam maksudnya?" Kata rahman.

"Iya betul sekali ustad..ustad dapet nilai 100" kata riyan.

"Teruskan! Aku tak lagi bercanda!" kata rahman tegas.

"Iya afwan.. mereka menyeret  keduanya dengan tali berbelit dikedua tangan mereka" kata riyan.

"Istriku.. bagaimana?" Kata rahman panik.

"Kurang tahu ya ustad.. yang saya kenali tadi hanya bi surti dan pak gatot" kata riyan.

"Kacau sudah.. mereka tak bisa dihentikan dengan kata-kata" kata rahman melepas kopyahnya dan menarik rambutnya karna frustasi.

"Anda mengenal mereka ustad?" kata riyan.

"Iya.. aku mengenalnya.. sangat mengenalnya dengan baik" kata rahman mengepalkan tangannya pertanda dia menahan amarahnya.

"Terus apa yang hendak anda lakukan.. ingin saya bantu mengumpulkan para warga?" kata riyan.

"Tak perlu.. kan ku tangani sendiri.. kamu masuk ke kelas.. dan informasikan kepada teman sekelasmu bahwa hari ini belajar sendiri.. jangan pulang sebelum waktunya." kata rahman.

SABYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang