3. Pangeran bersorban putih

7.4K 274 3
                                    

"Lepaskan, aku tak bersalah" kata seorang wanita.

"Ayo cepat jalan" kata seorang polisi.

"Aku gak mau dipenjara, lepas" kata wanita lain.

"Masuk" kata polisi yang satunya.

Beberapa orang memberontak ingin dilepaskan. Namun polisi mengabaikan mereka. Di jeruji besi ini sabya duduk termenung di sudut ruangan. Percuma dia memberontak toh ujung-ujungnya sama.

"Hiks...hiks" tangis sabya sambil menenggelamkan wajahnya pada kedua lututnya.

Air mata terus mengalir dipipinya. Dia merasa takut ditempat suram ini. Dia benci karna inilah tempat ibunya meninggal. Dia hanya bisa berharap ada pangeran berkuda putih yang menarik dirinya dari kegelapan.

"Bunda..sabya pulang"kata seorang gadis remaja yang baru saja pulang.

"Rahma apa yang kamu lakukan"

"Siapa? Bun.. bunda" kata sabya saat mengenali suara itu.

Sabya menghampiri sumber suara. Dia bersembumyi di balik almari kayu yang ada di ruang tamu.

"Aku sebagai istri kedua bisa apa.. kalian tak pernah mengganggapku.. mas anton lebih mencintai kau... kau adalah segalanya... kau miliknya... untuk sedetik saja.. mas anton tak pernah melihatku.. bahkan malam pertamaku dia pun memilih bersama kau.. kau sungguh egois.. aku mau kau mati" kata seorang wanita yang sedang memegang pisau dapur.

"Bunda"batin sabya.

"Jangan aku mohon jangan ... aku minta maaf.. aku telah mengabaikan mu... aku berjanji akan  jauhi mas anton.. tolong jangan lakukan itu" kata bunda sabya.

Wanita yang bernama rahma itu hanya tersenyum miring. Dia menggambil telepon rumah.

"Halo pak polisi.. telah terjadi pembunuhan di rumah xxx no xxx" kata rahma.

Rahma menarik tangan bunda sabya dan menaruh pisau itu dalam genggamannya. Dalam seketika pisau itu menusuk perut rahma sendiri. Rahma tersenyum miring pada bunda sabya.

"Selamat menikmati aisyah"kata rahma. Kemudian rahma terbaring dilantai dengan kedua mata telah tertutup.

Aisyah terduduk lemas. Tatapannya mengarah ke rahma yang sudah terbaring lemah. Selang beberapa menit polisi pun datang.

"Selamat siang anda kami tahan untuk dimintai keterangan atas percobaan pembunuhan" kata polisi.

Sabya menunjukkan diri dari persembunyiannya. Dia berlari menghampiri aisyah.

"Kalian mau bawa bundaku kemana" kata sabya.

"Maaf adek, jangan halangi jalan kami" kata seorang polisi.

"Bunda janji akan kembali" kata aisyah yang berlumuran darah.

"Tidak.. bunda jangan pergi"kata sabya.

Dia ingin mengejar bundanya tapi ditahan oleh wanita paruh baya.

"Bi bunda bi.."kat sabya menangis.

"Bi surti mengerti non.. besok kita jenguk bunda.." kata wanita itu.

"Sabya maunya sekarang bi" kata sabya menangis tersendu sendu.

"Jangan sekarang non, lebih baik non istirahat terlebih dahulu" kata bi surti

"Baik bi"kata sabya mengangguk.

Keesokan harinya.

"Bunda sabya dat..tang. bunda apa yang bunda lakukan" kata sabya saat melihat aisyah meminum racun tikus.

SABYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang