Chapter 47

463 19 28
                                    

السلام عليكم، بسم الله الرحمن الرحيم

Sebelum baca, jangan lupa sholawat dulu

الله صلى على سيدنا محمد، وعلي ال سيدنا محمد

[Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad, wa'ala Ali sayyidina Muhammad.]

HAPPY READING

"berubah menjadi lebih baik adalah sebuah perjuangan dan pilihan, tetapi merasa lebih baik adalah sebuah kesalahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"berubah menjadi lebih baik adalah sebuah perjuangan dan pilihan, tetapi merasa lebih baik adalah sebuah kesalahan."



Seperti yang telah mereka sepakati, semua orang rumah tidak akan membahas tentang apapun yang membuat liza sedih. Mereka hanya memikirkan cara untuk menghibur liza.

"Liza.. ayo makan yang banyak,"

"Iya, nek,"

"Kapan acara wisuda kamu?"

"Kira kira sekitar dua bulan lagi nek,"

Tangan Ilham beralih mengelus kepala istrinya itu. "Nanti skripsi kamu biar saya yang ngerjain,"

Seketika sudut bibir liza terangkat. "Beneran, mas?"

"Iya, sayang,"

"Yesss, aku gak cape cape lagi deh ngerjain. Makasih mail,"

Ilham juga ikut tersenyum. "Sama sama, sayang,"

Bukan hanya ilham, semua yang ada di meja makan juga ikut tersenyum. Biasanya nenek akan menegur dan menggoda sepasang suami istri itu saat sedang mengobrol, tapi kali ini tidak.

Saat tengah makan, tiba tiba bel rumah berbunyi. Bi Ningsih ingin berdiri, tetapi liza menyuruhnya agar tetap duduk.

"Aku aja bi yang buka,"

Liza pun berlari untuk membuka pintu. Setelah membuka dan melihat siapa yang menekan bel rumah, liza sangat amat terkejut.

"Ayah? Mau apa ayah kesini?"

"Ayah dengar mama kamu ada disini, ayah ingin menemui mama kamu,"

"Ga bisa,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIZHAM (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang