Chapter 37

719 33 23
                                    

السلام عليكم، بسم الله الرحمن الرحيم


Tandain yaaa kalo ada typoo.

Sebelum baca, jangan lupa sholawat dulu

الله صلى على سيدنا محمد، وعلي ال سيدنا محمد

[Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad, wa'ala Ali sayyidina Muhammad.]

HAPPY READING

"Terkadang yang membuat mu gelisah bukanlah musibah yang menguji, tetapi bahasa rindu Allah yang gagal kau pahami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Terkadang yang membuat mu gelisah bukanlah musibah yang menguji, tetapi bahasa rindu Allah yang gagal kau pahami."🌷

Sebentar lagi azan asyar berkumandang. Liza dan ilham memutuskan untuk pulang.

"Sis, lo pulang naik apa?"

"Naik motor, dya. Di jemput sepupu gue."

"Ohh yaudah, gue duluan ya sis, ga papa kan nunggu sendiri?"

"Aelah, santay. Lo duluan aja."

Liza tersenyum kepada temannya itu. "Duluan ya, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Singkat cerita, Ilham dan liza kini sedang berada di perjalanan pulang. Karena ilham sangat penasaran dengan laki laki yang bersama dengan istrinya tadi, ilham pun kembali bertanya. "Laki laki tadi siapa?"

Tanya ilham dengan atensi yang fokus ke jalanan.

"Kak Zakir? Dia kakak tingkat aku."

"Seberapa dekat kamu sama dia?"

Entah kenapa pertanyaan ilham membuat liza gugup.

"Sempat dekat, tapi itu dulu, sekarang ngga kok."

Ilham menghela nafas. Tangan kirinya berpindah menggenggam tangan liza. "Apa saya boleh jujur?"

"H-ha? Jujur apa mas."

"saya cemburu."

Antara senang dan merasa bersalah, itu lah yang liza rasakan saat ini. "Cemburu kenapa sih, ya allah. Aku ga bakal macem macem kok, mas."

LIZHAM (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang