× PART 28 - A Dangerous Hand ×

2.3K 283 218
                                    

Selama tinggal di The Wolves, hanya ada kegelapan di setiap sudutnya. Namun semenjak ia jumpa penghuni baru, seolah semua cahaya lampu kalah dengan sosoknya. Luigi Theodore masih ingat jelas pertemuan pertamanya dengan seorang gadis asing. Malam itu ketika ia baru pulang dari kerja paruh waktu, ia tidak sengaja melihat figur seorang gadis di halaman belakang mansion.

Dia tidak tahu kalau mansion kedatangan tamu. Biasanya ia tidak peduli dengan siapapun tamu The Wolves, karena ia tidak bisa bersikap tidak sopan. Mengingat dirinya hanya seorang anak pelayan. Tetapi gadis itu menarik penuh perhatiannya. Apalagi nampaknya gadis itu seusianya. Diam-diam ia melihatnya dari kejauhan. Penasaran bagaimana rupa wajah gadis itu, posisinya di belakangi.

Gadis itu menengadahkan kepala menatap bulan. Rambut brunette panjangnya yang berkilauan dan kulitnya yang memancarkan cahaya. Ingin sekali ia menyapanya, namun mendengar suara Hetsey sedang bicara dengan Balthis yang mendekat, Luigi segera pergi. Semalaman rasa penasarannya pada gadis baru itu berhasil membuatnya kesulitan tidur. Hingga hanya menghabiskan waktu dua jam untuk tidur.

Tubuh terasa melelahkan, namun Luigi bersemangat untuk bangun pagi seperti biasa. Ia berharap bertemu gadis itu lagi. Siang harinya harapannya terkabul. Rosemary datang ke dapur untuk memperkenalkan gadis itu. Elena Leutrim, nama yang lantas melekat di kepala Luigi. Wajah cantik itu, sungguh menghipnotis. Kedua mata Luigi sampai terpaku padanya saja. Tidak hanya cantik, dia sungguh manis.

Senyumnya dan suaranya selembut sutra. Ia sudah sering melihat wajah cantik, namun milik Elena punya kesan berbeda. Sungguh tidak bosan dipandang tanpa berkedip. Detik itu juga Luigi sadar ia jatuh hati. Detak jantungnya yang berdegup kencang mendukung itu. Sampai akhirnya ucapan Nardo, sang Ayah mengingatkannya akan posisi.

"Ya, aku juga merasa aneh. Selama ini Tuan tidak pernah membawa gadis manapun kalau bukan keluarganya. Nak, pokoknya jangan memperhatikan Nona Leutrim seperti itu lagi. Kalau Tuan sampai melihatmu, kau dalam masalah serius. Mungkin saja dia pacarnya. Firasatku bilang, Elena sangat berarti untuknya. Sesuatu yang akan sangat dia jaga lebih dari dia menjaga kerajaan bisnisnya. Kau mengerti?"

Separuh semangat Luigi hilang begitu saja. Ia harus terima fakta kalau Elena bukan penghuni biasa di The Wolves. Elena punya posisi istimewa, tepatnya di sisi Don Ruschel.

Malam harinya, ia masih memikirkan gadis itu. Sampai ia nekat diam-diam memasuki area yang tidak seharusnya para bawahan berkeliaran. Ia tahu betul ada kamera di sekitar, namun saat itu ia tidak peduli. Setidaknya ia tidak akan buat masalah. Toh, selama ini ia belum pernah berbuat salah. Jika keberadaannya di area terlarang jadi masalah, itu takkan jadi masalah besar. Sungguh, Luigi tidak akan macam-macam. Ia hanya ingin melihat Elena lagi, meski sebentar.

Yang diharapkannya kembali terwujud. Ia menemukan Elena di ruang kolam renang.
Yang tadinya sembunyi-sembunyi memperhatikan, akhirnya Luigi memberanikan diri keluar tatkala melihat gadis itu dalam kebingungan. Gelangnya jatuh ke dalam kolam. Luigi dan Elena bercakap kecil sampai akhirnya pemuda itu terjun ke kolam untuk mengambil gelangnya.

Uluran tangan Elena waktu itu momen yang selalu ia ingat. Saat pertama kali ia menyentuhnya. Menggenggam erat tangannya meski semata-mata Elena hanya menolongnya dengan menariknya ke atas. Elena gadis yang penuh perhatian. Sikapnya sangat menyentuh hati. Saat Elena memberikan handuk padanya, juga takkan ia lupakan. Mendengar tawanya semakin membuat Luigi tidak karuan.

Sampai akhirnya, untuk kedua kalinya ia disadarkan untuk tahu diri. Kedatangan Don Ruschel malam itu di tengah perbincangan mereka. Bagaimana Ruschel tahu Elena tidak bisa berenang memperjelas kedekatan mereka. Cara Ruschel bicara pada Luigi, cukup menunjukan ia tidak boleh berdekatan dengan Elena.

OWNED by a DONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang