× PART 24 - A Party ×

2.6K 270 70
                                    

Pusat kota dipenuhi dengan toko-toko pakaian dari berbagai brand. Elena melihat-lihat bangunan ketika mobil yang dikendarai Hetsey melewatinya. Pakaian dipamerkan di balik dinding kaca. Ada toko khusus satu brand ternama, lokal dan campur. Hetsey memarkirkan mobil di depan salah satu toko, dan mereka keluar dari dalam mobil.

"Ini dia! Toko yang akan memberimu gaun yang luar biasa," ucap Hetsey dengan antusias.

Elena yang masih berdiri di samping mobil menengadah kepala, menatap tulisan brand berukuran besar di atas sana. Brand yang hanya mampu dibeli oleh orang-orang kaya. Elena tidak pernah menduga sebelumnya bila ia akan berdiri di depan toko pakaian mahal ini. Semasa ia masih di Swiss, ia sering melewati toko pakaian bermerk. Tapi ia tidak pernah berani meski cuma berdiri di latar bangunannya. Ia merasa tidak pantas. Hidupnya memang berkecukupan sejak Emma menikah dengan Fisnik si pengusaha, Elena bisa saja membeli pakaian mahal. Namun ia sungkan dan tak gengsi memakai pakaian biasa. Ia tidak seperti anak sebayanya yang mengedepankan gaya. Sejak kecil ia sudah terbiasa hidup sederhana sampai susah sekalipun.

Sekarang ia mempijakan kakinya di depan toko pakaian mahal. Rasanya aneh dan menyenangkan. Bukan salahnya norak, tidak semua manusia di muka bumi ini nasibnya sama dengan orang-orang berduit. Sejak Elena ikut Ruschel, ia memang sudah memakai pakaian yang tak biasa. Semua isi ruang pakaiannya mewah. Tidak cuma pakaian, semua barang yang Elena pakai sekelas jutawan hingga miliarder. Akan tetapi akan berbelanja sendiri pakaian mahal itu rasanya berbeda. Elena merasa malu.

Hetsey bergumam, "Aku pernah beli gaun dari brand ini untuk .... kalau tidak salah untuk private party yang diadakan Ruschel di Zurich waktu itu."

Elena menurunkan pandangannya, beralih melihat pintu masuk toko.

"Let's go, princess!" Ajak Hetsey dengan semangat.

Elena melirik Hetsey, ia mengangguk kaku padanya. Mereka berjalan bersama menuju pintu masuk. Ketika melangkah, Elena melirik ke tempat lain dan menjatuhkan ketertarikannya pada toko pakaian di seberang sana. Bangunannya lebih sederhana dari toko pakaian brand ternama ini, tapi pengunjung yang masuk cukup ramai. Ia ingin ke sana, tapi rasanya tidak enak kalau tidak mengikuti Hetsey dulu. Mereka sampai di dalam toko dan disambut hangat oleh manager.

"Selamat datang di toko kami, Nona!" ucap wanita berusia tigapuluhan.

"Aku membawa gadis ini, dia Elena ... tamu kehormatan Tuan Ruschel Matheus Goncalve," kata Hetsey memperkenalkan Elena.

Rasanya mengherankan mengapa Hetsey harus lakukan itu.

Si manager semakin melebarkan senyumnya. "Oh! Tuan Goncalve?! Baik! Baik! Kami akan melayaninya dengan sangat baik."

"She needs a dress for a birthday party," kata Hetsey.

Si manager tersenyum menatap Elena. "Ikuti saya, Nona Elena."

Hetsey mengajak Elena untuk mengikuti wanita itu. Mereka ke bagian gaun. Ada banyak jenis gaun di sana. Mewah dan mengesankan. Kini tidak hanya manager yang menemani, satu pengawai wanita turut hadir siap melayani Elena Leutrim. Sesaat pegawai itu menunjukan beberapa gaun yang menurutnya bagus untuk Elena. Namun Elena belum bisa menjatuhkan pilihan.

Bagaimana aku bisa memilih kalau rasanya aku dipantau begini? Apa kebiasaan orang-orang kaya memang aneh ya? Batin Elena.

"Elena? Ada masalah?" tanya Hetsey dengan pelan.

"A-ku cuma mau ada kau saja. Aku tidak bisa memilih kalau ada mereka," balas Elena pelan.

Hetsey tertawa kecil. "Dimengerti."

OWNED by a DONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang