× PART 16 - All Her Wounds Are Mine ×

2.5K 261 79
                                    

Don Mafia duduk dalam diam di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don Mafia duduk dalam diam di sofa. Pusat perhatiannya tertuju pada gadis yang terlelap di atas ranjang tidur berukuran king size. Ada sesuatu yang menggangu, sehingga Ruschel tidak bisa tidur. Kamar Elena menjadi tempatnya terjaga di malam yang begitu larut ini. Elena Leutrim, ya makhluk lembut ini yang menjadi alasan Ruschel merasa terganggu. Pikiran dan hatinya tidak tenang. Dia sendiri tidak mengerti mengapa dirinya sekacau ini. Elena mempengaruhinya cukup dalam. Masuk ke setiap celah pikirannya. Ruschel semakin tidak ingin terlalu lama jauh dengannya, meski mereka berada di satu rumah.

Ingatannya jatuh ke pertemuan pertamanya dengan Elena di Swiss. Di tengah kejadian tidak menyenangkan, ia bertemu dengannya. Sejak ia menaruh simpati pada Elena, hidupnya seolah tidak bisa lepas dari gadis ini. Mendadak Ruschel mencari tahu segala hal tentang Elena. Mengetahui hidup Elena pahit, Ruschel tanpa pikir panjang merampas gadis itu dari keluarganya. Dihari berikutnya hingga saat ini, Elena seakan mengontrol pikirannya.

Perubahan demi perubahan tidak biasa terus saja bermunculan dalam sosok Ruschel. Biasanya ia berkelana ke manapun, sibuk berbisnis dengan senjata yang selalu berada di balik jasnya dan menetap di mansion selama ini bukan dirinya. Ia selalu berpindah-pindah tempat. Namun saat Elena masuk ke circle Goncalve, semua itu berubah. Ruschel menjalankan bisnisnya dari mansion, memanggil orang-orang ke The Wolves atau mengirim orang ke suatu tempat. Dia hanya pergi jika dirasa itu sangat mendesak atau tidak bisa dia kerjakan dari mansion. Itu bahkan dia pastikan tidak sampai harus ke luar Negeri atau kota.

Ruschel sadar betul dia jatuh cinta pada gadis ini, ingin sekali rasanya ia menjadikan Elena miliknya. Bahkan dia bisa menjadi buruk, mengklaim Elena tanpa ampun. Namun memilih menahan diri untuk tidak sejauh itu. Teringat Elena punya pengalaman buruk soal laki-laki. Tindakannya merampas Elena dari keluarganya dan menculiknya, buatnya itu sudah yang paling jauh. Ruschel ingin menyatakan perasaannya, namun dia takut Elena tidak siap dan justru semakin mengasingkan diri darinya. Saat ini dia hanya bisa melakukan segala upaya agar Elena selalu nyaman dengannya.

Ruschel menghela napas gusar dan mengepalkan tangan. Ingin sekali dia memeluk gadis itu, mendekapnya semalaman. Dibayangkan bagaimana rasanya menghirup aroma rambut dan tubuh gadis itu, membelai setiap inci kulitnya yang hangat. Pasti memabukan. Tidak bisa meraih semua itu, Ruschel ingin membanting meja di depannya saat ini.

Sial. Baru kali ini aku seperti orang tidak waras pada seseorang, batinnya.

Ruschel beranjak dan berjalan kesana-kemari sambil terus memandang Elena. Jantungnya berdegup kencang dan suara-suara menyuruhnya untuk mengambil tindakan gila terus saja berbisik. Ruschel terlihat gelisah. Ia beralih ke balkon dan menghela napas berat. Dia terus menghirup dan mengeluarkan napas, mencoba menenangkan diri. Mengontrol diri untuk tidak menjadi monster.

OWNED by a DONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang