× PART 23 - An Unforgettable Past ×

2.2K 253 46
                                    

TOK .. TOK .. TOK!!

Bunyi ketukan yang dihasilkan dari kaca seketika melenyapkan lamunan Elena. Ia baru sadar mobil sudah berhenti dan berada di area parkir La Rovelberg. Luigi juga sudah tidak ada di tempatnya.

TOK!! TOK!!

Ketukan lagi. Elena menoleh. Joanne ada di luar, mendekatkan kepalanya ke jendela dan menyuruh Elena membuka pintu. Setelah Elena membukanya, ia melepas sabuk pengaman.

"Aku senang sekali kau masuk sekolah!!!" pekik Joanne.

Aku tersenyum. "Morning, Joa!"

"Move!" Terdengar suara Luigi.

Joanne memasang wajah ketus dan minggir dari tempatnya. Luigi menyiapkan kursi roda, lalu membantu Elena pindah ke benda itu.

"Kau sangat baik jadi pengasuh," gumam Troy.

Celetukan itu cukup memberi efek biasanya, ketegangan di antara mereka. Joanne melototi Troy untuk tidak membuat masalah. Elena memperhatikan Luigi, berharap pemuda ini tidak tersinggung. Namun Luigi semakin menunjukan ekspresi tidak nyaman. Ya, Theodore ini kerap menunjukan rasa tidak nyaman secara terang-terangan bila ada Joanne dan Troy. Namun lebih bila ada Troy. Seakan Troy Fiasco memberi energi buruk untuknya.

"Kau juga pernah jadi pengasuh Elena dan kau gagal. Musti aku juga yang harus turun tangan. Shame on you," balas Luigi.

Troy tercengang.

"Setidaknya aku lebih baik darimu. Dasar laki-laki lemah!" tambah Luigi.

"Kau ingin aku merusak mobilmu ini?!" Troy menurunkan ransel dari pundaknya.

Joanne menghampirinya dan mencoba menenangkannya. Elena memegang tangan Luigi, menggelengkan kepala ketika pemuda itu menatapnya.

Elena menghela napas. "Kalau kalian mengganggap menjagaku seperti pengasuh, lebih baik jangan jaga aku. Aku merasa sangat buruk."

Seketika kekesalan di wajah Luigi memudar, tatapannya menjadi lembut. Kata-kata Elena menamparnya.

Joanne tertawa. "Bukan begitu! Aku yakin maksud mereka bukan begitu. Mereka memang suka melebih-lebihkan."

"Maaf, Elena," ucap Luigi.

"Gara-gara kau!" ucap pelan Joanne pada Troy.

Troy menghela napas berat. "Ini salahku. Maafkan aku, Elena. Tidak lagi-lagi."

Merasa tidak perlu diperpanjang, Elena mengajak ketiga temannya ke gedung Rovelberg. Kondisi Elena yang cukup memprihatinkan tentu saja menarik perhatian dari setiap pasang mata Roveldents. Elena merasa malu, namun ia meyakinkan diri bila ia tidak perlu malu hanya kerena luka kecelakaan. Ketika mereka melewati salah satu koridor, mereka berpapasan dengan Bexxa dan anggota kelompoknya dari berlawanan arah.

Sambil melangkah tampak Bexxa menjatuhkan perhatiannya pada keempat anak terpopuler di Rovelberg itu. Jika Elena perhatikan, mata Bexxa lebih tertarik pada sosok Troy. Elena sembari melirik Troy yang berada beberapa meter di depan, Troy sepertinya tidak menghiraukan keberadaan Bexxa. Ia asyik berbincang dengan Joanne. Tak cuma Troy, Bexxa diyakini juga sedang melihat Luigi yang mendorong kursi roda. Arah penglihatannya tak bisa disembunyikan. Namun Elena tidak bisa lihat seperti apa reaksi Luigi saat ini. Tatapan anak walikota itu mencurigakan.

Mereka sampai di kelas. Teman-teman sekelas lantas menghampiri Elena dan bertanya keadaannya, juga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Hmm... Jadi kabar kecelakaan itu tidak sampai ke telinga Roveldents, batin Elena.

OWNED by a DONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang