× PART 22 - Tornado Sensation ×

2.3K 251 46
                                    

Roda mobil sport itu melewati jalan dengan mulus dalam kecepatan tinggi. Emosi yang telah mendarat ke ubun-ubun membuat sensasi sangkak hati merebus aliran darah, dan ingin segera meledakkannya. Amarah memohon untuk segera disembah dengan balas dendam. Mobil itu berhenti di depan sebuah rumah berlantai dua. Pria itu keluar dan Balthis yang menunggu di samping mobil lain segera berjalan ke arahnya.

"Wanita itu ada di dalam," katanya.

Ruschel menghela napas berat dan melirik ke tiga mobil lain. "Parece que hay una fiesta."

*(Kelihatannya sedang ada pesta)

Ia melangkah ke dalam rumah itu. Balthis mengekorinya. Musik energik dengan lirik vulgar dan menggoda lantas menyambut mereka. Terdengar suara beberapa pria. Ruschel mengikuti arah sumber suara, membaw mereka menuju garasi. Di sana ada empat pria sedang menonton tarian erotis yang dilakukan dua wanita berbikini di bagasi mobil.

Kedatangan Ruschel dan Balthis disadari mereka. Salah satu pria mengecilkan suara musiknya. Dua wanita yang sedang menari berhenti, tatapan mereka tertuju ke dua orang yang tidak mereka kenal. Ruschel mendapat lebih banyak perhatian dari dua wanita seksi itu, tatapan terpesona dan senyuman menggoda terpasang di wajah mereka. Meski wajah Ruschel tersembunyi dibalik topeng, karismanya mampu membuat wanita manapun memujanya.

"Di mana Zevia?" tanya Balthis.

Salah satu wanita yang berambut pirang turun dari bagasi dan berjalan mendekat. "Kenapa kau mencari temanku?" tanyanya dengan nada menggoda.

Ia berhenti di hadapan Ruschel dan tersenyum genit. "Hello, sir."

Ruschel tetap menegakkan kepalanya. Tatapannya dibalik topeng itu benar-benar tidak jatuh pada wanita itu. Ia menganggap wanita ini menyebalkan dan aksinya mencoba menarik perhatian membuatnya kesal.

"Katakan saja di mana temanmu itu," ucap Ruschel dengan dingin. Benar-benar dingin.

Sehingga wanita itu langsung menurunkan sedikit senyumnya, merasa keberatan dengan cara Ruschel bicara.

"Apa kau mencarinya untuk bersenang-senang denganmu, sayang?" Tangan wanita itu bergerak untuk memegang jaket Ruschel.

Ruschel menepis tangannya dengan kasar sebelum wanita itu berhasil menyentuhnya. "Kau beruntung aku mencegahmu menyentuhku. Jika tidak ... I'll fucking break your hand, whore."

Ruschel pindah dari hadapannya. Balthis memperingatkan wanita itu untuk menjaga sikap. Para pria lain memberitahu bila Zevia mungkin bersama Felix sekarang, karena sejak tadi mereka tidak ada. Balthis langsung pergi untuk menelusuri rumah ini mencari mereka. Ruschel turut bergegas, meninggalkan orang-orang yang bingung. Lantai dua menjadi tujuan Ruschel. Ia melangkah secepat mungkin untuk mencari mereka. Sampai akhirnya ia berhenti di depan satu pintu.

Ia menghela napas. "Aku akan membantingmu jika ku tahu kalian bersenang-senang di kasur jelek itu."

BRAKKK!!! BRAKKK!!!

Suara gedoran pintu membuat Felix yang benar ada di dalam ruangan itu terkejut. Namun ia tidak mengindahkan siapapun itu yang mengganggunya. Benar sekali dugaan Ruschel, sahabatnya itu sedang bersama Zevia. Mereka membuat kasurnya berantakan. Zevia sedang menungganginya dan Felix lanjut untuk menikmati gerakan pinggul wanita itu.

"Kau harus membuka pintu. Temanmu mungkin butuh sesuatu," ucap Zevia.

"Siapapun itu, aku tidak peduli. Don't stop moving your hips, bitch! Tunggangi aku lebih keras, dasar pelacur sialan!" balas Felix dengan napas pendek.

Zevia lanjut menggerakan tubuhnya di atas Felix. Felix mencengkeram leher wanita itu dan menarik kepalanya agar mendekat padanya. Ia melumat bibir Zevia tanpa ampun.

OWNED by a DONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang