× PART 33 - Brother And Sister ×

1K 205 35
                                    

📌🗒 Hi, readers! Tolong, jangan bom komen ya. Komen puluhan bahkan sampe ratusan tapi isinya sama dan cuma huruf / emoji random. Komentar berbobot dari pembaca lain jadi tenggelam dan gak kebaca sama aku. Terimakasih!

 Terimakasih!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAKK!!!

Suara keras yang ditimbulkan pintu mahoni mengagetkan Arqelia. Gadis berambut pirang itu sedang duduk di sofa dengan santai dan berkutat pada laptop yang ada di pangkuannya. Ia beranjak dan membanting laptopnya ke sofa. Matanya yang menyalang ia arahkan ke orang yang barusan mendobrak pintunya.

"What the hell, Ruschel!" katanya kesal dan melangkah. "Kau bisa mengetuknya biar ku bukakan pintunya, atau kau bisa langsung buka tanpa harus sekuat itu!"

"Apa perlu kau memukul dia seperti itu?!" Ruschel mengepal satu tangannya. Dia kelihatannya marah.

"Dia siapa?" Arqelia mengerutkan dahi, lalu tertawa, "oh! Gadis pungut itu."

"Dia punya nama!" Ruschel menggeram.

"Semua orang punya panggilan nama, Ruschel. Dan kita bisa memanggil seseorang dengan panggilan apapun."

"Lakukan itu pada siapapun, terserah! Tapi tidak pada Elena. Aku selalu menoleransimu bahkan sampai detik ini. Tapi untuk selanjutnya, tidak. You understand?"

"Bagaimana kalau aku tidak mau? Apa yang akan kau lakukan, huh?" Arqelia melipat kedua tangannya di depan dada. "Dia gadis tidak tahu diri, such a brat and ..."

"Watch ... your.mouth."

"And little bitch."

Gadis ini benar-benar suka melewati batas kesabarannya. Langkah Ruschel mendekat dan satu tangannya ia arahkan untuk mencengkram dagu Arqelia, namun Arqelia tidak membiarkannya. Dengan sigap ia cekal lengan Ruschel. Gadis itu peringatkan agar Ruschel tidak melakukannya. Ruschel bisa melakukannya pada gadis manapun, tapi tidak padanya yang mana adalah adiknya. Ruschel menurunkan tangannya dengan kesal hingga cekalan Arqelia lepas.

Arqelia tersenyum miring. "Selama ini kau tidak pernah bersikap kasar padaku, Ruschel. Tapi hanya karena gadis asing itu kau berani melakukannya."

"Dia bukan gadis asing. Kau tahu persis posisinya di sini," balas Ruschel dengan dingin.

"Bagiku dia asing. Sejak meninggalkanmu." Arqelia beralih dari hadapan Ruschel. Ia mendekat ke sofa dan mengambil laptop. "Sudahlah! Aku sedang tidak mau bertengkar denganmu. Aku ada banyak pekerjaan."

Ruschel menghampirinya dan tiba-tiba saja ia rebut laptop itu dari tangan Arqelia. Lalu melemparnya ke sembarang arah sampai terbanting. Arqelia shock dan mendorong lengan Ruschel.

"Apa kau harus melakukannya?!" teriak Arqelia.

"!" Ruschel tak kalah berteriak. Dia begitu marah sampai otot-otot di lehernya tercetak.

OWNED by a DONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang