7 Tahun yang lalu
"Ahahaha. Lempar kesini, Kak, bolanya," ucap seorang gadis kecil nan lucu sambil tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha. Ya udah, tangkap, ya," balas seorang lelaki berbadan tegap dengan sebuah bola di tangannya.
Lelaki itu mulai melemparkan bola tersebut pelan-pelan ke arah gadis yang berada sedikit jauh di depannya. Dengan cepat gadis itu mengulurkan tangannya dan bola itu berhasil mendarat di tangannya.
"Ahahaha, lagi, Kak," tawa gadis itu kala dirinya berhasil mendapatkan bola tersebut.
"Ya udah, sini lempar," ucap lelaki itu sambil dengan tangan mengisyaratkan agar gadis itu melempar bola kepadanya.
Dia Dirgantara, kakak laki-laki dari seorang anak perempuan yang bernama Alatha. Sekarang, ia tengah menempuh pendidikan S1-nya.
Dari parasnya, ia terbilang tampan. Dirga memiliki mata coklat terang dengan kulit yang putih. Saking putihnya, kulitnya langsung memerah ketika dicubit.
Ia memiliki senyuman yang manis dengan lesung pipi menghiasi pipi sebelah kanannya. Giginya yang berderet rapi dan bibir yang berwarna merah muda, mampu membuat orang yang melihatnya terpana. Lelaki itu sudah cukup mempesona di kalangan teman-temannya, apalagi di kalangan wanita.
Badan yang tinggi dan tegap, membuat dirinya abangable atau daddyable. Karena itulah Alatha suka bermanja-manja. Kadang bersender di punggung Dirga, kadang juga tidur dengan posisi kepala berada di pangkuan Dirga.
Dirga tak masalah dengan kemanjaan adiknya. Ia malah senang, karena Alatha adalah adik kesayangannya. Jarak umur Dirga dan Alatha terbilang cukup jauh, hampir terpaut 10 tahun.
Dirga merupakan putra sulung dan Alatha merupakan putri bungsu. Dan ini merupakan salah satu alasan Dirga menyayangi Alatha, karena adiknya adalah seorang perempuan.
Dilihat dari sedikit deskripsi tentang dirinya, Dirga memang terlihat sempurna. Seperti tak ada celah sedikit pun di dirinya. Namun siapa sangka bahwa ia mempunyai kebiasaan buruk?
Kebiasaan buruk Dirga adalah tidak sabaran dan gampang bosan. Ia suka mageran kalau disuruh dan lebih memilih bersantai dengan handphone berada di tangannya.
Tapi jika Alatha mengajak Dirga untuk melakukan hal yang membutuhkan badan yang bergerak, kapan pun pasti ia siap. Karena menurutnya, hal-hal yang Alatha minta itu selalu sederhana. Bermain bola misalnya. Maka dari itu, Dirga tak mempunyai alasan untuk menolak permintaan adik kesayangannya.
"Ini tangkap, Kak!!" Alatha melempar bola itu ke arah Dirga.
Dengan cepat Dirga menangkap bola itu dengan lihai. Dirga juga memiliki hobi bermain bola kaki. Biasanya, ia selalu menempatkan diri sebagai keeper, karena ia memiliki kemampuan untuk menangkap suatu benda dengan cekatan.
Setiap pertandingan antar sekolah atau antar kota, Dirga selalu ikut. Karena kemampuan itu, tak dipungkiri lagi bahwa team-nya selalu mengantongi piala kejuaraan. Dan itu berkat Dirga yang mampu menjaga gawangnya dengan ciamik.
"Hahaha, kuat juga lemparan kamu, ya." Dirga terkekeh sambil menepuk-nepuk bola kaki itu. "Bisalah nanti gantiin abang main bola," lanjut Dirga.
"Ah, gak mau," ucap Alatha.
"Lho, kenapa?" tanya Dirga yang bingung dengan ucapan adiknya.
"Al enggak pintar nendang bola," jawab Alatha.
Dirga menahan tertawa karenanya, namun ia tak mengeluarkan itu. Ia tak ingin menertawakan adiknya, yang ada nanti adiknya semakin down.
Dirga melangkah dan mendekati Alatha. Badannya mulai berjongkok menyejajarkan dengan Alatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencari Cahaya
Teen FictionAlatha, seorang gadis lusuh yang tidak mendapatkan keadilan dari orang tuanya. Tak hanya itu, ia juga dibenci oleh teman-temannya karena suatu hal yang pernah terjadi di masa lampau. "Kenapa gue begini!?" Keluhan selalu keluar dari mulutnya...