31: Alatha Diculik!

7 2 0
                                    

    Galang membulatkan kedua bola matanya. Chat Alatha yang terakhir itu membuat dirinya tersentak. Apa yang sebenarnya terjadi? Ada apa dengan Alatha? Jantung Galang seketika berdegup kencang karenanya.

    Setelah chat itu, tanda online di bawah nama kontak Alatha telah berubah kembali menjadi waktu Alatha terakhir kali online. Firasat Galang mulai membuat naskahnya.

    Ia berfirasat bahwa Alatha sekarang sedang tidak baik-baik saja. Alatha pasti dalam sebuah masalah. Galang yakin bahwa firasatnya ini tak meleset.

    Lama sudah Galang tak membalas chat perempuan tersebut. Ia tertegun sejenak sambil memikirkan apa yang terjadi dengan sang cinta. Tiba-tiba saja semuanya buyar dari pikirannya. Semua kesenangan tadi malah berganti dengan ketegangan dan ketakutan sekarang.

    Galang menggelengkan kepalanya, berusaha sadar dari lamunannya. Ia harus mengetahui keadaan Alatha sekarang.

    'Al!'

    'Al! Lo kenapa?'

    Galang mulai mengirimi Alatha pesan, namun tak ada balasan dari Alatha. Ia benar-benar khawatir kalau Alatha kenapa-napa disana.

    Galang menekan tombol telepon di WhatsApp-nya berulang kali, namun hasilnya nihil, tak ada juga jawaban dari Alatha. Ini membuat Galang semakin takut.

    "Argh!! Ada yang enggak beres ini," ucap Galang sambil melempar handphone-nya ke kasur.

    Galang mengacak-acak rambutnya kesal. Ia bingung harus melakukan apa. Jika ke rumahnya pun, Galang tak mengetahui dimana pasti letaknya. Waktu itu, Galang hanya mengantarkan Alatha hanya sampai di depan gang saja.

    Ia terdiam sejenak, mencoba berpikir jernih sekarang. Ia ingin menolong Alatha, tapi mulai darimana? Seketika sebuah ide muncul di kepalanya.

    Tangannya kembali mengambil handphone itu dan langsung menge-chat di grup Acquilla. Mumpung mereka semua sedang nimbrung.

    'Guys, tolongin gue!' ketik Galang tiba-tiba.

    'Lo kenapa woy?' tanya Leon.

    'Ha? Kenapa lagi lo?' sahut Zio.

    'Alatha diculik!!'

    'Ha?! Jangan bercanda lo, Lang,' ketik Marley.

    'Ngapain gue bercanda? Tadi dia nge-chat, katanya ada orang asing di rumahnya. Terus dia minta tolong ke gue. Gue chat-chat lagi, enggak dibalas sama dia,' jelas Galang di sana.

    'Bentar, gue kirim screenshot chat-nya.' Galang langsung menangkap layar percakapan terakhir dia dengan Alatha dan langsung mengirimnya ke grup Acquilla.

    Semua telah melihat bukti screenshot itu dan mereka semua yakin kalau itu memang benar. Tidak mungkin seorang Alatha berani berbohong.

    'Wah, udah enggak beres, tuh,' ketik Marley.

    'Ayo gerak cepat. Gue langsung otw ke rumah lo, Lang,' sahut Ferran.

    'Gue juga,' sahut Leon dan Marley bersamaan.

    'Iya, gue juga, Lang.' Zio yang menanggapi paling terakhir.

    'Oke, secepatnya gue tunggu,' tulis Galang. Chat-nya tak mendapat balasan dari anak geng Acquilla. Mereka pasti sedang bersiap-siap menujur rumah Galang.

    Galang menutup ponselnya dan langsung mengambil jaket serta helmnya. Tak lupa, ia membawa kunci motornya juga.

    Setelah dirasa siap, Galang langsung turun ke lantai bawah. Langkahnya dengan cepat menuruni tangga, hendak ke pintu utama rumahnya.

Mencari CahayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang