Javas menghela napas. "Lalu aku harus bagaimana?"
"Pertahankan ras naga. Jika ras naga berantakan, nyawa ratusan juta umat manusia juga akan terancam."
"Oke." Javas beranjak dari ranjang. "Aku akan pergi memperjuangkan rasku, ras nagaku. Tapi kumohon kamu bertahanlah sampai aku kembali menyelesaikan semua ini, ya?"
Regina mengangguk. "Bukankah kamu sudah memberiku sedikit kekuatan barusan? Kurasa aku bisa kembali makan dengan kedua tanganku."
"Kamu harus bertahan."
"Pasti aku bertahan."
Javas mencium kening Regina dengan kasih. "Jika kamu kutinggal sendiri di sini, tidak ada yang mengurusmu. Ayo kita pergi ke istana kekaisaran."
Mempercayai segala hal dari Javas, Regina mengangguk. "Aku akan menuruti segala hal yang menurutmu baik."
"Aku yakin itu keputusan paling baik, Sayang. Dari jaman terdulu, Kekaisaran tidak akan berani melawanku."
Arogannya, Tetapi itu lucu, jadi Regina tersenyum dan menjawab. "Oke."
Hari itu Javas membawa Regina ke Istana, meminta agar Kekaisaran menjaganya selama Javas pergi mempertahankan ras naga.
Brak!
Pintu aula utama Istana terbuka tiba-tiba. Kaisar yang duduk di singgasana terkejut, kedatangan Javas, naga hitam yang amat mereka takuti itu muncul di depan mereka.
"Hei." Javas mendekat dengan Regina di pelukannya. "Jaga istriku untuk sementara waktu. Jangan sampai dia terluka, mengerti?"
Kaisar lekas-lekas melepaskan diri dari keterkejutannya, ia mengangguk berkali-kali. "Baik, baiklah! Saya akan menjaganya, sebuah kehormatan bagi saya untuk menjaga istri sang naga hitam agung!"
Kaisar segera menyiapkan kamar terbaik yang ia punya di Istana. Kamar super besar, dengan interior yang tak main-main. Javas segera merebahkan tubuh Regina di atas ranjang empuk itu.
"Sayang, bertahanlah di sini."
Regina mengangguk. "Kamu harus bisa mempertahankan rasmu."
Di balik pintu, Kaisar melangkah mendekat dengan beberapa pelayan di belakangnya. Banyak makanan mewah, bersiap menjamu ras legenda yang katanya abadi melindungi Kekaisaran.
"Sejujurnya aku tidak tahu harus bagaimana untuk mengurus mereka. Jika perang naga terjadi, dunia ini akan hancur."
Kaisar terkejut, suara terdengar dari dalam kamar. Naga hitam agung itu berbicara dengan istrinya tentang perang.
"Aku akan kembali cukup lama ...." Javas menghela napas. "Kamu bertahanlah, tunggu aku."
"Iya, kamu harus kembali."
Hah, ternyata ras naga legenda sedang diambang kehancuran, ya? Apa katanya, naga hitam itu tidak akan kembali dalam waktu yang lama?
"Haha, jadi aku harus tunduk pada putri bangsawan hancur itu? Seorang Kaisar sepertiku!"
Kaisar pikir, tunduk pada gadis istri naga hitam itu hal yang memalukan. Lagipula, naga hitam tidak kembali dalam waktu lama.
Di sisi lain, Javas dan Regina sekali lagi saling berpamitan, kali ini mereka berpisah dengan hati yang sama-sama lega. Entahlah, mungkin karena keteledoran Javas, atau karena kekuatannya habis sebba memberi banyak obat kekuatan untuk Regina, tapi Javas tak menyadari ada manusia nakal yang menguping sampai akhirnya naga itu pergi.
Tidak seperti yang diharapkan, Kaisar tidak mengurus Regina dengan baik. Tidak ada pelayan datang, atau bahkan tidak aada makanan.
Kepergian Javas mempertahankan rasnya bukan berarti hal itu berakhir baik. Regina menunggu dalam sepi di kamar besar, sendirian, berharap Javas segera kembali dengan kemenangan. Walau Javas sudah memberinya sedikit kekuatan, penyakit itu rupanya lebih ganas. Kedua kaki Regina terasa lumpuh, tak bisa beranjak dari ranjang.
Sulit bagi Regina untuk makan, bahkan matanya susah terasa dibuka. Badannya sakit, berat, seperti ditimpa bintang raksasa. Entah sudah hari ke berapa, gadis itu tak bisa menghitung pastinya.
"Apa aku ... bisa bertahan?"
Sudahkah sebulan berlalu? Atau apakah satu tahun berlalu?
Ini keajaiban. Regina bertahan dengan sesuap makanan yang jarang masuk ke perutnya. Haruskah Regina bilang, karena kekuatan Javas atau memang takdir yang masih memberi belas kasihan?
Regina menangis dalam posisi telentangnya. "Javas ... Aku ingin tidur."
Regina rindu langit. Regina rindu cara dunia berinteraksi satu sama lain. Regina rindu bintang, rindu malam, rindu indahnya kelam. Kamarnya tidak membiarkan sedikitpun cahaya menyelip masuk. Hanya ada kegelapan, tak kuasa Regina menyalakan lampu ketika sudah petang.
Entah harus sampai kapan ia harus bertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGINA: Don't Want to Die
Fantasy[UPDATE 2 BAB SETIAP HARI] Regina pemilik rambut perak terkutuk dan harus hidup sebagai persembahan sang naga hitam, Javas. Belasan tahun ia dibesarkan dalam penjara, akhirnya Regina akan dibawa pada sang naga. Javas tersenyum merentangkan kedua le...