32. Ayo Berangkat

119 18 0
                                    

Ketika Regina bangun, semuanya terasa begitu baik. Entah bagaimana bisa tapi kekuatan Javas sudah kembali seutuhnya. Sangat aneh, tapi kepercayaan Regina sudah tak perlu lagi dipertanyakan. Dengan kekuatan itu, Regina bisa bertahan lebih nyaman melawan penyakitnya. Gadis itu pun tak berniat tanya tentang bagaimana Javas menyelesaikan segala masalah yang kemarin masih amat runyam. Karena Regina mempercayai Javas.

Berkat kekuatan yang sudah kembali, mudah untuk melindungi Kekaisaran tanpa kehadiran naga itu sendiri. Jadi Javas tak lagi cemas mengkhawatirkan keamanan Kekaisaran. Mereka bisa menghampiri benua lain dengan aman.

"Lalu perang naganya?"

Javas mengangkat kedua pundaknya santai, "Tenang saja, sayang."

Regina mengangguk. Walau ada yang sedikit mengganjal tentang bagaimana semua ini berjalan begitu lancar, tapi ia tak mengungkapnya. Satu kalimat penenang yang Regina pegang, bahwa ia mempercayai Javas.

"Ayo pergi sekarang."

Javas mengubah dirinya ke bentuk naga yang bahkan lebih besar dari Mansion raksasa. Tiap hembusan napasnya berhasil mengguncang pepohan, dengan sisik hitam legam, lalu ujung kaki yang tajam, Javas tampak sangat menyeramkan.

Tetapi Regina tak takut dengan penampilan Javas yang satu ini, gadis itu suka. "Aku naik ke punggungmu?"

"Ya." jawab Javas singkat dengan suaranya yang berat.

Menaiki punggung naga tanpa kesulitan, karena Javas rela membungkuk menyentuh tanah demi memudahkan Regina menaiki dirinya. Setelah memastikan Regina duduk dengan aman, sayap raksasa itu mulai mengepak. Melambung tinggi hingga Mansion yang Regina tinggali tampak kecil.

Javas membawa Regina terbang melewati ibu kota, pria itu tahu jika Regina sangat menyukai keramaian dan interaksi. Usai puas dengan ibu kota, Javas terbang lebih tinggi. Menembus awan dan lebih dekat dengan matahari.

Terangnya.

Regina tersenyum lebar. Oh, Javas, ini menyenangkan.

Segerombolan burung yang biasanya terbang di sekitar sini tak nampak. Sepertinya burung itu sengaja menghindari Javas yang sedang melintas. Begitu cepat pula Javas mengepak sayapnya, walau begitu Regina tak merasa dihempas angin kencang. Pasti Javas yang mengurusnya.

Tak butuh waktu lama, setelah melintasi laut yang amat luas, akhirnya Javas dan Regina sampai di sebuah benua baru. Benua yang melahirkan banyak tabib terbaik, dengan sumber daya alamnya begitu baik untuk kesehatan.

Benua timur, Kekaisaran Francesca.

Kekaisaran merdeka yang dipimpin seorang wanita, melahirkan banyak tabib berbakat dan jadi yang pertama dalam ekspor obat-obatan ke benua lainnya.

"Indahnya!" Regina berujar semangat.

Tak banyak perbedaan gaya hidup dengan Kekaisaran asal Regina, Tarandea. Jadi Regina tak terlalu terkejut dengan gaya hidup di sini.

Javas berhenti di balik gunung tinggi. Setelah Regina turun aman barulah ia merubah wujudnya menjadi manusia lagi.

Regina kebingungan. "Kenapa berhenti di sini?"

"Ada seseorang yang ingin aku temui." jawab Javas.

Dari kejauhan datanglah naga besar lainnya, kali ini naga putih yang begitu anggun. Saat naga putih itu berubah jadi manusia, Regina terkejut dengan kecantikannya. Ternyata naga itu seorang wanita!

Wanita itu begitu tinggi dengan rambut panjangnya berwarna putih dan emas. Pakaian yang meilitnya tampak begitu mahal dengan permata dan berlian bertengger kuat di berbagai sisi. Sangat berbeda penampilan dengan Javas yang hanya melilitkan pakaian kain di tubuhnya.

"Hai, Javas." sapa wanita itu dengan suara yang begitu anggun.

Javas mengangguk. "Lama tak bertemu, Cesca."

Wanita bernama Cesca itu melirik Regina yang saat ini memiliki penampilan begitu berantakan, apalagi rambutnya pendek tak rapi.

Regina malu.

REGINA: Don't Want to DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang