Mingrui membuka pintu ruang persidangan dan duduk di kursi belakang. Ia menatap Theol yang kini sedang menunduk dalam, sebenarnya ia merasa kasihan dengan anak itu, ini bukanlah sepenuhnya salahnya. Namun, karena kebodohannya yang bersekongkol untuk menutupi kejahatan Jihan ia jadi terseret sampai sejauh ini.
"Kalau begitu kenapa anda menghilang setelah kecelakaan jaksa Yu?"
Theol menghela nafas, posisinya yang berada di bagian kanan ruangan itu membuatnya dapat melihat Mingrui yang saat ini berada disana. Theol tersenyum pada Mingrui. "Saya tidak menghilang, saat itu terdakwa menyembunyikan saya di gudang dan memberikan alamat gudang itu pada teman-teman jaksa Yu agar mereka bisa menemukan saya, sebenarnya selama ini mereka seolah berjalan sesuai keinginan terdakwa. Bahkan tertangkapnya wakil kepala Oh pun adalah rencana terdakwa yang sulit terwujud, oleh sebab itu terdakwa memanfaatkan situasi saat itu untuk menangkapnya."
"Jadi, setelah bertahun-tahun anda tidak mengaku kenapa sekarang anda akhirnya mengaku?"
"Karena saya ingin mendapatkan kembali kepercayaan mereka. Saya ingin mereka memaafkan saya, saya ingin mereka menganggap saya teman untuk kedua kalinya. Anda tau yang mulia? Hidup seorang diri selama bertahun-tahun sangat menyakitkan..."
Suasana persidangan mulai terasa hening."Dengan semua kesaksian dan bukti yang di berikan tertuju pada terdakwa, terdakwa Yoo Jihan, di jatuhi hukuman maksimal seumur hidup penjara. Kami tidak akan menerima tebusan atau apapun yang kalian gunakan baik untuk pembebasan atau meringankan hukuman. Dan, tuan Jung Theol. Anda kami jatuhi hukuman tiga tahun penjara atas partisipasi anda sebagai kaki tangan dalam kasus ini, dan karena pelanggaran kode etik yang telah anda lakukan, kita akan bertemu kembali di sidang pekan depan. Kami mengurangi hukuman anda sebagai penghargaan atas keberanian anda dalam berkata jujur. Persidangan ditutup!"
Setelah patu di ketuk, semua orang bangkit dari posisinya termasuk Mingrui, ia berjalan menuju pintu dimana Theol akan keluar bersama dengan seorang petugas. Mingrui menghadang Theol saat ia hendak melintasi jalan itu. "Makasih karena lo udah jujur,"
Theol tersenyum mendengar ucapan Mingrui. "Jadi lo maafin gue?"
"Belum. Tapi, gue bisa kasih lo satu kesempatan. Janji sama gue setelah bebas lo akan jadi jaksa yang sesungguhnya."
"Gue janji."
***
"Jadi, setelah bertahun-tahun anda tidak mengaku kenapa sekarang anda akhirnya mengaku?"
"Karena saya ingin mendapatkan kembali kepercayaan mereka. Saya ingin mereka memaafkan saya, saya ingin mereka menganggap saya teman untuk kedua kalinya. Anda tau yang mulia? Hidup seorang diri selama bertahun-tahun sangat menyakitkan..."
"Theol..."
"Anne!" seru Junkyu dan Ji-eun berlari menghampiri Anne.
Ji-eun membeku saat melihat mata yang semula selalu tertutup itu kini terbuka meski terlihat sayu. "Lo udah sadar...?"
Anne menoleh. "Theol..?" lirih Anne.
Junkyu menatap Anne sendu. "Dia... kaki tangan Jihan," ujar Junkyu membuat Anne menatap televisi dengan tatapan kosong.
"Dengan semua kesaksian dan bukti yang di berikan, terdakwa Yoo Jihan, di jatuhi hukuman maksimal seumur hidup penjara. Kami tidak akan menerima tebusan atau apapun yang kalian gunakan baik untuk pembebasan atau meringankan hukuman. Dan, tuan Jung Theol. Anda kami jatuhi hukuman tiga tahun penjara atas partisipasi anda sebagai kaki tangan dalam kasus ini, dan karena pelanggaran kode etik yang telah anda lakukan, kita akan bertemu kembali di sidang pekan depan. Kami mengurangi hukuman anda sebagai penghargaan atas keberanian anda dalam berkata jujur. Persidangan ditutup!"
Tanpa sadar sudut mata Anne meneteskan air mata. "Apa yang sebenernya terjadi? Kenapa semuanya jadi begini? Berapa lama gue koma?" tanya Anne dengan nafas tersengal membuat masker oksigen yang ia kenakan berembun.
"Hampir tiga bulan."
Anne menutup mata membiarkan butiran air matanya membuatsuangai kecil di pipinya. "Kekacauan apa yang terjadi selama itu? Apa yang udah Theol lakuin sebenernya?"
Ji-eun memeriksa Anne dan langsung memberikan sedikit suntikan obat penenang pada cairan infus Anne agar wanita itu bisa tenang. "Octa!" Tiba-tiba Mingrui datang dan langsung memeluk Anne.
Anne diam merasakan tubuh Mingrui yang gemetar dan isak tangis kecil yang terdengar. "Lo tenang aja, Theol bukan pengkhianat..."
Mendadak tangis Anne pecah. Mungkinkah ini yang membuatnya merasa sesak di dadanya? Apakah ia terlalu takut menerima sebuah pengkhianatan? Entah bagaimana, mendengar kabar Theol bukan seorang pengkhianat telah berhasil membuatnya mengeluarkan semua yang mengganjar di hatinya. "Gue tau, gue percaya Theol gak mungkin kecewain gue..."
"Tadi jantung lo sempet berhenti tau Anne!" seru Junkyu menggenggam tangan Anne.
Ji-eun mengangguk. "Tapi kayaknya sekarang lo udah baik-baik aja, gue harap lo sehat terus ya biar gak usah nginep disini lagi, gue capek setiap hari berhadapan sama reporter yang nyari kabar tentang adek Zeyu yang ganteng ini," gurau Ji-eun berusaha menghibur Anne. "Tapi lo masih harus ada satu tes lagi buat cek keadaan lo secara menyeluruh, nanti gue atur waktunya, sekarang istirahat ya."
"Ji-eun, makasih..."
Ji-eun menggeleng. "Gue yang berterimakasih sama lo karena lo udah mau berjuang sampai lo sadar Anne, gak semua orang sekuat lo." Ji-eun keluar ruangan tersebut dengan tangannya yang menyeret tangan Junkyu. "Lo jangan jadi perusak suasana!"
"Kagak usah di tarik juga kali!"
"Diem lo!"
Mingrui mengusap lembut kepala Anne. "Karena lo baru sadar lo pasti belum ngeliat ini ya, ini kado spesial dari bang Zeyu dama Lia, di hari ulang tahun lo empat hari lalu." ucap Mingrui menyodorkan bingkai yang terletak di atas nakas.
Anne mengambil bingkai tersebut, tak lama senyum tipis dengan matanya yang berembun mulai terlihat. "Mereka udah nikah?"
Mingrui mengangguk. "Tepat di hari ulang tahun lo. Ya... meski waktu itu ada banyak banget drama dimulai dari lo yang koma sampai gue sama bang Junkyu yang meninggal-"
"Meninggal maksud lo? Lo 'kan ada di depan gue, atau jangan-jangan lo hantu ya?"
"Santai brooo! Itu cuman rencana buat ngecoh Jihan kok,"
"Lagian sembrono banget sih lo ngomongnya." omel Anne.
Mingrui menggenggam tangan Anne, mengusap dan mencium tangan lembut gadis itu. "Annelise Octavia Yu, udah berbulan-bulan gue gak bisa liat lo secara langsung begitupun dengan lo, tapi... gue harap semua kejadian ini gak merubah hati lo. Jadi, cantik, lo masih mau 'kan jadi istri dari seorang pria bernama Gou Mingrui ini?"
Anne tersenyum tipis. "Adakah sikap gue yang menunjukkan kalau gue berubah?"
"Octa, janji jangan tinggalin gue lagi..." Mingrui menangkup pipi Anne.
Anne mengangguk mengerti. "Gue janji,"
╭──────༺♡༻──────╮
𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑎𝑑𝑖𝑙𝑎𝑛, 𝑘𝑒𝑎𝑑𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎." - 𝐹𝑟𝑎𝑛𝑐𝑖𝑠 𝐵𝑎𝑐𝑜𝑛
╰──────༺♡༻──────╯-𝑇𝑜 𝑏𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑖𝑛𝑢𝑒
-04 𝐽𝑢𝑛𝑖 2024
-𝑇ℎ𝑎𝑛𝑘𝑠 𝑓𝑜𝑟 𝑤𝑎𝑡𝑐ℎ𝑖𝑛𝑔-

KAMU SEDANG MEMBACA
𝑮𝒖𝒂𝒓𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒐𝒇 𝒋𝒖𝒔𝒕𝒊𝒄𝒆
Fanfic"Aku berjanji, akan ku kejar keadilan itu meski nyawa ini harus terancam." -Gou Mingrui 'Revisi' 𝑺𝒕𝒂𝒓𝒕: 𝟐𝟔-𝟎𝟑-𝟐𝟎𝟐𝟒 𝑬𝒏𝒅:𝟐𝟖-𝟎𝟔-𝟐𝟎𝟐𝟒