[COMPLETED]
Kata orang cinta pertama itu akan berkesan di kehidupan kita, minimal kita merasakannya satu kali dalam hidup kita.
Kata orang cinta pertama itu ketika kita suka dengan seseorang untuk pertama kalinya dengan perasaan yang menggebu-gebu.
...
Hati ini hampir menyerah untuk mencintaimu, tapi kamu datang dan menarik perasaan ini untuk kembali berjuang. •••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah obrolan Fahri dengan Ferdi selesai, Dea langsung melangkah dengan cepat menuju kelasnya. Kedua tangannya saling menggenggam erat, melampiaskan seluruh emosinya di sana.
Dea mengabaikan beberapa orang yang menyapanya di koridor sekolah. Kedua matanya menatap tajam ke depan, seolah tatapan mata itu bisa membuat Feby jera.
"FEBY!!"
Seluruh isi kelas tersentak kaget saat Dea datang dengan berteriak. Sedangkan Dea langsung melangkah dengan cepat ke arah Feby yang terdiam dengan wajah bingung.
"SIALAN LO!!"
Dea langsung menjambak rambut Feby dengan keras dan melampiaskan semua emosinya kepada perempuan itu. Ia tidak peduli pada Feby yang terus merintih kesakitan karena jambakannya.
"Aduh sakit Dea!!"
"Dea berhenti gak!!" teriak Nanda yang membantu memisahkan ia dan Feby.
"Dea sakit!!"
"Rasain lo!!"
Tina dan Mely yang melihat Dea yang marah langsung memisahkan temannya itu. Mereka membantu Dea untuk menjauh dari Feby yang terlihat berantakan.
"Dea udah ya Dea."
"Dea lepas."
Alfan yang bertugas sebagai ketua kelas langsung memisahkan keduanya yang bertengkar. Dibantu ketiga temannya walaupun terlihat kesulitan.
"Heh udah woy!! Diem dulu jangan Jambak-jambakan!!"
"Udah jangan berantem!!"
"Gue laporin guru yaa!!"
"ANJING INI RAMBUT GUE!! JANGAN DIJAMBAK!!"
"Dea!! Feby!! Udah!!"
Keadaan kelas tampak berantakan saat ini. Beberapa siswa yang tidak terlibat berdiri di setiap sudut kelas. Berharap mereka tidak terkena imbas kemarahan Dea saat ini.
"Dea udah!!"
"Dea!!"
"Feby udah Feb!!"
"Lepasin Feb!!"
"DEA!! FEBY!! BERHENTI!!"
Semuanya terdiam karena teriakan Alfan yang terdengar. Mely dan Tina langsung menarik Dea agar menjauh dari Feby. Begitupun dengan Nanda dan Lia yang menjauhkan Feby dari jangkauan Dea.
Alfan menghembuskan napasnya lelah, lalu menatap tajam Dea dan Feby bergantian, "udah cukup, jangan Jambak-jambakan lagi," ucapnya.
"Dia duluan!!" kesal Feby seraya menunjuk Dea dengan jari telunjuknya.